Honesty

58 6 12
                                    

=Yoongi’s POV=

“Min Yoongi!” Suara lembut yang sangat aku kenali itu mendekat bersamaan dengan sosok anggun kakak perempuanku, Min Seulji.

“Apakabar adik kecilku ini?” Tanya-nya sembari mengusak rambut ku pelan “Aku baik, Noona.” Balasku sambil membawakan tasnya lalu keluar dari  apartemen tempatnya tinggal. Aku tahu, ini tempat yang sama dimana Kim Ana tinggal.

Hari ini, kakak perempuanku kembali dari Jerman. Belum jelas apa alasannya, ia hanya bilang bahwa ia ingin pulang dan menemuiku. Aneh sekali, setelah dua tahun lamanya tinggal di Jerman, baru kali ini ia ingin pulang tanpa paksaan dari kedua orang tua ku.

‘Jerman membuatku betah’ itu katanya

“Noona, kenalkan ini Jeon Jungkook. Sahabatku.” Ucapku lalu duduk di kursi depan. Dengan sigap Jungkook langsung membalikan badannya dari kursi pengemudi, lalu berjabat tangan dengan Noona-ku. Ia terliat terlau antusias.

“Hallo, Seulji-Noona. Perkenalkan namaku Jeon Jungkook.”

“Senang berkenalan denganmu Jungkook-ah.” Balas Noonaku, tak lupa memamerkan senyum sejuta pesona miliknya. Sengaja menggoda.

“Baiklah cukup acara berkenalannya, ayo kita pulang. Aku sudah lelah.” Ucapku mengganggu.

Sepanjang perjalanan pulang, Seulji Noona dan Jungkook sibuk mengobrol sedangkan aku hanya terdiam. Tidak mendengarkan sama sekali apa yang sedang mereka bicarakan. Pikiranku sibuk melayang kepada dua hal yang sedang memberatkan hidupku saat ini.

Satu, Kim Ana.

Dua, Osteosarcoma.

Seluruh sahabatku sudah mengetahui penyakit ini kurang lebih sejak tiga bulan yang lalu, sedangkan Noonaku? Aku belum sempat bicara dengannya. Lebih tepatnya, aku takut memberitahunya. Aku tidak ingin menjadi beban untuk siapapun, baik untuk sahabat-sahabatku, atau untuk keluargaku.

Dan Kim Ana?

“Yoongi? Yah! Min Yoongi!” Suara Noonaku memecahkan lamunanku.

“Ada apa Noona? Kenapa berisik sekali sih?” balasku.

“Yoongi-ah, Jungkook bilang kau harus kerumah sakit hari ini. Apa kita langsung saja?" Tiba-tiba intonasi suara Noonaku melembut. Langsung kutatap Jungkook dengan tatapan mematikan, tetapi maknae sialan itu hanya mengendikan bahunya. Tanda ia tidak mau perduli.

“Apa kau tidak lelah Noona? Kau bilang kau ingin sekali melihat dormku? Bagaimana kalau kita ke dorm dulu? Setelahnya, aku bisa ke rumah sakit sendiri.”

“Jungkook bilang, dorm mu sedang sepi. Dan aku yakin apartemenku jauh lebih bagus. Dan tidak, aku akan menemanimu ke rumah sakit. Karena, kapan lagi?” Jawabnya.

Setelah melewati proses panjang, akhirnya kegiatan Check Up ku selesai. Noonaku dan Jungkook terlihat sedang berbincang tentang hal yang serius, dan aku tidak ingin mengganggu.  Akupun memutuskan untuk pergi ke mesin minuman untuk membeli kopi kalengan.

Lalu tiba-tiba saja, aku melihat sosok gadis yang amat familiar dimataku, sedang menemani seorang pria. Kim Ana. Tapi siapakah pria yang sedang merangkulnya itu? Apakah itu tunangannya?

Jiwa penasaranku akhirnya muncul dan aku memutuskan untuk mengikuti mereka dari kejauhan. Dengan sedikit berhati-hati, aku melihat Ana dan tunangannya memasuki sebuah ruang rawat pasca melahirkan.

Hampir saja aku membuka pintu ruang rawat tersebut, tetapi Jungkook memanggilku secara tiba-tiba dan membuatku mengurungkan niatku untuk mengetahui lebih lanjut.

Diperjalanan pulang, Noonaku mengajak kami makan siang. Sudah kucoba untuk mengeluarkan 1001 alasan agar aku bisa segera diantarkan pulang, tetapi bukan Min Seulji namanya kalau menyerah begitu saja.

가지마 (Don't Leave)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang