Dua Puluh Dua: Pertemuan (lagi)

4.7K 221 2
                                    

Kreeeeek

Dibukanya pintu kamar queen. Mata queen terbelalak tiba-tiba, mulutnya menganga tak percaya.

"K-ko-kok bi-bisa di-disi-disini?".

"Biasa aja kaleeeee liatnya. Mau copot tuh mata".

"Kak ridaaaa".

Queen berlari ke arah ranjang dan memeluk Rida.

"Aku kangen kakak". Ucap rida di dekat telinga queen.

"Sebentar". Rida melepas pelukan queen. Dia menatap queen penuh selidik.

"Ada yang nggak beres". Lanjut rida.

"I'm fine, kak rida mah ngaco aja".

"Cerita, atau kakak bakal-".

"Injeh aku cerita kak". Queen menyandarkan badannya pada bantalan ranjangnya. Queen menarik nafas panjang dan mulai menceritakan perihal papa bayu yang memintanya untuk menikah dengan bayu. Rida merangkul queen dan membawanya pada pundak rida.

"I'm understand your situation queen. Tenanglah, semua akan akan ada jalannya".

"Aku bingung kak".

"Apa yang bikin kamu bingung? Minta petunjuk sama Allah. Sholat istikharah".

"Aku lagi nggak sholat kak".

"Yaudah biar kakak bantuin doa ya. Kamu istirahat aja capek pasti kan?".

"Tapi sebentar, kenapa kakak bisa disini? Sepagi ini?"

"Kakak tuh disini udah dari siang. Tanyain aja tante. Trus tante bilang kamu lagi di rumah sakit. Yaudah aku tidur disini deh".

"Kaka ada acara apa ke jakarta?".

"Mau ketemu ade kaka yang lama ga balik ke jogja". Rida menyentuk ujung hidung queen dengan jari telunjuknya.

"Nginep kan kak"?

"Emang kakak boleh nginep sini?"

"Ya boleh lah. Nginep ya ya ya".

"Bolehnya berapa lama?".

"terserah kaka, pokoknya kakak disini". Queen bergelayut manja pada lengan rida.

"Iya iya kakak disini sebulan kok. Tuh emang ga liat kakak bawa koper segede itu?". Rida menolehkan kepalanya ke arah koper besarnya.

"Astagaaa kakak mau pindahan? Banyak amat. Kan bisa pake baju aku dulu kak".

"Gamau ah, ntar ketularan penyakit galau".

"Ih kakak mah".

"Sana mandi, bau bu dokter".

"Yaudah kak. Queen mandi trus istirahat dulu ya".

"Iya, kakak juga mau qiyamul lail dulu".

➖➖➖

"Jadi namanya Rian? Ciee yang mau jadi istri". Goda queen sambil terus mengiris wortel yang akan dimasaknya.

"Apa sih queen, godain rida terus. Kasian tuh Rida mukanya merah kaya tomat". Sahut mama queen.

"Tau nih tante. Lagian juga nikahnya masih lama. Masih dua bulan lagi".

"Ciee hahahaha".

"Kamu kapan nyusul?". Ucap mama queen
Tawa queen mereda tiba-tiba. Pertanyaan mamanya seperti menohok pas pada relung hatinya.

"Ngga baik anak orang digantungin terus". Lanjut mama queen sambil memasukkan sayuran yang sudah dipotong-potong oleh rida dan queen.

"Kesalahan di masa lalu jangan dijadikan tolak ukur untuk masa yang sekarang. Ngga baik mengadili manusia seperti itu. Bagaimanapun juga, bayu pernah jadi bagian dari kamu? Iya kan?".
Queen mengangguk lemah. Didudukkannya badannya pada kursi di meja makan yang berhadapan langsung pada dapur.

Senja yang BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang