Filler (2)

736 70 5
                                    

Baru saja aku membuka pintu, pergelangan tanganku sudah ditahan oleh Junkai. Aku membalikkan badanku menghadapinya.

"Apa?" Tanyaku datar. Junkai langsung melepaskan lengan nya dari lenganku. Ia menatapku tajam.

"Jangan beritahu siapapun. Atau...." Ia menekankan semua kalimat yang ia ucapkan. Seringaian muncul diwajahnya. Aku bergidik ngeri.

"Atau apa?" Ucapku sok berani. Junkai memajukan badannya lebih dekat kearahku. Ia menatapku tajam namun seringaian nya tetap terukir.

"Atau hidupmu akan menderita selama satu tahun ini" Ancam Junkai. Aku meneguk salivaku gugup. Jarak kami begitu dekat ditambah dengan seringaian mautnya.

Ancamannya memang mengerikan, Sangat, malah. Tapi, aku akan mencoba tak takut dengan ancamannya.

"Aku tak takut. Maaf. Tapi aku tak punya banyak waktu lagi disini" Ucapku datar dan mencari alasan agar bisa terbebas dari jebakan yang ia buat. Aku membalikkan badanku dan bersegera pergi tapi dia menahan pergelangan tanganku kembali. Membalikkan badanku dan membuat jarak wajah kami semakin dekat. Ia mencengkram daguku dan menatapku tajam.

"Lebih baik kau tarik kata-katamu tadi, Nona" Junkai menekankan kalimat 'kata-kata'.

Aku melirik kanan-kiri -Melihat ada orang yang melihat kami atau tidak-.

Entah kenapa mukaku terasa memanas. Aku segera menjauhkan diriku darinya. Tapi, ia malah menarik kembali tanganku supaya jarak nya denganku lebih dekat.

"Bagaimana?" Tanya nya dengan seringaian jahil diwajahnya. Aku mencoba melepaskan diri darinya tapi apa daya? Tenaganya lebih kuat dariku.

Aku menghela nafas panjang dan dalam sesekali menggerutu didalam hatiku.

Oh gosh!

"Baik! Baik! Aku tidak akan memberitahu siapapun!" Akhirnya aku menyerah dan dalam detik itu juga Junkai menjauhkan dirinya dariku sambil tersenyum bangga penuh kemenangan.

Tak pikir panjang, aku langsung berlalu dari tempat itu. Langkahku terhenti pada salah satu anak tangga. Aku menoleh kearah Junkai.

"Tapi, maaf. Aku akan tetap mengatakannya" Ejekku sambil menjulurkan lidahku. Aku tertawa puas saat melihat raut wajah Junkai yang berubah. Aku segera turun kelantai bawah sebelum ia menjebakku untuk kedua kalinya.

Skip.

Hari ini hari pertama aku belajar dikelas tingkat akhir. Mr.Zhang juga sudah memasuki kelas. Dan...tebakkanku kemarin terjadi juga. Padahal aku hanya asal menebak.

Kami sekelas disuruh membersihkan kelas ini, Seluruh siswa sudah mendapatkan bagiannya masing-masing. Anak laki-laki mendapatkan tugas mengangkat barang-barang. Dan setelah itu mereka berkumpul dibelakang seperti ada ajang merumpi, atau ada beberapa dari mereka yang membantu anak perempuan yang membersihkan ruangan ini. Tapi, itu hanya satu atau dua orang. Selebihnya, kurasa kalian tau.

"Uhuk.." Aku terus terbatuk saat membersihkan jendela kaca yang penuh debu. Debu-debu itu terbang dibawa angin masuk dan mengenaiku. Sialnya, aku tak membawa masker sebagai persiapan karena ini acara bersih-bersih dadakan.

Satu pertanyaan, apa saja yang dilakukan anak kelas dua belas tahun lalu?! Mereka tak pernah membersihkannya?

Teacher & Doctor [TFBOYSWJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang