Ana menatap layar handphonenya dengan tatapan nanar yang segera di sadari oleh Jaewon. Menyadari dirinya diperhatikan, Anapun segera memasukan handphonenya kedalam tasnya lalu menghampiri Gwayoung yang sedang menggendong anaknya dengan sayang.
"Eonni, ingin aku potongkan buah?" Tanyanya yang segera dibalas anggukan oleh Gwayoung.
"Yak Jung Jaewon, kapan kau ingin menikahi kekasihmu ini? Ani-tunanganmu? Bersegeralah sebelum ia direbut oleh pria lain. Gadis cantik sepertinya, tidak mungkin kalau tidak ada yang mendekati."
"Dia sudah punya tunangan, Noona. Ana bukanlah gadis seperti itu, dia tidak akan berpaling dariku."
"Cih, Penyakit narsis mu itu."Jaewon hanya bisa tertawa mendengar cibiran dari sepupunya itu. Disisi lain, Ana yang mendengar semua percakapan itu mulai tertegun. Sungguh saat ini pikirannya sedang tidak jernih. Pesan dari Yoongi membuatnya berpikir tentang hal yang--
---Sudah lah.
****
"Hyungieeee~" Panggil Jimin dengan manja, Yoongi hanya bisa menatap jimin dengan tatapan malas lalu menggumam sebagai jawaban.
"Aku ingin sekali makan ramyeon hari ini, antarkan aku ya?"
Yoongi memutar matanya malas, "Aku sibuk, Jiminnie. Bagaimana kalau lain kali?" Ucap yoongi lagi sambil kembali menatap layar macbooknya.
"Kau tidak seru Hyung. Padahal aku tidak makan seharian ini, agar aku bisa makan ramyeon sepuasnya tanpa khawatir berat badanku akan naik." Ucap Jimin lagi, lalu menghempaskan tubuh kecilnya disofa yang tidak jauh dari Yoongi. "Ah, aku lapar sekali" Lanjutnya sembari mengusap perutnya dan menatap Yoongi dengan tatapan sedih yang dibuat-buat.
"Aish! Baiklah. Tunggu aku sebentar dan jangan kemana-mana!" Ucap Yoongi yang disusul dengan pekikan senang dari Jimin.
"Hyung, aku akan telfon taetae dan Jungkook agar mereka menyusul kita bagaimana? Kita sudah lama tidak makan ramyeon bersama-sama seperti ini. Ah, aku juga akan menghubungi namjoon Hyung, Jin Hyung, dan Hoseokie hyung!" Yoongi yang sedang fokus menyetir hanya menganggukan kepalanya sesekali.
Suasana didalam mobil sepi sekali, Jimin pun berinisiatif untuk menyalakan lagu lalu bersenandung sesekali, mengikuti irama lagu tersebut.
"Jim, boleh kita memutar sebentar?" Tanya Yoongi tiba-tiba.
"Tentu, tapi-- Kita mau kemana hyung?"
"Melewati apartemen Ana. Aku merindukannya."
.
.
.
.
20 menit sudah berlalu, Yoongi dan Jimin hanya terdiam didalam mobil. Jimin hanya memandangi Yoongi yang sibuk memandangi jendela di lantai tiga yang lampunya masih menyala.
"Ternyata gadis itu belum tidur." Ucapnya lirih
"Kau tidak berniat untuk turun, Hyung?"
"Tentu tidak, aku tidak ingin mengganggu jam istirahatnya."
"Lalu apa yang kita lakukan disini?"
"Sudah kubilang bukan? Aku merindukannya."
"Lalu, menatap jendela kamarnya bisa menghilangkan rasa rindumu?"
"Tentu."
"Kau sudah gila."
"Memang."
Jimin yang laparnya mulai menjadi pun berniat untuk mengajak Yoongi untuk segera pergi dari depan gedung tersebut, untuk menuntaskan hasrat laparnya. Tetapi ia mengurungkan niatnya saat melihat Yoongi menatap jendela kamar gadisnya dengan tatapan sendu. Jimin tidak ingin mengganggu, karena ia tahu betapa terbatasnya ruang gerak Yoongi. Yoongi tidak bisa datang begitu saja kedalam kehidupan Ana, setelah satu tahun menghilang begitu saja.
Jimin tahu seberapa besar rasa takut yang dimiliki oleh Yoongi.
Dan Jiminpun tahu seberapa besar rasa sayang yang dimiliki oleh Yoongi, juga seberapa lama waktu yang dimiliki oleh Hyungnya itu.
"Kau menyerah?" Tanya Jimin tiba-tiba. Yoongi menoleh, memberikan tatapan penuh tanya.
"Kau tidak ingin mendekatinya lagi?" Lanjut Jimin. Yoongi mengangguk dan menjawab "Tentu aku mau. Tapi dia tidak."
"Kenapa?"
"Dia tidak membalas pesanku. Dan tadi siang, aku melihatnya dan tunangannya itu di rumah sakit. Aku benci untuk mengakui ini tetapi-- mereka terlihat serasi. Ana terlihat lebih bahagia."
"Kau tahu Jim? melihat gadis yang kau cintai bahagia, itu akan cukup bagimu. Meski bahagianya tidak lagi berada padamu." Ucap Yoongi, Jimin tertegun sesaat lalu mengangguk mengerti.
****
Kim Ana, gadis itu sedang mengintip dibalik jendela apartemennya. Mengenali mobil Accord putih yang sedari tadi terparkir didepan gedung apartemennya sebagai mobil dari seorang Min Yoongi.
'Apa yang dia lakukan disini?'
Gadis itupun bergegas mengganti bajunya juga menyisir rambut panjangnya. Berjaga-jaga apabila pria berkulit pucat itu akan mengunjunginya secara tiba-tiba. Tetapi saat ia mengintip lagi, mobil itu pergi. Gadis itu mendesah lega, tetapi terdapat sedikit sesak yang tersisa di hatinya. Entah karena apa.
Ana mencoba menyalakan Handphonenya yang sedari tadi ia matikan, menghindari pesan dari Yoongi. Dan benar saja, saat dinyalakan terdapat tiga pesan yang masuk sekaligus.
Min Yoongi :
Sore, Ana.
Min Yoongi :
Hallo, Min Ana. Sebentar lagi aku akan merelease album baru ku. Kau ingin albumnya? Aku akan senang hati memberikannya padamu. Kau ingat? Dulu kau akan meminta bahkan mengemis padaku agar aku bisa memberikan albumku padamu secara gratis. Dan aku akan menolaknya habis-habisan bahkan mengataimu miskin. Hehe maafkan aku. Tapi kali ini, aku benar-benar akan memberikannya kepadamu secara gratis.
Min Yoongi :
Kalau kau tidak mau, tidak apa. Kau bisa membelinya sendiri di toko musik nantinya. Tapi, Ana..
Apakah tidak ada sedikit tempat yang tersisa untukku disana? Maksudku, dihatimu?
Ana rasanya ingin menyumpah. Ia ingin menyumpahi pria itu karena akhir-akhir ini selalu mengganggu hari, hati, dan juga pikirannya. Menyumpahi pria itu karena selalu bisa mengambil alih seluruh hidupnya hanya dengan sekali jentikan jari.
Ana tidak bisa membiarkan dirinya terus seperti ini, dikungkung rasa bersalah kepada tunangannya sendiri karena hatinya mulai berbalik arah mengejar masa lalunya. Ia pun tidak bisa terus memikirkan Yoongi. Pria itu adalah masa lalu.
Ana pun berniat untuk menyelesaikan semuanya. Ia ingin menghapus Yoongi dari hidupnya. Ia ingin menghapus semuanya sampai tidak ada sedikitpun yang tersisa.
Pria itu benar. Tidak ada sedikitpun tempat yang tersisa lagi untuknya. Tidak ada lagi.
To : Min Yoongi
Ayo kita bertemu.
------------------------------------------
DONT FORGET TO VOMMENTTTTT!!! SAYANGSAYANGKU SEMUANYA
KAMU SEDANG MEMBACA
가지마 (Don't Leave)
FanficSaat ini dan seterusnya, aku sangat bersyukur kepada Tuhan Aku diciptakan sebagai manusia, yang mudah lupa. Karena aku sungguh sangat ingin lupa, bahwa dahulu aku pernah memintamu. Andai, melupakan semudah itu.