Saat Pertama

926 112 12
                                    

    Saat itu aku sedang duduk sendirian di kantin sekolahku sambil menikmati secangkir es teh yang kupesan 5 menit yang lalu. Ya sendirian.

    Sampai saat ini aku belum memiliki teman dekat seperti teman-temanku yang lain yang sudah punya kelompok masing- masing. Seandainya Rachel, sahabat SMP ku dulu bisa satu SMA lagi denganku mungkin aku tak akan sendirian saat ini.

      Aku orang yang agak tertutup jadi memang sulit sekali bagiku untuk cepat mendapat teman baru dan beradaptasi dengan lingkungan baru di sekolahku.

"Oh Tuhan kenapa dari sekian banyak murid di sekolah ini aku harus melihat kakak osis itu lagi?" kataku menggerutu dalam hati.
Karena tiba-tiba aku melihat kakak osis yang dulu selalu memarahiku saat MOS bahkan seolah-olah setiap detiknya aku membuat kesalahan sehingga dia berhak memarahiku terus.

       Memang seingatku aku pernah terlambat satu kali saat MOS dan itu pun hanya terlambat 2 menit. Tapi dari sekian banyak siswa yang terlambat, hanya aku yang dimarahi habis-habisan olehnya.

      Rambutnya hitam, mata coklatnya sipit, badannya tinggi, dengan bentuk tubuh yang ideal, penampilannya yang selalu rapi, ditambah lagi dia adalah juara umum 1 di sekolah ini yang membuat dia sebagai tokoh yang sangat diidolakan oleh banyak teman-temanku tapi bagiku TIDAK.

"Hai dik udah milih ekstra apa? Ikut ekstra paduan suara yuk."

"Iya dik nyanyi-nyanyi gitu kan enak tuh."

"Ayo dik ikut ekstra kita aja."

     Tiba-tiba sekumpulan kakak  kelas menawariku untuk mengikuti ekstra paduan suara.

      Ya memang setiap tahunnya semua ekstrakurikuler di sekolahku akan mencari generasi penerus mereka di ekstra bersangkutan.

"Hmm tapi maaf kak saya enggak pinter nyanyi terus .... " belum selesai aku melanjutkan perkataanku.

"Gak apa dik nanti kita belajar bareng-bareng kok."

"Yuk ikut ekstra kita aja dik."

"Hmm iya deh kak saya mau ikut."

     Setelah aku pikir-pikir enak juga nih kayaknya ikut ekstra paduan suara. Sebenarnya aku suka nyanyi terus aku juga bisa bermain beberapa alat musik, selain itu karena aku juga belum tau mau memilih ekstra apa.

"Oke dik kita data dulu ya, namanya siapa?"

"Nathalie Anne Caroline kak."

"Nomor teleponnya ?"

"08xxxxxxxxxx kak."

"Oke Nathalie makasi ya. Oh iya ekstra perdananya tanggal 17 di ruang musik lantai 2 jangan lupa dateng ya dik."

"Oke kak"

Lalu kakak-kakak kelask itu pun berlalu meninggalkanku dan mulai menawarkan ke murid-murid baru yang lain.

***

"Huft akhirnya pulang juga." kataku sambil merebahkan badanku dikasur kesayanganku.

      Aku masih bingung kenapa orang-orang bilang masa SMA adalah masa yang indah namun bagiku masa SMA adalah masa yang paling membosankan dan menyedihkan.

     Aku heran kenapa masa SMA ku tak seindah orang lain. Bahkan untuk mencari teman dekat saja sangat sulit bagiku. Karena aku bersekolah di salah satu sekolah favorit ternama dan teman-temanku kebanyakan adalah orang berada dan anak anak pejabat yang hidupnya memang benar-benar serba mewah. Bahkan ke sekolah saja hampir semua dari mereka menggunakan mobil walaupun kebanyakan belum memiliki SIM.

Kamu Yang BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang