Malam hari pukul 9pm waktu london aku baru keluar dari cafe, tadi aku membantu robert bekerja di cafe sekedar mencari kesibukan
aku berjalan menuju rumah, cuacanya masih dingin bahkan lebih dingin karna sudah malam hari
aku rekatkan jaketku untuk lebih menghangatkan tubuhku, jalan menuju rumahku cukup sepi, karna bukan terletak di pinggir jalan raya, aku berjalan sedikit berlari karna sudah malam takut ada hal2 yang tidak menyenangkan terjadi
saat aku hampir sampai dari kejauhan aku melihat seeorang yang sedang terkulai lemas menyandarkan tubuhnya di tiang listrik dekat rumahku, aku mencoba mendekatinya walaupun aku merasa takut tapi rasa penasaranku lebih besar dibanding rasa takutku, tubuh orang itu membelakangiku sehingga aku tak tahu wajahnya apakah ia seorang lelaki atau perempuan
perlahan aku mendekatinya
"hi" ucapku namun tak ada balasan
"hi, are you okay?" ucapku lagi namun masih tak ada balasan
akupun memberanikan diri menyentuhnya dan menatapnya dari depan
"hah"
betapa kagetnya aku saat kulihat sesosok lelaki tampan berdarah arabian sedang terkulai lemah tak sadarkan diri
"hufh syukurlah" ucapku lega saat aku cek nafasnya masih ada
sepertinya lelaki ini mabuk, mulutnya sangat bau alkohol dan tangannya masih menggenggam 1 botol alkohol
aku langsung memapahnya untuk memasuki rumahku, aku letakan ia dikasur kamarku, aku lepas bajunya yang sudah basah terkena butiran salju lalu aku ganti dengan jaket kesayangan ayahku yang ayah berikan untukku dulu, lalu aku pakaikan selimut sampai dibawah dagunya agar ia merasa hangat
setelah selesai akupun langsung mandi lalu mengambil air wudhu untuk menunaikan ibadah sholat isya
ya walaupun aku tinggal di london kota metropolitan yang dipenuhi dengan kemewahan duniawi, tapi aku tidak pernah melupakan kewajibanku sebagai seorang muslim
setelah selesai sholat akupun keruang tamu untuk menonton tv, berhubung dirumahku hanya ada satu kamar tidur jadi aku terpaksa tidur di sofa yang ada di ruang tamu
rumah yang aku tinggalin ini memang sangat sederhana, hanya ada 1 kamar tidur, ruang tamu, kamar mandi, dan dapur saja, sangat sederhana bukan? Sebenarnya ayahku sudah membelikan apartement untuk aku tinggalin, tapi aku lebih suka tinggal dirumah sederhana yg aku pilih ini, karna lebih tenang dan sedikit jauh dari keramaian kota
*zayn pov*
aku terbangun seperti biasa pukul 04.30 untuk melaksanakan ibadah sholat subuh
'aku ada dimana?' batinku
akupun mengingat2 apa yang terjadi semalam,
ya tuhan tadi malam aku mabuk berat karna perempuan sial itu, tapi setelah itu aku lupa apalagi yang terjadi padaku
'siapa yang membantuku, dan membawaku kerumah ini' batinku, akupun segera mencari seseorang yang berada dirumah ini, seseorang yang baik hati karna telah menyelamatkanku aku keluar dari kamar dan mendapati tv masih menyala, aku melihat seorang perempuan yang sedang tertidur disofa, aku rasa dialah yang membantuku
baik sekali dia sampai berkorban tidur di sofa karna aku yg menempati kasurnya
aku menghampirinya, aku berlutut tepat di depan wajah cantiknya
cantik sekali perempuan ini, rambutnya yg brunette sedikit bergelombang tergerai indah, bibirnya yang mungil dan merah, hidungnya yang mancung, serta bulu matanya yang terlihat lentik, sungguh sempurna ciptaan tuhan yang satu ini
"terimakasih telah menolongku" ucapku sambil membelai rambutnya yang indah
tiba2 aku tersentak saat ada suara berbunyi, yang ternyata suara adzan dari handphonenya,
'hah?gadis ini muslim?' batinku
"haaaaaah, mau apa kamu?" lagi2 aku tersentak saat gadis ini yang kaget melihatku sedang menatapnya
"ehm... Sory a..aku hanya...aku hanya ingin memindahkanmu ke kasur, kamu terlihat sangat lelah jadi aku ga tega membangunkanmu" ucapku
"hufh, aku fikir kamu mau apa2in aku" ucapnya dan langsung bangun lalu mencepol rambutnya kemudian berjalan menuju kamar mandi
"kamu mau ngapain?" tanyaku
"aku mau ngambil wudhu mau sholat subuh, kenapa? Kamu mau ikut" jawabnya sambil tersenyum memandangku, senyuman yang sangat manis
"ya, aku juga mau sholat" ucapku yang membuatnya terbelalak kaget
"kamu muslim?" tanyanya
"yes i'm muslim, biar nanti kita sholat berjamaah dan aku yang menjadi imamnya"
*lista pov*
"yes i'm muslim, biar nanti kita sholat berjamaah dan aku menjadi imamnya" ucapnya, lelaki tampan ini ternyata muslim, tapi kenapa ia mabuk2an?
Setelah selesai sholat aku langsung memakai jaketku
"kamu mau kemana?" tanya lelaki yang aku belum tahu namanya itu
"sepertinya pagi ini cerah tidak terlihat ada butiran salju yang turun, jadi aku ingin melihat matahari terbit di atas gedung tua sana" ucapku sambil memakai sepatu boatku
"ah.. Hem.." lelaki itu menatapku dengan wajah ingin bertanya, sepertinya ia ingin bertanya namaku
"oh, my name calista beauty afuwu but you can call me lista, and what's your name" tanyaku "i'm zayn malik, panggil aku zayn, nama kamu bagus, what's the mean of afuwu? Bukankah itu diambil dari bahasa arab?" ucap zayn menanyakan arti namaku
"ya kamu benar afuwu itu nama terakhir ayahku, yang berarti pemaaf, dan arti dari keseluruhan namaku adalah gadis cantik yang pemaaf, aku fikir itu nama yang bagus" jawabku sambil berdiri setelah memakai sepatu lalu aku berjalan mengambil beanie ku
"ya itu nama yang sangat indah dan unik"Ucapnya sambil memperhatikan kesibukanku
"yeah, but zayn, kalau kamu terus mengajaku berbicara aku akan ketinggalan melihat matahari terbit" ucapku yang sudah rapih lalu berdiri dihadapannya
"oh sory ta, baiklah apa aku boleh ikut bersamamu?" ucap zayn sambil tersenyum manis sekali dan sedikit membungkukkan punggungnya mendekat kearahku
aku sedikit terhipnotis akan senyuman manisnya itu, dia sungguh lelaki sempurna menurutku, tampan, baik, dan dia satu kepercayaan denganku, apalagi di kota metropolitan seperti ini dia masih tetap menjalankan kewajibannya kepada tuhannya, aku sungguh terhipnotis oleh dirinya
"lista, R U okay?" tanyanya sambil melambaikan tangannya mengagetkanku
"hmmm, yeah baiklah ayoo" ucapku sambil membalas senyumannya
*authors pov*
lista dan zayn berjalan menuju gedung tua yang berlantai 10 namun sepertinya gagal dalam pembangunan karna yang terbangun hanya tiang2, atap, lantai dan tangga saja, tidak ada dinding/pagar.
Gedung itu tidak jauh dari rumah lista hanya perlu melewati 3 blok saja, mereka berjalan dalam kegelapan dan kesunyian pagi hari, hanya ada penerangan dari lampu jalan
zayn berjalan dibelakang lista tanpa berbicara satu sama lain, sampai pada akhirnya mereka sampai di depan gedung, lalu menaiki anak tangga yang cukup banyak sampai mencapai ke lantai 10
*zayn pov*
aku mengikutinya dari belakang, menyusuri jalanan yang hanya bercahaya lampu jalan di pagi hari, sampai pada akhirnya kita sampai di depan gedung tua yang gagal dalam pembangunan
aku tak percaya gadis secantik dia berani jalan sendirian menyusuri jalan yang sepi seperti ini, lalu memasuki gedung tua yang sangat sepi dan menyeramkan ini, apakah dia tidak takut kalau tiba2 ada laki2 yang mendekatinya lalu menyakitinya, dan yang lebih herannya lagi dia kesini hanya untuk melihat matahari terbit
aku juga suka melihat matahari terbit dengan mudah melalui balkon apartemenku, indah memang, tapi aku baru tahu kalau ada yang ingin menikmatinya tapi harus berjalan jauh dulu
please leave your comment and vote guys, and don't be secret readers love you :*
YOU ARE READING
Like a Dreams (zayn love story)
FanfictionCinta sejati itu ada, ya aku percaya itu walaupun aku belum pernah merasakannya, tapi aku selalu bermimpi akan cinta sejatiku yang sangat indah telah menungguku, dan aku percaya suatu saat mimpi indahku akan menjadi kenyataan