taboo to love

11 2 0
                                    

Hangat,

tangan yang memeluk lembut tubuhku ini, tangan yang kurindukan, kakak...

"Selamat datang di rumah kak" ucapku seraya membalas pelukanya dengan senyuman.

"Hm,iya aku pulang Rika, maaf aku terlalu lama meninggalkanmu di rumah sendirian" ia pun perlahan melepaskan pelukanya dan membalas senyumanku,

"tidak, kan ada bibi dan yang lainya di rumah" ucapku,

"oo, jadi kamu tidak merindukanku sedikit pun? baiklah kalau begitu" ia cemberut dan menunjukan sikap merajuknya kepadaku, ah aku begitu merindukan sikapnya yang seperti ini, padahal ia kakakku tapi sikapnya kekanak-kanakan.

"hehehe" aku pun tertawa kecil.

Ya Tuhan, kenapa aku begitu mencintai kakakku ini?

Memang, dia bukanlah kakak kandungku yang sebenarnya, aku hanyalah seorang anak yang dirawat oleh orang tua kak Ren, jadi sebenarnya untuk mencintai dia pun aku tak pantas.

"Rika, nanti malam temui aku di kamar, ada sesuatu yang ingin kuberikan" sambil meraih handuk, ia pun beranjak untuk mandi,

"iya kak" balasku.

Saat malam harinya,

Tok, Tok, Tok, "kak, bisa aku masuk sekarang?" tanyaku ragu,

"masuklah Rika" kak Ren segera menyuruhku masuk.

Ah sudah lama rasanya aku tidak masuk ke kamar ini, setelah ditinggal kak Ren kuliah di luar negri selama 3 tahun. Kamar kak Ren tetap rapih seperti biasanya, aroma buku-buku tua-nya pun masih tercium hingga sekarang.

"Ada apa kak?" aku melihat kak Ren yang sedang duduk di meja belajarnya sambil membaca buku.

Melihatku datang, kak Ren pun segera beranjak dari duduknya, lalu menghampiriku

"aa.. ada apa kak??" aku gugup karena terlalu dekat denganya, wajahnya pun mendekati wajahku,

"Selamat ulang tahun Rika" ia berbisik di telingaku.

Hatiku pun berdegup cepat, wajah dan telingaku juga pasti sudah memerah, eh tunggu, tapi tadi apa yang dia katakan? Ulang tahun? Sudah lama sekali rasanya aku tidak merasakan berulang tahun, aku pun tidak mengingat tanggal ulang tahunku.

"Ulang tahun? Apa sekarang adalah ulang tahunku kak?" karena penasaran, aku pun bertanya langsung kepada kak Ren,

"Iya, saat ini adalah ulang tahunmu, hari ini bertepatan pada saat kau masuk keluarga ini Rika" kak Ren mengatakanya dengan tegas.

Oh begitu rupanya, kupikir ini benar-benar hari ulang tahunku yang sebenarnya, tetapi ternyata tidak ada yang tahu tepat kapan hari kelahiranku, hanya Tuhan dan Orang tua kandungkulah yang tahu.

"aish!" aku menggerutu pelan, kenapa aku mengingat-ingat lagi orang tua kandungku, padahal mereka telah membuangku, menelantarkanku, hingga membuatku jadi merasakan cinta yang menyakitkan ini.

"Rika.." kak Ren memanggilku dengan lembut dan tanganya pun mengusap pipiku, ah ternyata tanpa sadar, aku meneteskan air mataku setelah mengingat ingat orang tua ku.

"Maaf Rika, aku tidak bermaksud mengingatkanmu dengan orang tua mu" Kak Ren mengatakanya dengan nada yang bersalah, dan itu membuatku tidak enak.

"Ah, maaf, tadi aku mengingat mereka lagi, maaf kak" aku pun memaksa untuk tetap tersenyum.

"Baiklah, jangan menangis karena aku akan memberikanmu hadiah, jadi jangan menangis lagi Rika. Dan ingat, jika kamu merasa kesepian, aku akan bersamamu, karena aku adalah kakak mu, keluargamu Rika." Kak Ren mengatakanya dengan senyuman, lalu ia pun segera mengambil sebuah kotak berukuran kecil di dalam tas nya.

kak, tapi apakah kakak tahu, setiap kakak mengatakan kau adalah keluargaku, dan kau adalah kakaku, itu membuat batinku semakin tersiksa rasanya, namun apa daya, itu adalah faktanya.

"Wah, apa ini isinya kak?" aku meraih kotak berukuran sedang itu dari tangan kak Ren, dan aku mencoba untuk membukanya.

"Ah, jangan Rika, kau harus membukanya di kamar, aku tidak tahu, apa itu adalah hadiah yang cocok untukmu atau tidak, karena sebelumnya aku belum pernah memberikan hadiah kepada gadis berumur 17 tahun" muka kak Ren pun terlihat memerah.

Karena senang melihat muka kak Ren yang memerah, aku pun ingin sedikit menjahilinya "Oo, begitukah, kalau begitu... aku akan membukanya sekarang!" aku mencoba melepaskan bungkus hadiah tersebut, namun tangan kak Ren pun segera meraih hadiah itu.

"Berikan padaku, kalau begitu hadiah ini kubatalkan untuk kuberikan kepadamu." Kak Ren sebal, dan menyembunyikan hadiah itu dibalik tubuhnya.

"Baik, baik, aku tidak akan membukanya disini, jadi batalkan niat kakak untuk membatalkan memberi hadiah itu untukku." aku mencoba mengambil kembali hadiah tersebut.

Dengan ragu kak Ren pun akhirnya memberikan lagi hadiah itu kepadaku, dan tak lupa ia ingatkan lagi kalau hadiah itu harus dibuka saat aku sampai di kamarku. Aku pun akhirnya menuruti kemauanya. Lagi pula, mau dibuka dikamar ataupun dibuka sekarang pun tak ada bedanya,hadiah itu tetaplah milikku.

Sesampainya di kamar, aku pun menghempaskan tubuhku ke kasur, memejamkan manik cokelatku, menghela napas dalam-dalam lalu menghembuskanya.

"baiklah, ayo kita lihat hadiah dari kak Ren"

Perlahan, aku pun membuka pita bewarna jingga yang mengikat kotak hitam berukuran sedang itu. Lalu, kubuka kotak itu.

"Kak Ren...hiks" tak terasa aku pun menumpahkan benih air mataku, menatap indah hadiah yang kak Ren berikan. Sebuah kalung bewarna silver dengan liontin bewarna biru yang diikat oleh hiasan kelopak bunga mawar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tannia Or RikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang