Menyerah

220 21 31
                                    


"Aku tidak akan berhenti mencoba meruntuhkan dindingmu, Min Yoongi. Tidak bisakah kamu berhenti?" Manik mata berwarna hazel itu menatapku dengan tatapan penuh harap

"Apa maksudmu?"

"Biarkan aku menyayangimu"

Aku menatap wajahnya dan tersenyum sarkastik. Oh Tuhan, dimana letak akal sehat gadis ini? Tidak sadarkah bahwa sekuat apapun dia mencoba, aku tidak akan pernah membiarkannya masuk ke kehidupanku?

"Bodoh" tandasku. Lagi-lagi, manik hazel itu menatapku dengan tatapan tidak percaya

"Tidak ada yang bodoh tentang cinta, Min Yoongi"

"Kau bodoh. Cinta yang kau bawa, sama bodohnya dengan dirimu. Harus ku katakan berapa kali sampai kau mengerti? Aku tidak akan pernah mencintaimu. Tidak akan pernah"

Menangis lah, ku mohon. Tolong benci aku.

Gadis itu merundukkan kepalanya sejenak, menghapus genangan air yang terdapat pada mata hazelnya yang kudapati indah dengan sekali usapan, lalu menatapku kembali dan tersenyum.

"Baiklah, kalau itu maumu" jawabnya kemudian. Kali ini, akulah yang menatapnya dengan tatapan tidak percaya. 

Semudah itu? 

*******

6 tahun sudah sejak gadis itu menginterupsi hidupku. Gadis periang yang selalu membawa aura positif disetiap kehadirannya. Aku tidak pernah tau bagaimana awalnya kami bisa saling mengenal. Yang aku tau, gadis itu tidak pernah berhenti  mencoba untuk membuatku jatuh hati kepadanya.

"Min Yoongi-ssi, bolehkah aku duduk disampingmu?" 

"Min Yoongi-ssi, Ayo kita pergi ke kantin bersama!"

"Yoongi-ah, aku rasa aku mulai menyukaimu. Bodoh bukan?"

"Pada awalnya aku kira, perasaanku hanya sebentar padamu. Ternyata tidak, aku benar-benar menyukaimu sejak dulu. Dan kurasa, perasaan suka itu sudah berkembang menjadi cinta. Aku--- aku mencintaimu Min Yoongi"

Aku ingat saat itu. Saat dimana ia menyatakan perasaannya kepadaku untuk pertamakalinya. Udara Seoul yang dingin menggigit, pipinya yang merona kemerahan karena malu, dan senyumnya. Senyum itu, senyum yang tidak pernah berubah sejak 6 tahun lalu.

Perlakuan ku terhadapnya sejak dulu hingga sekarang tidak pernah berubah. Aku selalu berusaha membuatnya merasa rendah, merasa tidak nyaman berada didekatku. Tapi gadis sialan itu, tidak pernah tau bagaimana caranya berhenti.

"Tapi aku tidak pernah mencintaimu"  Jawabku dingin

"Lalu apa arti dari kedekatan kita selama ini?"

Aku tersenyum lalu menggenggam pundaknya dengan kedua tanganku "Kedekatan macam apa yang sedang kamu bicarakan, sayang? Kita tidak pernah dekat. Kamulah yang berusaha terlalu keras untuk mendekatiku. sehingga kamu sendiri tidak sadar bahwa aku sudah menolakmu sejak dulu" 

"Baiklah, biarkan aku mencobanya lagi" Jawabnya sambil tersenyum.

"Terserah kau, aku tidak perduli. Aku sudah memperingatimu, Kim Ana. " Jawabku lagi sambil berlalu

가지마 (Don't Leave)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang