Kamu Pergi

668 152 0
                                    

Aku mencoba memainkan kembali pianoku, mengenang semua masa-masa indah yang telah kak Samuel buat dihidupku.

Ya besok kak Sam akan berangkat ke Jerman untuk melanjutkan studynya.
Aku tak tahu aku harus senang atau sedih. Mungkin keduanya.

Aku memainkan instrumen Waltz in E minor, ini adalah instrumen yang dulu sering kumainkan saat aku masih les piano bersama Kak Sam 9 tahun yang lalu.

Kucoba mengingat not-not itu kembali dan ku tekan tuts piano itu satu per satu dan ternyata aku sudah melupakan satu not yang membuat permainan pianoku kali ini tidak sempurna.

Saat aku masih mencoba mencari dan mengingat satu not yang kulupakan itu, kulihat Kak Sam sudah duduk disampingku lalu ia menekan salah satu tuts, ya itulah nada yang kucari sejak tadi. Kak Sam langsung melanjutkan permainan pianoku dengan sangat sempurna.

Kulihat wajahnya, kulihat matanya, kulihat dirinya. Dirinya yang berbeda. Dirinya yang benar-benar sempurna. Semakin aku mencintainya aku semakin mencintai penciptanya pula.
Ya dirinya.

Sosok yang kuharapkan bisa selalu ada disetiap hari-hariku.

"Kak Sam , I hope u can always with me. I can't without you." kataku lalu memeluk Kak Sam dengan sekuat tenagaku berharap dia bisa selalu ada disampingku.

"Nath, kamu bisa Nath kamu harus pura-pura tegar didepan semua temen-temen kamu kalau kamu bisa, kamu kuat. Tapi kamu jangan pernah pura-pura kuat di hadapan Tuhan. Karena disaat kamu menyerah angkat tangan, Tuhan akan segera turun tangan untuk nolong kamu. Kamu bisa Nath." jawab kak Sam lalu mengusap air mataku.

***

"Kak Sam nanti jam berapa ke Bandara? Nathalie ikut ya kak."

"Jam 19.00 Nath. Iya Nath. Kamu gak usah sedih gitu dong." kata Kak Sam sambil mengacak rambutku lalu melanjutkan mengepack barang-barangnya.

Mengapa harus secepat ini? Apa aku masih punya kesempatan untuk bertemu Kak Sam (lagi) ? Atau ini terakhir kalinya aku bisa bertemu dengannya.

Saat perjalanan menuju ke Bandara, aku tak tahu harus bicara apa lagi. Aku hanya ingin Kak Sam terus ada di sampingku.

"Kak Sam gak usah berangkat ya, di Indonesia juga banyak universitas kak. Please." kataku sambil memegang tangannya.

"Nathalie udah dong kamu kok kayak anak kecil. Kakak cuma kuliah di sana dan kakak bakal balik dan ketemu lagi sama kamu Nath."

" I know. Tapi apa masih dengan perasaan yang sama?" kataku sambil menatap mata coklat itu yang kuharap bisa selalu menemaniku.

Kak Sam sempat membisu untuk beberapa detik dan aku tak bisa membendung air mataku yang terus mendesak keluar walaupun aku tak ingin memperlihatkan kesedihanku yang berlebihan ini pada Kak Sam.

"Kakak sayang sama kamu Nath. Udah gak usah nangis." kata Kak Sam sambil menghapus air mataku.

"But people can change in one second. Right?"

"Yeah but trust me Nath." kata Kak Sam sambil tersenyum lalu memalingkan wajahnya dari hadapanku.

Entah mungkin dia sedih atau ah sudahlah aku tak mau memperkirakannya.

Kamu Yang BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang