Flashback
Sohyun ingat, ketika ulang tahunnya yang ke. 20, 2 tahun lalu. Sohyun sudah merancang rencana untuk merayakan ulang tahunnya hanya berdua saja dengan Nam joo hyeok. Papa dan Mama yang setuju dengan rencananya akhirnya mengalah. Mereka berdua malah merayakan ulang tahun sohyun hanya dengan makan siang biasa. Tidak ada pesta seperti biasanya sejak dulu dilakukan oleh Papa untuknya.
Villa keluarga yang ada di puncak sudah di hias sedemikian indahnya. Hidangan di meja pun tertata manis sangat menggugah selera. Sohyun sudah memberitahu rencana ini sejak jauh-jauh hari agar Nam joo hyeok bisa mengisi acara ulang tahunnya ini di agenda kerja agar tidak terlewatkan.
Sedari sore, Sohyun sudah berdandan cantk. Bahkan beberapa pesan sudah dikirimkan sejak pagi harinya, agar Nam joo hyeok tidak lupa.
Bayangkan saja hingga lilin-lilin di atas meja itu habis. Nam joo hyeok sama sekali tak menampakkan batang hidungnya. Sohyun menelpon ke handphone Nam joo hyeok, handphone itu malah mati. Kesedihan malam itu sekuat tenaga di tahannya. Sohyun kembali dengan perasaan hampa.
Tahu apa yang dilakukan Nam joo hyeok keesokan harinya ?
Memang ia datang dengan seuntai kalung berlian di tangannya. Hanya kata maaf yang diucapkannya bahwa ternyata ia lupa akan acara itu. Lalu, tanpa menunggu apakah Sohyun memaafkan dirinya atau tidak, Nam joo hyeok langsung melenggang meninggalkannya dengan alasan rapat direksi sedang menunggunya.Flashback end.
Saat itu, Sohyun dipaksa menelan kemarahannya sekuat tenaga. Ia seolah-olah mampu untuk itu. Ada cinta yang luar biasa untuk memaafkan Nam joo hyeok dan menerima dirinya apa adanya. Bahwa Sohyun percaya, Nam joo hyeok sampai melupakan hal-hal penting dalam hubungan mereka karena begitu memikirkan kemajuan perusahaan papanya.
Sohyun kembali menagis sesegukkan. Kenyataan ini begitu menyakitkan. Ternyata, sudah sejak lama Nam joo hyeok tidak peduli lagi padanya. Dirinyalah yang selalu menunggu Nam joo hyeok. Dirinya pula yang menjadi orang pertama yang selalu menghubungi Nam joo hyeok. Dalam keadaan genting sekali pun, ia pula yang harus mengemis-ngemis agak Nam joo hyeok datang. Astaga!"Kita harus melakukannya, Kang! Hanya dengan tanda tangan Sohyun, seharusnya seluruh aset itu bisa segera berpindah tangan. Setelah itu, kita bisa segera menikah."
"Menikah? Bagimana dengan pernikahanmu dengan Sohyun?"
"Tenang saja, Sohyun akan lumpuh selamanya. Begitulah berita yang kudengar. Ia tak akan mampu berjalan. Ia hanya duduk manis di rumah dan menuruti semua kataky. Mungkin, ia juga tak akan bisa melakukan apa pun lagi setelah ini kita akan bahagia, Kang?"
"Suara-suara itu. . ."
Berdengung menyakitkan. Menimbulkan gendering yang sangat hebat yang bertalu-talu dalam dadanya. Suara-suara itu bergema dalam lorong bangunan apartemen yang sunyi. semakin mereka mendekat.
Sohyun langsung menegakkan tubuhnya. Dari ujung lorong, di lihatnya Nam joo hyeok yang berjalan berangkulan seorang perempuan. Sohyun menyipitkan matanya. Lorong yang remang-remang sedikit mengganggunya untuk mengenali siapa perempuan dalam pelukan Nam joo hyeok itu."Bagimana dengan sajangnim? Ia pasti akan curiga."
"Dia tak akan bisa mencurigaiku. Semuanya sangat bersih, kita menggunakan nama pihak ketiga untuk membeli aset perusahaan itu. Seluruh aset-aset yang akan kujual itu adalah aset-aset perusahaan yang paling menguntungkan."
"Aku percaya padamu, semoga saja rencana kita ini berjalan dengan baik."
"Kang so young? Itu kan Kang so young." Sohyun terpana ketika matanya mulai mengenali sosok perempuan dalam pelukan Nam joo hyeok.
Berkali-kali ia mengucek matanya untuk memastikan yang dilihatnya itu memang benar Kang so young, sahabatnya, saudara yang di besarkan bersama-sama. Sohyun menutup mulutnya yang menganga tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Searching for lost love
RandomSebuah kecelakaan menghancurkan seluruh impian yang dibangun Sohyun. Cinta, persahabatan dan penghianatan membuat hidupnya menjadi penuh warna. Kelumpuhan kakinya, perjalanan tubuh kasat matanya hingga akhirnya ia nemukan jawaban atas seluruh perjal...