sembilan: hospital

5.2K 273 2
                                    

Tik! ada darah yang keluar dari rongga hidung queen dan nggak lama.. bruk! Queen jatuh dari kursi yang di dudukinya. Rida yang mendengar suara itu langsung menghampiri queen.

"Queen, dek kamu kenapa?" Tanya rida dengan cemas.

"Queen kenapa raf?" Rida masih cemas dan bingung apa yang harus dia lakukan.

"Kita bawa queen ke rumah sakit". ashraf bergerak seperti ingin menggendong queen. Melihat tatapan rida yang aneh ashraf menyampaikn sesuatu.

"Lo mau ngelarang gue gendong queen? bodo amat. Dosanya biar gue yang tanggung yang penting queen nggak kenapa-kenapa. Lo ambil kunci mobil gue di meja dan bukain pintu mobil". Rida langsung berlari mengambil kunci dan membukakan pintu mobil. Ashraf segera menidurkan queen di pintu belakang. rida duduk di sebelah kepala queen. Wajah rida cemas. Dia melihat wajah ashraf yang menunjukkan kecemasan dengan level yang lebih ringgi dari Rida.

Setelah sampai di rumah sakit TRIAS MEDIKA yang notabenenya adalah rumah sakit swasta, ashraf langsung menggendong queen dan membawanya ke UGD. Perawat mulai menutup pintu tuangan dan menyuruh ashraf serta rida menunggu diluar.

Tiga puluhmenit berlalu, suasana masih mencekam. ashraf masih terlihat cemas. Sangat cemas.

"Tenanglah raf. Queen perempuan kuat". Ashraf diam tak menjawab. Dia masih berjalan mondar mandir sambil mengacak rambutnya kasar.

Sesaat kemudian dokter sudah keluar.

"Apa ada keluarganya di sini?"

"Saya sahabatnya dok" ucap rida.

"Tapi saya butuh keluarganya, apa ada suami atau kerabatnya?"

"Sa-saya suaminya dok" ucap ashraf. Rida yang mendengar ucapan ashraf terlonjak kaget.

"Baik. Ikut saya ke ruangan". Ashraf mengikuti langkah dokter itu. Sesaat waktu melintas di depan rida dia sedikit berbisik.

"Demi queen, sahabat lo". Bisik ashraf. Rida tersenyum dan mengangguk pasti.

Setelah sampai di ruangan, ashraf mendengarkan seluruh penuturan dokter itu. Setelah selesai, ashraf keluar dan menuju ruangan dimana queen dirawat.

"Queen kenapa raf?"

"Dia anemia rid. Dokter sudah melakukan transfusi dengan tiga kantong darah. Tapi Hbnya masih rendah. Kata dokter seharusnya Hb queen sudah normal. Queen diharuskan rawat inap"

"Trus gimana?"

"Dokter butuh senggaknya mungkin tiga kantong lagi dan pendonor darah itu harus ada saat ini juga, dan besok akan dilakukan transfusi yang kedua kalinya. karena Hbnya sangat rendah. Dia juga belum sadar. Di rumah sakit ini hanya ada dua kantong lagi darah golongan O"

"Apa yang harus kita lakuin? Seandainya darahku O. Aku udah donorin darahku buat queen raf". Ucap rida yang sudah bersimbah air mata.

"Mari pak ashraf, kita akan lakukan pengambilan darah sekarang". Ucap seorang perawat.

"Lo temenin queen dulu di sini. nanti gue nyusul".

"Kamu mau ambil darah buat apa?"

"Ya buat queen. Masa buat lo". Ashraf berjalan mengikuti perawat itu.

"Raf!" Ucap rida sedikit berteriak. ashraf menoleh.

"Terimakasih". Ashraf hanya mengacungkan jempolnya ke udara lalu berbalik dan melanjutkan mengikuti perawat itu. Setelah selesai melakukan pengambilan darah.
Ashraf kembali ke ruangan dimana queen sedang di rawat.

"Permisi".

"Masuk raf".

"Queen udah sadar?" Rida hanya menggeleng.

"Lo pulang aja. Biar gue yg nemeni queen di sini" kata ashraf. Rida hanya menatap seperti ragu untuk menitipkan sahabatnya pada ashraf.

"Gue nggak bakal macem-macem. Lo pulang aja. Lo bisa bawa mobil gue dan balik kesini besok pagi". Rida mengangguk.

"Nih kuncinya". rida menerima kunci itu.

"Nomor handphone kamu berapa? Biar nanti aku bisa WA kamu kalo ada hal yang penting". Ashraf memberikan nomernya pada rida. Setelah itu rida pergi.

Ashraf menatap nanar perempuan yang terbaring lemah di depannya. Tangan kirinya tertancap infus. Ingin sekali dia memegang punggung tangan kanan perempuan ini. Namun niatnya dia urungkan. Dia menjaga queen dengan baik.

Jam sudah menunjukkan pukul dua pagi. Terdengar bunyi WA dari ponsel ashraf. Dia mengeceknya.

081233655***

-Queen udah sadar raf?

-belum rid

-😢. Yaudah besok jam tujuh aku kesana. kamu tidur. Jangan mandangin sahabat aku mulu.

-iya rid. Bawel amat lo.

-terimakasih raf untuk yang udah kamu lakuin buat queen.

-sama-sama. Udah lo tidur aja.

-aku lembur tugas kuliah. Yaudah. Assalamualaikum

Ashraf hanya membaca WA dari rida. Ashraf masih memandang lekat-lekat wajah pucat queen.

Aneh, gue ketemu lo aja baru dua kali. Tapi rasa cemas gue melebihi apapun kalo liat lo gini. Lekas sembuh queen.
Batin ashraf.

Entah sejak kapan pula ashraf sudah tertidur di kursi sebelah ranjang queen. Kepalanya menunduk dan ditumpukan pada tangannya yang berada di sebelah tangan queen.

Read, vote and comment.
Stay di SyB yaaa 😍😍😘

Sincerelly,
@yannurromadhana (hanna)♡

Senja yang BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang