Kamu adalah bagian dariku yang hilang.
Bahkan akupun tidak pernah menyadari, sejak kapan kamu menjadi bagian dariku. Yang aku tau, aku sangat membencimu. Sehingga tanpa sadar kebencian itu telah berubah menjadi sesuatu yang tidak bisa aku jelaskan secara gamblang padamu.
Lucu bukan? Kita ditakdirkan untuk saling membenci.
Ah, Bukan. Aku ditakdirkan untuk membencimu, seharusnya aku memang membencimu. Tetapi disini, aku malah menjadi pria menyedihkan yang terpenjara oleh perasaan yang dibuat oleh dirinya sendiri.
Ini sepenuhnya salahmu,
Mengapa saat aku memintamu untuk menjauh, kau malah berbalik dan memelukku dengan kehangatan itu? Tidak tau kah kau, betapa sulitnya aku membangun dinding-dinding itu? Dinding-dinding yang membatasi kita, yang selalu menjagaku darimu. Dari kehangatanmu.
Aku selalu berusaha membuatmu menangis, agar kau menyadari bahwa aku patut untuk kau benci. Tapi mengapa senyuman yang kau berikan padaku?
Aku benci, aku benci padamu. Aku benci pada senyumanmu, aku benci pada tingkah lakumu yang selalu mengganggu, aku benci segalanya tentangmu.
Tetapi aku juga mencintainya disaat yang hampir bersamaan.
Dan sekarang, apakah aku egois?
Apabila aku mengaharapkanmu untuk kembali?
Runtuhkanlah dinding ku sekali lagi, dan aku berjanji tidak akan pernah membangunnya kembali. Kali ini aku berjanji akan menyambutmu dalam pelukanku.
Aku mohon, Jangan pergi..
KAMU SEDANG MEMBACA
가지마 (Don't Leave)
FanfictionSaat ini dan seterusnya, aku sangat bersyukur kepada Tuhan Aku diciptakan sebagai manusia, yang mudah lupa. Karena aku sungguh sangat ingin lupa, bahwa dahulu aku pernah memintamu. Andai, melupakan semudah itu.