Melupakan adalah taraf paling menyedihkan dalam setiap proses perpindahan. Bukan hanya soal hati, tapi segalanya. Setiap orang yang pindah rumah, pasti membutuhkan waktu untuk melupakan kenangan yang tersimpan pada rumah lamanya. Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa kita tidak akan pernah bisa kembali.
*********
Sejak pagi hujan terus mengguyur kota Seoul seakan tidak ada ampun, membuat seluruh penduduk kota ini malas untuk pergi mengerjakan rutinitasnya. Dalam diam aku mensyukuri pekerjaanku yang tidak menuntutku untuk selalu pergi keluar rumah, sehingga aku bisa berdiam diri dan menikmati suasana lewat jendela apartemen ku ini ditemani dengan secangkir cokelat panas.
Aku adalah tipikal pria pendiam dan penyendiri, tetapi bukan berarti aku tidak memiliki teman. Aku memiliki 6 orang sahabat yang sangat dekat denganku. Hanya saja, aku lebih suka sendirian. Aku bisa menemukan ketenangan dibalik sebuah kesendirian.
Aku sangat mencintai hujan, aku suka menghirup aroma khasnya. Tetapi hujan kali ini mengingatkanku pada seseorang, seorang gadis yang tidak menyukai hujan, seorang gadis yang dulu selalu hadir dalam setiap detik di hidupku. Sesekali aku menatap layar handphone untuk melihat apakah sang gadis masih ingin menyapaku, tetapi gadis itu memang selalu menepati perkataannya. Ia benar-benar tidak pernah menggangguku lagi sejak kejadian 1 tahun lalu itu.
Aku.. Aku merindukannya
Klise sekali bukan? Aku yang memintanya untuk pergi, tetapi sekarang hati kecilku meraung memintanya untuk kembali. Menyedihkan memang, satu tahun terakhir ini aku habiskan untuk meratapi kepergiannya. Seringkali aku berfikir untuk menghubunginya dan memintanya untuk kembali. Tetapi aku tahu, aku tidak bisa melakukan hal itu.
Aku merindukannya, segala tentang dirinya. Terutama caranya menatap dan tersenyum kepadaku. Ah, persetan dengan masa lalu. Aku akan menghubunginya sekarang. Aku akan memintanya untuk kembali.
*********
Aku tersenyum puas, melihat senja yang tersaji dihadapanku kali ini. Aku memesan senja ini khusus untuknya, untuk menyambutnya kembali dan jatuh ke pelukanku sekali lagi. Tidak butuh waktu lama untuk menunggu, gadis itu datang dan langsung menghampiriku. Aku menikmati wajahnya dari kejauhan yang terlihat sedang tersenyum itu.
Kali ini kita akan memulai segalanya dari awal, Kim Ana
"Bagaimana kabarmu Yoon? Sudah setahun ya" Katanya sembari duduk disampingku, menatapku sesekali sambil memainkan pasir dengan tangannya yang mungil
"Aku, baik. Kau?"
"Hari ini aku merasa luar biasa"
"Ada yang ingin aku katakan kepadamu, Kim Ana" Aku meremas ujung bajuku sendiri karena aku merasa sangat gugup. Sebagian hatiku merasa bahwa ia pasti akan menerimaku, 6 tahun mengejar cintaku bukan waktu yang sebentar untuk dilupakan, bukan begitu?
"Aku juga, Yoon" Jawabnya sambil tersenyum kepadaku. Oh, hanya Tuhan yang tau betapa aku sangat mencintai gadis didepanku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
가지마 (Don't Leave)
Fiksi PenggemarSaat ini dan seterusnya, aku sangat bersyukur kepada Tuhan Aku diciptakan sebagai manusia, yang mudah lupa. Karena aku sungguh sangat ingin lupa, bahwa dahulu aku pernah memintamu. Andai, melupakan semudah itu.