Dayu yang tak lain adalah sahabatnya , datang terlambat kali ini karena sebuah alasan yang menurut Lana sangat sepele bahkan illogical. Majalah Kpop, ya.. itu dia, Dayu terlambat demi pergi ke toko langganannya untuk mendapatkan majalah yang menyangkut hidup dan matinya itu. Dengan keringat bercucuran akibat berlarian menaiki anak tangga yang lumayan membuatnya semakin lelah. Beruntung, guru biologi saat itu belum memasuki kelas. Jadi, Dayu aman.
"Huh, huh." begitulah sura nafasnya yang tak beraturan.
"Lan, minum dong. Cepetan!! Gerah sumpah.", pintanya memaksa sambil mengipasi dirinya dengan kipas yang baru dibelinya kemarin di sebuah toko buku.
"Makanya, gak usah aneh-aneh jadi anak." sahut Lana sambil membuak tutup botol untuk Dayu.
"Bodo ama!!t" ucapnya tergesa-gesa lalu meneguk botol yang disodorkan Lana.
"Dasar, sini liat dulu. Mumpung Bu Lusi belum masuk," sambil mengadahkan tangan kanannya.
"Eitsss, aku aja belum buka." tolak Dayu.
"Yaampun yuuuu, kan bisa liat majalahnya berdua."
"Iya yaa. Hey, u know what?? Siwon lagi ngedate sama another girl!!" ucapnya dengan ekspresi duck face dan melipat kedua tangannya di dada.
"And then?? Kamu jealous gitu??
"Of course!!!" jawabnya dengan sangat lantang hingga mencuri perhatian teman sekelasnya dan semua mata tertuju padanya.
Dayu hanya terkekeh saat semua makhluk di kelas tertuju padanya.
"I'm sorry hehe," timpalnya lagi.
Semua kembali normal, tapi saat mereka sedang asik berbincang-bincang soal Kpop tiba-tiba terdengar langkah kaki sedang berjalan mendekati kelas. Ya, itu Bu Lusi. Dengan cepat, Dayu memasukkan majalahnya sebelum gurunya itu memergoki dan menyitanya.
"Selamat pagi, sebelumnya saya minta maaf atas keterlambatan saya hari ini. Baiklah, masukkan semua buku atau sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran saya sebelum saya menyitanya!!" ucap Bu Lusi sekaligus memberi peringatan kepada anak didiknya.
"Huft, untung aja." ucap Dayu lega dengan suara lantang lagi sambil mengelus dada.
Kali ini bukan hanya teman sekelasnya saja yang tercuri perhatiannya, ternyata Bu Lusi juga. Dayu membuat gurunya itu heran sambil melontarkan pertanyaan khusus untuknya.
"Dayu, apanya yang untung??" tanya Bu Lusi dengan nada sedikit judes.
"Oh, enggak kok bu hehe." jawabnya dengan deg-degan.
"Dayu, jawab pertanyaan saya dengan serius!! Apa maksud perkataan kamu tadi?" ucapnya semakin geram.
"Maksud saya itu, mau bilang untung aja Bu Lusi masuk, kalo enggak kan materi biologinya terhambat. Gitu bu." ucapnya untuk membela diri.
"Huuuuuu!!" sorak teman-teman sekelasnya.
"Iya kamu benar yu, sudah-sudah. Buka buku paket hal 23" perintah Bu Lusi.
Dan, proses pembelajaran berlangsung sangat hikmat. Begitupun dengan mapel selanjutnya yaitu Kimia.
***
Saat Dayu & Lana membereskan barang-barang mereka yang berserakan di bangku sebelum mereka keluar kelas untuk pergi ke kantin. Tiba-tiba terdengar suara yang memanggil nama Lana tepat di jendela dekat bangku Lana.
"Lana, " begitulah ucap pemilik suara itu.
Lana menoleh ke arah jendela tepat dimana suara itu berasal, dan dilihatnya Theo sedang menyelinapkan setengah badannya ke jendela kelas Lana. Sudah pasti, Lana menanggapinya dengan hangat.

YOU ARE READING
One Last Hope
Teen FictionSemua orang di dunia ini butuh kejujuran, begitupun dengan Lana. Ia hanya menginginkan kejujuran dari seseorang yang bernama Theo akan isi hatinya. Karena baginya, kejujuran Theo itu sudah lebih dari cukup atas apa yang ia inginkan selama ini. Tapi...