Sepuluh: Sadar

5.2K 251 4
                                    

"Assalamualaikum raf". ashraf mengucek matanya pelan. Dia melihat jam tangannya dan melihat wanita yang sudah berdiri meletakkan buah-buahan di nakas samping ranjang queen.

"Baru bangun raf?".

"Iya rid".

"Oiya ini baju kamu yang tertinggal di rumah kemarin pas nganter queen pulang".

"Oh. Thanks ya Rid. aku harus buru-buru ada urusan. Nanti siang aku balik lagi kesini".

"Iya. Makasih ya raf udah jagain queen".

"Iya rid. Jangan lupa nanti jam sembilan, queen harus transfusi darah. Kalo dia sadar kasih dia makanan yang banyak zat besinya ya, gue pergi dulu". rida hanya mengangguk pasti.

Seratus duapuluh menit semenjak ashraf pergi. Queen mulai sadar. Matanya yang semenjak kemarin terpejam kini sudah terbuka, walau sedikit sayu. Warna pucatnya masih belum begitu berkurang, terlihat sekali kalau queen sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

"Queen. Sudah sadar?". Ucap Rida

"Kok aku disini kak?". Ucap queen sambilmemegang kepalanya yang agak pusing.

"Iya kamu semalem pingsan. Jadi kita terpaksa bawa kamu kesini".

"Kita?".

"Iya aku sama ashraf"

"Terus ashrafnya mana?"

"Dia keluar, dua jam yang lalu. Katanya sih ada urusan".

"Aku belum sempet bilang makasih sama dia".

"Nggak papa. aku udah bilang kok". Queen hanya ber-Oh ria.

"Kamu makan dulu yuk? Aku siapin ya". Queen menggeleng.

"Masa kamu nggak mau makan queen. Pisang aja gimana? Biar Hb kamu normal". Queen menggeleng (lagi)

"Yaudah deh queen. Sekarang kamu harus transfusi darah, biar Hbmu normal".

"Aku anemia?" Rida mengangguk.

"Setauku kalo rumah sakit swasta gini persediaan darah nggak sebanyak di rumah sakit pemerintah. apa sudah cukup kantong darahnya?". Lanjut queen.

"Semalem memang kurang 1 kantong. Tapi sekarang sudah terpenuhi"

"Kenapa bisa?"

"Ashraf mendonorkan darahnya untukmu".

"Ashraf?"

"Iya, laki-laki yang mengantarkanmu ke rumah". Queen masih terdiam tak menjawab apapun.

"Dia baik ya queen. Ganteng? Iya. Baik? Iya. Perhatian? Iya. Kenapa kamu nggak ketemu sama ashraf dari dulu aja?

"Sembarangan. Kamu aja sama ashraf"

"Kalo ashraf mau sama aku sih, aku ngga nolak. Sayangnya...".

"Apa?".

"Dari cara bicara, cara dia merhatiin kamu, ada perasaan yang lain disana queen".

"Maksud kakak?".

"aku ini orang psikologi. Jadi taulah bedanya orang yang beneran care atau yang sok care".

"Terus?"

"Udah ah kamu harus transfusi darah dulu".

Dokter mulai melakukan transfusi darah pada tubuh queen. Agak lama, setelah itu dokter keluar.

"Apakah suaminya ada?"

"Em anu dok, sedang keluar"

"Nanti kalau sudah datang tolong sampaikan untuk segera ke ruangan saya. Saya permisi dulu"

Senja yang BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang