when Your Dream Gone Away

407 27 11
                                    

Sekali lagi Sohyun memutar tubuhnya di depan cermin. Senyum kecil terulas di bibir tipisnya. Senyum yang membuat bayangan di dalam cermin itu semakin menawan. Potongan gaun pengantin itu pas di tubuhnya, Melekat erat hingga membuat bentuk tubuhnya yang ramping semakin terlihat, Bahunya yang terbuka dihiasi kalung permata yang terbuat dari gugusan berlian bermata kecil, Belum lagi sebuah mahkota kecil yang menghiasi rambutnya yang disanggul dengan gaya modern itu membuat dirinya benar-benar akan menjadi pengantin paling cantik.

"Gimana?" Tanyanya sambil memutar tubuhnya di depan designer yang menatapnya dengan tatapan yang terpukau.

"Daebagida! Kamu akan menjadi pengantin wanita yang paling cantik, Sohyun-ah," puji designer itu sambil menatap bayangan Sohyun di cermin.

"Kamsahamnida." Sohyun tersenyum.

Kenyataan itu tak akan dipungkirinya, Ia memang terlihat sangat cantik, Jauh lebih cantik dari penampilannya sehari-hari, Pasti Nam joo hyuk akan sangat terkejut melihat penampilan dirinya ini di hari pernikahan mereka nanti. Seminggu lagi, Dan ia sungguh tak sabar menantikan datangnya hari itu.

"Annyeongbi gyeseyo," teriaknya pada penjaga butik yang membukakan pintu untuknya sambil melambaikan tangan pada designer yang masih melihatnya di jendela.

Langit sudah berubah malam. Lampu-lampu di sepanjang pertokoan itu mulai dinyalakan. Ini jam pulang kerja pantas saja kemacetan mengepung di mana-mana, Sohyun bersenandung mengikuti lagu yang diputarnya, Perasaan bahagia yang menyelimuti hatinya membuatnya menjadi tak peduli mobilnya yang dapat berjalan lambat merayap.

"Ting!" Bunyi handphone menyadarknnya. Sebuah pesan masuk. Ia menjangkau handphone itu dan sekilas membacanya.

Aku tunggu di restoran tempat biasanya ya, Sohyun. Josimbaseyo.

From Nam joo hyuk.

Ia melemparkan kembali handphone itu ke dalam tasnya. Nam joo hyuk yang tak jadi menemaninya mencoba baju pengantin, sekarang malah menyuruhnya segera bertemu. Kebiasaan Nam joo hyuk yang sering kali menjengkelkannya. Membuat janji seenaknya, setelah itu dia sendiri yang membatalkannya.
Nam joo hyuk bekerja di perusahaan Papanya, 5 tahun lebih tua darinya, Begitu lulus kuliah, papa langsung merestui hubungan mereka
Kim so hyun adalah gadis peranakan korea-indonesia. Mamanya seorang putri tunggal pemilik perusahaan perakitan elektronik di Korea. Sedangkan papanya adalah pengusaha elektronik terkemuka di Indonesia.
Sohyun langsung memacu mobilnya lebih kencang. Nam joo hyeok akan marah dan uring-uringan jika ia dibiarkan terlalu lama menunggu. Dulu Nam joo hyeok tidak seperti itu. Entah sejak kapan, Nam joo hyeok berubah menjadi sosok gila kerja yang selalu diburu-buru waktu.
Baru saja pikiran itu melintas, handphone-nya kembali berbunyi, kali ini bukan pesan yang masuk, ini pasti Nam joo hyeok, pikirnya.
Sohyun mancari-cari handphone itu di dalam tasnya.

"Sial! Mana handphone itu?"

Rasa kesal mulai mengguncang di dadanya, sekian menit ia mencari-cari namun tak juga menemukan handphone itu. Lagu berhenti. berbunyi lagi. Berhenti. Kembali berbunyi.
Sohyun menarik nafas. Berusahakan meredakan rasa kesal yang menyelimuti dadanya.

"Sabar dikit napa!" Jeritnya dalam nada tinggi, ketika kejengkelan semakin menguasai hatinya. Ia paling tidak suka jika ada seseorang yang menelpon dirinya hingga berkali-kali seperti ini. Membuatnya gugup dan jengkel.

Akhirnya Sohyun menarik tas itu, menaruhnya di pangkuannya dan kembali mencari handphone yang terus bergetar dan menjerit-jerit.

"Nah ini dia!" Serunya girang.
Ditariknya handphone itu dari dalam tasnya. Sekejap. Hanya sekejap saja ia mengalihkan tatapannya ke handphone, memencet tombol terima dan meletakkan handphone itu di telinga kirinya, kini ia menyetir hanya dengan tangan kanan.

Searching for lost loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang