Terimakasih sudah mengantarku, Kai." Ucapku sambil tersenyum tipis pada Kai.
Sekejap, bulu kudukku berdiri.
Aku yakin jika ada memperhatikanku saat ini.
Aku menggaruk belakang leherku dan terdiam. Ternyata benar, saat ini hampir seluruh orang di depan gerbang sekolah menatap kearahku dan mobil Kazuo.
Aku menarik napas panjang dan membuangnya, berusaha meyakinkan diriku jika hari ini akan berjalan baik-baik saja. Setelah itu, aku melangkah memasuki gerbang sekolah, diiringi dengan tatapan mereka yang melintas dari hadapanku.
Saat di loker dan mengganti sepatuku, tetap saja ada banyak orang yang menatap dan bahkan berbisik kearahku.
Sungguh, aku tak nyaman dibuatnya.
Aku kembali menarik napas panjang dan membuangnya, kemudian menepuk kedua pipiku pelan dan tersenyum kecil.
Jangan hirauan mereka, Mayuki.
"Mayuuuki!" Sapa Misa tiba-tiba, yang langsung merangkulku dengan erat. Disampingnya sudah ada Ayame yang sedang melipat kedua tangannya.
"O-oh.., hi. Selamat pagi." Sapaku berusaha ramah, sekaligus heran.
Mereka bersikap normal hari ini.
"Hari ini roti manis dengan rasa baru sudah mulai dijual, loh! Ahhh aku jadi tak sabar ingin memakannya!" Misa meloncat kegirangan, tak perduli dengan tatapan mata aneh yang memandang kearahnya.
"Jangan terlalu pikirkan, Mayuki. Bersikap normal saja seperti apa yang Kazuo katakan." Ucap Misa berbisik, sambil mengedipkan sebelah matanya.
"..a-apa Kazuo..??"
"Ya! Kazuo menghubungi kami agar tetap bersamamu sampai suasananya tenang~. Yah, walaupun tanpa disuruh pun kami tetap akan melakukannya, sih." Ucap Misa sambil tersenyum kecil.
Aku membalas senyumannya dan merangkul mereka berdua. Rasa hangat menyelimutiku.
Seketika, aku merasa jika semua ini akan baik-baik saja dengan adanya mereka disisiku.
"Kalau begitu, sampai jumpa~" ucap Misa sambil melambaikan tangannya dan melangkah pergi ke kelasnya, meninggalkan aku dan Ayame di depan kelas kami.
Ayame menatapku lama dan tersenyum kecil, "jangan khawatir. Jika mereka mengusikmu, akan kubuat mereka tak bisa berkata apa-apa lagi." Ucapnya.
Aku tersenyum, antara terhibur dan takut. Mau dilihat dari sisi manapun, perkataan Ayame tadi memang sedikit menyeramkan..,
"Ayo. Sebentar lagi guru akan masuk." Ucapnya sambil menarikku memasuki kelas.
Dan baru saja aku melangkah masuk, tubuhku sudah kembali merinding.
Bagaimana tidak? Saat aku memasuki kelas, seluruh mata di kelasku menatap kearahku. Entah apa yang dipikiran mereka, tapi aku tahu jika hal itu menyangkut tentang pernikahan ku.
Ayame menepuk pundakku pelan, mengisyaratkan agar aku tetap tenang dan bersikap normal. Aku mengangguk dan melangkah ke bangku ku, mencoba bersikap normal seperti tak ada kejadian apa-apa.
Dan sepertinya murid di kelasku juga memilih untuk diam. Ah, atau mungkin, mereka memilih membicarakanku diam-diam.
Aku mengambil alat tulis dari tasku dan meletakkannya diatas meja hingga seseorang, atau teman sekelasku datang menghampiriku.
"..M-mayuki..?" Ucapnya pelan, namun berusaha tersenyum manis.
"Ya?" Aku menjawab senormal mungkin yang kubisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Bride
RomanceMayuki Haru yang seharusnya menikmati masa-masa cinta di SMA seperti impiannya, terpaksa harus membuang mimpinya karena dipaksa menikah dengan seorang pria kaya yang tak dikenalnya untuk melunasi hutang ayahnya yang memuncak. Tapi, Mayuki masih dipe...