4

1.8K 97 1
                                    

Maaf jika ada kata-kata kasar atau kata-kata yang kurang enak dibaca. Jika tidak suka, silahkan cari cerita lain.
-------------------------------------------------

Shania's POV

"Sorry. Nunggu lama, ya?" tanya gue saat liat Fabi, Putri, dan Nola di ruang tamu. Okeh, kita panggil mereka bertiga dengan sebutan 'Cebong'.

"Sangat!" jawab mereka serempak. Ish. Gue memutar bola mata gue dan duduk di samping Fabi.

"Qt yokk!" Ajak gue bosen. Daripada kagak ngapa-ngapain di rumah gue, mending qt kan sama cebong-cebong gue ini.

"Qt apaan??" tanya Fabi polos. Kumat deh lemotnya Fabi.

"Lemot lo." timpal Nola.

"Emang lo ngerti?" tanya Putri sinis. Nola hanya menggeleng dan nyengir gak jelas. Putri dan Shania membuang nafasnya lelah.

"Ayo ah, qt kemana enaknya?" tanya Shania tak sabar.

"qt apaan sih?" balas Fabi. Nola menggeleng dan mengangkat bahunya tak tahu. "Kagak nanya lo, Bi." lanjut Fabi.

"Quality time." jawab Putri enteng. Fabi dan Nola hanya ber-oh ria.

"Ayolahh, kemana? Bosen gue di rumah." seru Shania tak sabaran.

"Terserah dah kemana." jawab Fabi sambil memainkan ponselnya. Nola mengangguk setuju. Putri tampak berpikir. "Shopping aja yuk." saran Putri.

"Terserah." jawab Nola dan Fabi bersama. Shania hanya menganggukkan kepalanya.

*****

Author's POV

"Makan yuk, laper." racau Putri dengan pupil eyesnya kepada Shania, Fabi, dan Nola. Mereka bertiga mengangguk mengiyakan ajakan Putri. Mereka bertiga sama laparnya juga dengan Putri.

Setelah makan, mereka beristirahat sejenak. Mengobrol dan bercanda.

"Nyet, pinjem hp dong." kata Putri seraya menyeruput orange juicenya.

"Buat apaan?" balas Shania dengan mendongakkan wajahnya.

"Liat-liat doang. Lama kagak mainin hp lo." lanjut Putri. Shania memberi ponselnya pada Putri.

"Wahh, lo punya cowok ya? kok kagak cerita sih?" heboh Putri saat melihat ponsel Shania lebih jelas.

"Hah? apaan sih. Gue jomblo anjir. Mana mungkin punya pacar." balas Shania.

"Lah ini. Sms sama panggilan masuk lo namanya kebanyakan 'Mas Adi'. Mas Adi siapa? ngaku lo sama kita." Tak henti-hentinya Putri mengintrogasi Shania.

"Mas Adi? baru lagi? Dulu bukannya Dimas?" sahut Fabi.

"Ckckckckck, gebetan lo banyak banget dah." timpal Nola dengan gelengan kepalanya.

"Anjir. Ngapa gue jadi dibully sih. Eh, gebetan kagak ada. Yang ngegebet banyak." balas Shania tak mau kalah.

"Anjir."

"Bangke."

"Njir."

"Mas Adi tuh langganan ibu gue. Gue gak deket kok, cuma saling kontakan aja. Apa salahnya coba menghubungkan tali silaturahim." jelas Shania sambil memakan sisa snack yang tadi ia beli.

Bendahara Kelas [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang