"Nggak mau! Gue mau Di kelas aja!" Tolak gue sambil jongkok.Michael tetap menarik tangan gue. "Sa! Ayolah" Kata Michael.
"Nggak mauuuuuuu!!" tolak gue lagi.
Sekarang udah tiba jam istirahat kedua. Saatnya para siswa menjalankan rencana yang sudah diberikan. Tapi gue nggak mau. Gue udah keitung lumayan sering kena kasus. Walau kebanyakan kena kasus satu kelas.
Di kelas sekarang hanya tersisa gue dan Michael doang. Yang lain mungkin udah ada diluar sekolah.
"Sa, kalo lo nggak ikut, nanti lo sendirian disini. Nanti guru nanya anak kelas ini pada kemana. Kalo lo ngasih tau itu, lo bakal dimusuhin sama anak sekelas" jelas Michael.
"Bodo amaaaaat. Sana tinggalin gue!" Bentak gue.
"Gue maksa loh, sa" Kata Michael lagi.
Michael mencengkram tangan gue lebih erat. Kecil kemungkinan gue bisa berhasil dari dia.
Karena gue bengong, kekuatan tangan gue mengendur sementara Michael menarik tangan gue dengan sangat kenceng, sampe dia jatoh ke lantai dan badan gue...
Menindih badan dia.
"Anjing" Gumam Michael yang wajahnya dekeeeeettt banget sama wajah gue. Bahkan deru nafas dia aja terasa.
Gue dengan segera langsung berdiri dan agak salah tingkah.
Dengan sigap Michael berdiri kemudian menarik tangan gue dan menggiring gue ke parkiran. Gue hanya bisa pasrah.
Ternyata motor para siswa nggak diparkirkan di parkiran sekolah, melainkan di tempat penitipan motor di deket sekolah ini.
"Loncat" perintah Michael begitu kita berdua nyampe di tembok pembatas sekolah.
Mungkin untuk anak yang terbiasa bolos, ini mudah. Tapi buat gue, ini sama aja kaya main panjat pinang.
Gue nengok ke Michael. "G...gue nggak bisa"
"Lo nggak bisa loncat? Kan gue cuma nyuruh lo buat loncat" bales Michael dengan tatapan tajam.
Gue takut ngeliat komuk kaya gini. Gue membuang muka dari Michael lalu mendekat ke arah tembok ini.
"Hitungan ketiga. Satu..." Michael mulai menghitung.
"Dua..."
Gue mulai bersiap-siap.
"Tiga!"
Gue reflek loncat dan kemudian gue merasa kaki gue dipegang sama Michael dan badan gue didorong untuk terus naik keatas.
Setelah tangan gue sudah meraih ujung tembok, Michael melepas pegangannya.
Gue dengan sempurna sudah mencapai bagian atas tembok ini. Sementara Michael, nggak perlu waktu lama dia udah naik keatas tembok ini dengan cepat dan terlatih.
Kita berdua pun sukses keluar dari sekolah ini.
Bener aja, di tempat penitipan motor ini anak-anak kelas udah pada ngumpul. Gue mengikuti Michael yang jalan kearah motornya.
Michael membuka jok motor dan mengambil sesuatu di dalem bagasi.
"Nih. Pake punya gue" Michael menyerahkannya ke gue.
Ternyata ini celana training dan sweater.
"Pake itu, kalo lo pake seragam nanti ketauan kalo kita bolos" Kata Michael.
Gue langsung berjalan kearah kursi teras dan memakai training dan sweater ini.
"Kegedean anjir" Gumam gue sambil membenarkan posisi sweater ini. Yaiyalah kegedean, badan Michael tinggi dan besar sementara gue?
KAMU SEDANG MEMBACA
Michael Si Biang Kerok • Michael Clifford (Hold On)
FanfictionDari ribuan murid di sekolah ini, kenapa pula gue harus dipertemukan sama biang kerok seperti Michael Gordon Clifford? Copyright © rujak-cingur (Najla Fatin)