III

4.1K 502 14
                                    

Apa itu trauma otak?

Trauma otak terjadi akibat cedera otak, termasuk perdarahan dan syok hebat (getaran dan memar otak). Cedera-cedera ini diklasifikasikan menurut tingkat keparahan atau tipe cedera (contoh: trauma). Ditambah lagi, cedera dapat juga diklasifikasikan menurut tingkat keretakan tengkorak, cedera otak, atau lokasi pendarahan dalam.

Banyak orang pernah terkena cedera kepala ringan. Namun cedera kepala yang menyebabkan cedera otak (TBI) dapat membuat komplikasi hingga penyakit yang parah atau bahkan kematian.

Apa penyebab trauma otak?

Trauma otak dapat terjadi karena benturan tiba-tiba pada kepala atau saat sesuatu membentur otak. Penyebab umum adalah cedera pada kepala, kecelakaan mobil, jatuh, diserang/dipukul, atau olahraga. Dapat juga terjadi karena tembakan peluru di kepala dan objek lain seperti pisau atau tulang di kepala.

Apa saja tanda-tanda dan gejala trauma otak?

Gejala dari trauma otak tergantung pada tipe dan tingkat keparahan dari cedera. Gejala-gejala dapat terjadi langsung atau berkembang secara perlahan. Orang-orang dengan trauma otak ringan dapat juga kehilangan kesadaran sementara.

Gejala-gejala lain yang terkait termasuk sakit kepala, gangguan perilaku, pusing, vertigo, tinnitus, dan kelelahan. Pasien juga dapat mengalami gangguan tidur dan gangguan emosional, kesulitan dalam mengingat, kesulitan berkonsentrasi, memperhatikan, atau berpikir.

Trauma otak medium atau berat dapat mengakibatkan sakit kepala yang parah, muntah, mual, kejang, tidak dapat bangun, mydriasis, dan kesulitan berbicara. Di samping itu, kelelahan yang parah, kelumpuhan, kehilangan koordinasi, kebingungan, kegelisahan, atau agitasi juga dapat terjadi.(Cr : Hallosehat)

Jaejoong menutup kasar laptopnya, ia menghelakan nafas beratnya setelah membaca artikel tersebut. Penyakit yang Yunho derita masih dapat di sembuhkan, tetapi kemungkinan buruk yang terjadi akibat cedera dan trauma itu ada. Saat ini Yunho sudah mengalami kesulitan untuk berbicara, tetapi Jaejoong sendiri sedikit cemas, apakah kesulitan bicara yang Yunho alami adalah gejala Afasia(*kehilangan kemampuan berbicara karena kerusakan otak) juga? Fikiran Jaejoong benar-benar berkecamuk. Ia harus mengajak Yunho untuk mengobati trauma otaknya sebelum semakin parah, dengan kata lain Jaejoong menjadi tak merasa bersalah.

.

Jaejoong sudah berada di Café Yoochun, ia melangkahkan kakinya untuk memasuki Café tersebut, Yoochun yang melihat kedatangan Jaejoong segera menghampirinya.

"Aku ingin bertemu Yunho." Ujar Jaejoong, Yoochun pun melirik Yunho yang sedang membawakan pesanan-pesanan pelanggan, setelahnya ia kembali melihat Jaejoong.

"Yunho sibuk, sebaiknya kau pulang saja."

"Aku ingin bertemu dengannya, penyakitnya masih bisa sembuh. Jika kita terus membiarkannya akan semakin parah, bisa saja terjadi kanker ataupun penyakit lain. Aku akan mengajaknya ke Rumah Sakit sekarang, jadi ku mohon jangan menghalangiku." Yoochun terdiam sejenak mendengar ucapan Jaejoong. Yoochun menghelakan nafas beratnya.

"Yunho tak mau untuk berobat, kemarin aku pun sudah mencoba memaksanya. Lagi pula bagaimana jika Appamu tau? Yunho akan terlibat masalah lagi."

"Masalah itu aku akan atasi, lagi pula di sini Appa hanya salah faham." Yoochun kembali mengehelakan nafasnya.

"Cobalah kau bicara dengan Yunho, mungkin denganmu dia menurut." Jaejoong tersenyum dan mengangguk. Ia harus membujuk Yunho bagaimana pun caranya. Jaejoong menghampiri Yunho dengan langkahnya yang begitu cepat.

Lies✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang