34

934 185 63
                                    

Kuhembuskan nafasku pelan seraya meluruskan kakiku yang keram. Mataku terus tertuju kedepanku, menatap Athena yang tengah tertidur. Namun, sejak semalam, pikiranku terus melayang mencari sebuah jawaban.

Mengapa selama beberapa hari ini aku terasa begitu normal?

Mengapa Lucas tidak pernah lagi muncul dipikiranku? Atau, mengapa ia sudah tidak pernah mengontrolku lagi?

Semakin kucari jawaban itu, semakin tak kudapat pula jawabannya. Walaupun dalam hati aku berucap syukur karena...

Tidak ada lagi seorang iblis yang tinggal didiriku.

Aku bisa hidup seperti orang pada umumnya, kan?

Kulipat kembali kakiku ketika aku mendengar erangan Athena. Ia mengerjapkan matanya yang bengkak akibat menangis semalaman lalu ia menatapku. "Jam berapa ini, Luke?" Tanyanya.

Aku mengedikkan bahuku kemudian menggeleng. "Entahlah, yang jelas sudah lama gue terjaga semalaman."

"Lo gak tidur?" Tanyanya lagi. Aku hanya menggeleng sebagai jawabannya.

Hening menyelimuti kami berdua. Lalu, dengan tiba-tiba, air mata kembali membasahi kedua pipi Athena. Segukan kecil keluar dari mulutnya, membuat kedua sahabatnya yang tengah tertidur dibelakangnya terkejut.

"Ath, lo kenapa?"

"Lo kenapa nangis lagi, Ath?"

Athena menoleh kemudian menggeleng pelan. Ia tidak berkata apa-apa selain menangis. Kudengar Michael menghela nafasnya pelan. Ia menatap sendu kearah Athena, "andaikan gue bisa meluk elo sekarang, Ath, i'll hug you until you stop crying."

Athena terus-terusan menangis. Malah, tangisannya semakin pecah sekarang. Apa yang harus kulakukan untuk menenangkan seorang wanita yang sedang menangis? Shit! Aku tidak tau!

Calum menoleh kearah kanannya--dimana mayat Lily berada--kemudian senyumannya mengembang, "Ath, gue yakin Lily pasti nggak marah kok elo ngebunuh dia semalam. She did it for you, Ath. Dia ngelakuin itu pasti punya tujuannya sendiri."

Michael mengangguk, "stop crying, Athena. Lily pasti nggak suka ngeliat lo nangis."

Athena terus menunduk. Air mata terus membasahi kedua pipinya. Aku menghela nafasku pelan, "dengarin mereka, Ath. Mereka sahabat lo, kan?"

Athena mengangguk. Hening kembali menyelimuti kami yang tenggelam dalam pikiran masing-masing. Aku yang memikirkan betapa kejamnya dunia--lihatlah, Jackson yang notabene adalah satu-satunya orang yang kupercaya malah berkhianat, dan betapa anehnya diriku yang sekarang.

Bagaimana bisa Lucas lenyap sebegitu cepatnya?

"Luke," panggil Athena yang berhasil membuyarkan lamunanku.

Aku mengadahkan kepalaku dan menatap matanya. Sial, aku kembali jatuh hanya karena mata itu.

"Apa?"

"Do you think we can survive?"

Aku mengangguk. "Tentu. Don't worry, i'll do anything to save your life."

"You're wrong, bro. We'll do anything to save our life." Ucap Michael.

Calum mengangguk menyetujui. Aku tersenyum kemudian menggeleng, "tapi, karena gue lo semua menderita begini."

Athena tersenyum kemudian menggeleng, "it's not your fault, Luke."

Aku hanya terdiam tidak menjawab. Kemudian senyumanku merekah diwajahku. "Ath, can i ask you a question?"

Dia mengangguk, "apa?"

"Are you a drug?" Tanyaku seraya tertawa.

Ia menatapku tak percaya, "what kind of question is that?"

"Jawab aja kenapa!"

"No, dumbass. I'm a human, don't you see?" katanya seraya terkikik geli.

"Then, are you a cigarette?" Tanyaku lagi.

"Geez, no! Why the hell are you asking me this?"

"Because you make me so addicted." Ucapku pelan namun dapat kupastikan ia bisa mendengarku.

Michael tertawa keras ketika mendengar perkataanku tadi, "really, bro? That's how you tell a girl that you love her?"

"Oh, shut up," ucapku malu.

Michael menyenggol lengan Calum keras, "saingan baru, Lum."

"Bangsat!" Kata Calum. Ia menatap tajam kearah Michael.

Michael terus-terusan tertawa dibelakang sana. Calum hanya tersenyum melihat sahabatnya yang sudah seperti orang gila lepas.

"Benarkah itu, Luke?" Tanya Athena.

Aku menoleh kemudian mengernyitkan dahiku bingung, "benar apaan?"

"Kata Michael. That's how you tell me that you love me? Is it true? You love me?"

Aku menatap Athena tak percaya. Aku kemudian menunduk dan mengangguk pelan. Hening menyelimuti kami semua hingga akhirnya dapat kudengar dengan jelas suara Athena yang berhasil membuat semangatku bangkit untuk menyelamatkannya dan juga kedua sahabatnya.

"Kalau begitu, buat aku mencintaimu juga."

---

HAI HAI HAI

TENANG, GAK ADA YANG MATI KOK PART INI. INI CUMAN PART GAJE BCS GUE LAGI BINGUNG

GUE BINGUNG ENDINGNYA GIMANA:(

SHOULD SOMEONE DIE OR NAH. HUAA.

ANYWAY MAAP GUE NGILANG KEMAREN2.

DADAH.

Addicted || l.r.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang