II

4.2K 524 39
                                    


Karena mulut tak lagi berguna.

Hanya diam yang ku bisa.

.

Keputusan Yunho memang tak pernah bisa untuk di ganggu, seperti saat ini. Yunho sudah memutuskan untuk bekerja, walau Yoochun sudah melarang bahkan mengancamnya, Yunto tetap bekerja. Yoochun hanya mampu berdecak kesal karena sikap keras kepala sahabatnya tersebut.

"Kau ini benar-benar keras kepala Yun, aku mengancammu tidak memberikanmu pekerjaan, kau malah menjawab akan bekerja di tempat lain. Kau ini ya." Ucap Yoochun sambil menggelengkan kepalanya karena bingung akan sikap Yunho, sementara itu Yunho hanya mampu tersenyum mendengar ocehan Yoochun.

"Fikirkan kondisimu Yun, kau harus segera berobat. Jika kau tak mau begitu saja aku membantumu, anggap saja aku memberikanmu pinjaman." Nada Yoochun tampak memohon, tetapi Yunho tak merespon dengan cepat, banyak hal yang sedang ia fikirkan.

"Aku tak mau menyusahkanmu Yoochun-ah. Lagi pula jika aku tak mampu membayar bagaimana? Itu akan menjadi beban untukku."

"Tapi Yun."

"Untuk saat ini aku masih dapat mengatasinya, jika aku sudah tak mampu bicara lagi, cepatlah belajar bahasa isyarat agar kau mengerti." Gurau Yunho, Yoochun hanya merespon dengan senyum yang sangat di paksakan.

"Berpura-puralah kau tidak mengetahui penyakitku. Jangan ada satu orang pun yang mengetahui hal ini." Lanjut Yunho, hanya decakan Yoochun yang terdengar akan respon dari ucapan Yunho. Yunho pun menunduk dan tersenyum miris.

.

.

Waktu berjalan begitu cepat, dan entah terasa hari sudah hampir gelap, Yunho telah menyelesaikan pekerjaan untuk hari pertamanya, saat ini ia sedang menganti pakaiannya di loker.

"Hari ini Café sangat laris, sepertinya karena mu hyung." Ujar salah satu rekan kerja Yunho, Yunho menyeritkan dahinya karena bingung.

"Maksudmu?"

"Sebagian besar yang datang adalah wanita, dan aku dengar pembicaraan mereka tentangmu. Tau apa julukanmu?"

"Apa?"

"Pelayan tampan, ahahahaha." Mendengar itu Yunho hanya mampu tersenyum saja, baginya itu julukan yang membuatnya merasa konyol. Yunho sangat beruntung diterima dengan baik di Café ini, ia memiliki rekan-rekan kerja yang cukup baik.

Setelah mengganti pakaian, Yunho keluar café untuk segera kembali pulang. Ia berjalan menuju halte bus terdekat, ia kembali mengusap kepala belakangnya yang terasa nyeri. Dalam perjalanan menuju Halte, mata Yunho terfokus pada sosok namja cantik yang tak lain adalah Jaejoong, ia melihat Jaejoong dalam rangkulan Seunghyun, tetapi sepertinya Jaejoong dalam kondisi mabuk berat. Yunho mencoba tak mengambil pusing masalah Jaejoong, toh itu bukan urusannya, tetapi entah mengapa ia tak mampu, apalagi saat ia melihat senyum Seunghyun yang tampak memiliki niat buruk dari kejauhan, diam-diam Yunho memberhentikan Taxi dan mulai mengikuti mobil Jaejoong yang Seunghyun bawa.

Ternyata benar feeling Yunho, Seunghyun merencanakan sesuatu terhadap Jaejoong, Seunghyun membawanya ke sebuah Hotel, kalian pasti tau Hotel dan kondisi mabuk itu identic dengan apa? dan lagi mengapa bukan mengantarkan Jaejoong langsung pulang?

Dengan hati-hati Yunho membuntuti Seunghyun dan Jaejoong yang mabuk. Mereka masuk kedalam kamar, sialnya Yunho tak mungkin dapat masuk, Yunho harus tau apa yang terjadi dan masuk kedalam kamar terebut.

Lies✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang