Tiga Puluh:

6.7K 284 24
                                    

"Kenapa tiap aku ketemu kamu, aku harus ngeliat kamu nangis terus?".

Queen masih diam menunduk.

"Pasti rasanya sakit ya queen? Seperti tertusuk duri mawar mungkin?"

"Sembarangan, duri mawar nggak akan bikin sakit kalo nggak ada yang bikin mawar merasa terancam tau".

"Wah dokter queen dalam keadaan menangis masih bisa membela mawar ya, hahaha"

Diam-diam queen tersenyum manis dalam tunduknya. Suasana hening beberapa saat sampai queen melangkahkan kakinya ke arah luar gedung pernikahan bayu untuk menuju ke parkiran.

"Queen?"

Queen hanya menoleh, kemudian kembali meneruskan langkahnya. Dikemudikan mobilnya ke arah rumahnya. Matanya disipitkan pada kaca spion, terlihat mobil yang tidak asing lagi terus membuntutinya

"Ngapain sih raf" keluh queen pada dirinya sendiri.

Setelah sampai, queen memarkirkan mobilnya di garasi. Mobil ashraf juga berhenti di depan gerbang rumah queen. Entah apa yang dilakukannya. Setelah berpikir agak lama, queen memutuskan untuk keluar dari mobil. Ashraf juga ikut keluar dari mobilnya dan menghampiri queen.

"Assalamualaikum".

Queen enggan menjawab.

"Kenapa queen? Bukannya seorang muslim wajib menjawab salam yang dilontarkan dari muslim lainnya?"

"Tapi kamu kan.."

"I'm moslem, queen"

Queen terperangah. Bagaimana bisa? Seseorang yang di hadapannya bisa mendadak menjadi seorang mualaf? Eh tidak-tidak bukan mendadak, apa mungkin queen terlalu lama menghilang hingga ia tak mendengar kabar sebahagia ini? Apa? Bahagia? Bahagia karena saudara muslimnya bertambah? Ah bisa saja.

"Waalaikumsalam. Alhamdulillah" sahut queen sambil langsung masuk ke dalam rumahnya.

Ashraf tersenyum.
"Tak apa, kamu menjawab salamku saja rasanya sudah sangat membahagiakan queena" lirih Ashraf pelan.

❤❤❤

Hari ini queen praktek, masa cutinya sudah habis. Banyak rekan kerja queen di rumah sakit yang membicarakab perihal pernikahannya yang batal. Ah tidak batal, mungkin yang batal hanya dirinya menjabat sebagai seorang istri. Queen hanya tersenyum menanggapi dumelan-dumelan mereka tentang queen.

"Tidak usah mendengarkan mereka, yang mereka tau hanya yang tampak saja queen. Mereka tidak tahu bagaimana perjuanganmu".

Queen masih diam, hanya bola matanya yang bergerak dan kelopak matanya yang berkedip beberapa kali.

"Allah tau apa maksudmu, tidak penting yang orang lain lihat.
🎼Attaqabbalhum, anna-su lastu qalliduhum,
(Sungguh aku menerima mereka tetapi tidak pula aku meniru perwatakan mereka)
Illa bima yurdhi-ni, kai urdhi-ni,
(melainkan apa yang aku terima itu aku telah ridha).

Lalu queen melanjutkan syairnya
"🎼Sa akunu ana, mithli tamaman hazana,
(Aku ingin menjadi seperti diri aku sendiri inilah aku)
Fakona a'ti takfini, za-ka yaqi-ni,
(hal ini kurasakan sudah cukup dan aku sangat pasti)"
Queen tersenyum saat kidungnya sudah selesai.

"Jadi nyanyi gini kita ya?"

"Abis kamu sih duluan" ucap queen.

"Denger-denger, semalem ada yang ketemu calon nih".

Queen memutar bola matanya keatas dan mengernyitkan dahinya.

"Calon baru" sahut teman queen lagi.

"Calo apa sih? Calo tiket?" ucap queen polos.

"Calon queen calon. Budek?"

"Ya Allah ... calon. Hahaha kirain calo hahahaha" queen tertawa puas yang diikuto tawa dari temannya juga.

❤❤❤

"Queen udah sarapan nak?"

"Udah ma" jawab queen sambil membolak-balikkan majalah yang dipegangnya.

"Oiya sebentar lagi ada teman lama mama mau kesini bareng keluarganya. Queen bantuin mama ngupas buah bisa nggak?"

"Iya mah bisa. Emang temen mama siapa?"

"Namanya aisa. Dulu temen mama waktu kuliah. Seneng deh. Abis wisuda mama gapernah ketemu aisa lagi. Jadi gerogi gini mau ketemu temen lama. Hehe".

"Oh pantes aja queen gak tau. Dia bareng suami sama anaknya ma?"

"Suaminya gabisa ikut, katanya lagi ada dinas ke luar pulau jawa. Dia bareng sama adiknya sama anak dari adiknya itu juga. Ganteng loh katanya queen" .

"Terus ma?".

"Blasteran lagi"

"Lalu?"

"Mapan"

"He'e?"

"Setia"

"Heeeee'e?"

"Terus yang bikin mama kagum itu.... Dia itu"

"He'em?"

"Mu. Eh bel bunyi ya. Mama ke depan sebentar. Nanti mama sambung".

"Apaan sih mama ngomong gantung gitu".

Queen melanjutkan memotong buah-buahan yang akan dihidangkan.

"Nak tolong buahnya dibawa kesini ya".

"Iya ma sebentar".

Queen meletakkan buahnya di nampan dan membawanya ke ruang tamu. Pandangannya masih tunduk sampai pada akhirnya...

To be continued
❤Hanna

Senja yang BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang