"Jung Ahra. Kau Jung Ahra. Iya. Kau."
Ingatanku saat memerhatikan Seungcheol Sunbae masih terlintas jelas dibenak ku, bahkan saat ia berbicara tanpa suara aku pun masih jelas mengingatnya, dia menyebut nama ku berkali-kali sambil menunjuk-nunjuk diriku dan jangan lupakan dengan sebuah senyuman yang terus melekat.
Awalnya aku tak menyadari hal itu, kupikir untuk orang lain, tapi nyatanya itu untuk ku. Bukannya aku terlalu percaya diri, tapi aku yakin itu untuk ku, karena disekolah ini hanya aku yang bernama Ahra, bisa kuyakini itu.
Benar-benar Seungcheol Sunbae mampu membuatku jungkir balik hanya karena dia menunjuk-nunjuk diriku sambil menyebut namaku, aihhh bisa makin gila aku jika seperti ini.
"Ahra."
Aku menolehkan kepala ku saat merasa ada seseorang yang memanggil ku, seketika jantungku berpacu dengan cepat, baru saja kupikirkan dirinya, sekarang dia ada disini dan memanggil namaku. Aigo benar-benar sepertinya aku gila, ilusi macam apa ini hingga benar-benar berwujud seperti aslinya.
"Ne ?" Tanyaku dengan bingung padanya, ya aku sungguh bingung kenapa dia bisa ada disini, dasar aku bodoh ya tentu saja dia bisa disini, memangnya perpustakaan ini punyaku.
"Kau sedang apa ?" Tanyanya sambil berjalan kearah ku, dan duduk tepat dihadapan ku.
Ya Tuhan apa yang harus aku lakukan sekarang ? Seorang Sunbae yang sangat aku sukai duduk dihadapan ku sekarang, bahkan dia menyunggingkan senyum manisnya itu, benar-benar aku akan meleleh sekarang.
"Hmm.. Baca novel." Jawabku dengan nafas tersengal. Ya! Memangnya aku sedang lari apa hingga bicara saja tersengal, dasar Ahra bodoh.
"Kenapa kau tak ikut rapat ?" Tanyanya sambil mengambil novel yang daritadi terbuka, ya karena aku hanya membacanya sebentar, setelah itu kubiarkan terbuka dan aku mulai berfantasi liar tentang orang yang ada dihadapan ku.
"Ah~ aku memang tak berniat terlibat hal tersebut." Jawabku sambil terus memerhatikan dia yang nampaknya sedang membaca novel yang baru saja dia ambil.
"Padahal aku ingin melihat mu, tapi ternyata kau tak datang rapat."
Aku membulatkan mataku saat mendengar ucapannya. Tunggu, apa katanya tadi ? Ingin melihat ku ? Ahh aku lupa ini kan ilusi yaa, ahh Ahra kau benar-benar bodoh.
"Sunbae hentikanlah. Ini sangat tak lucu. Aku tahu ini hanya ilusiku saja." Ucapku sambil tertawa yang dibuat-buat.
Seungcheol Sunbae mengalihkan pandangannya kearah ku, menatap ku, dan sekarang tak ada senyum diwajahnya, tapi tatapannya itu sungguh membunuhku, seperti elang. Aigo dia terlihat sangat menawan sekarang, bagaimana ini ?
"Jadi kau pikir kau sedang mengkhayalkan diriku sekarang ?" Tanyanya kembali dengan senyum diwajahnya, namun masih dengan tatapan yang sama.
Seungcheol Sunbae menyingkirkan buku-buku novel yang berserakan dimeja, menahan tangannya di meja,dan sedikit bangun dari tempat duduknya, kupikir awalnya dia akan pergi, tapi nyatanya sekarang dia terus menerus mendekatkan wajahnya kearahku.
Seiring dengan dia memajukan wajahnya, aku juga memundurkan wajahku, entahlah aku merasa heran dengannya sekarang, aku begitu gugup sekarang, hingga wajahnya berjarak 5cm dengan wajahku, baru aku sadar kalau ini bukan ilusi ku melainkan benar-benar nyatanya.
"Aku sangat serius saat mengatakan ingin melihatmu dan ini juga bukan ilusi mu Ahra."
Eommaaaaaa..... Dia bicara sambil berbisik, bagaimana ini ? Dia sungguh sangat seksi seperti ini. Aku tak tahan dengan semuanya. Tolong selamatkan jantung dan wajah memerah ku. Aku mohon.
"Aku sangat suka melihat wajahmu yang memerah."
Aku sontak langsung menutup wajah ku dengan kedua telapak tanganku, jelas saja aku malu saat dia menyadarinya. Ohh Jinri, Vernon atau siapa pun itu tolong aku dalam situasi ini.
Kudengar Seungcheol Sunbae tertawa, dan dapat kurasakan saat dia mengacak-acak rambutku, lalu kudengar kursi berdecit. Aku sedikit mengintip dibalik celah jari-jariku, kulihat dia sedang duduk dan menatap diriku dengan menopang kepalanya dengan satu tangan.
"Kau sangat lucu Ahra. Tapi aku lebih suka melihat wajahmu."
Aku menurunkan telapak tangan ku dari wajahku, kulihat dia masih saja tersenyum kearahku, aku menelan ludah ku saat melihatnya mengacak-acak rambutnya sendiri, aihhh dia tidak sedang menggoda ku kan? Aihh Ahra kau mulai berpikiran macam-macam lagi.
"Oke, sejujurnya aku ingin mengobrol banyak padamu. Tapi entahlah akhir akhir ini kau terlihat sulit untuk diajak mengobrol."
Heol memangnya selama ini kita mengobrol? Aku merasa itu bukan obrolan, hanya basa basi belaka. Tunggu, dia ingin mengobrol denganku? Pasti dia bercanda, setelah itu dia juga akan pura-pura tak mengenaliku seperti biasa.
"Yasudah Sunbae mau bicara apa ?" Tanyaku berusaha menahan nada bicaraku, sejujurnya aku sangat senang saat ia mengatakan itu, aku nyaris memekik tertahan saat mendengarnya, namun aku tak ingin seperti siswi yang lain, yang terlalu berlebihan.
"Kenapa wajahmu jadi tegang begitu ? Santai saja oke, aku tak akan menggigit mu." Ucapmu sambil terkekeh dan menatap ku dengan intens.
Aigo aku sungguh sangat suka ditatap seperti ini, dulu aku sangat menginginkan Seungcheol Sunbae menatap ku seperti ini, dan sekarang aku mendapatkannya. Beruntungnya diriku ini.
"Aigo Sunbae jangan membuat ku seperti ini, aku bisa gila." Ucapku sambil membenamkan wajahku dimeja, aku benar-benar tak tahan ditatap seperti itu, rasanya seperti akan terbang.
"Waeyo ? Kau benar-benar lucu Ahra." Ucapnya masih dengan terkekeh. Dapat kurasakan dia mengelus rambutku lembut. Ya tuhan selamatkan hamba mu ini. Pasti wajahku sudah sangat memerah sekarang, aku dapat merasakan karena pipi ku kian memanas.
"Ahra, ayolah aku sangat ingin melihat wajah mu yang cantik itu."
Vernon, Jinri atau siapa pun itu yang bisa mendengar suara hatiku, tolong aku dengan situasi sekarang. Aku sungguh sangat malu sekarang. Aku sungguh ingin terbang, tolong tangkap aku jika aku akan jatuh.
Aku mendongak kepala ku dengan perlahan-lahan, menatapnya sebentar, lalu kembali menunduk. Aku tak sanggup melihat wajahnya itu.
Aku dapat merasakan pipi ku di elus olehnya, lalu ia mengangkat dagu ku dan menatap ku lekat dengan senyum manis yang ku sukai itu.
"Lain kali percaya dirilah bicara padaku, jangan malu-malu, kita kan teman Ahra. Anggap aku Oppa mu."
Teman ? Apa teman ? Matilah aku ini, seseorang tolong tangkap aku, mengapa tak ada seorang pun yang mau menangkap ku saat jatuh, sakit ya Tuhan, tapi tak berdarah. Huhuhu
"Baiklah." Ucapku singkat, sambil membalas senyumnya. Bagaimana pun aku tak mau terlihat menyedihkan dihadapannya.
"Kajja, ku antarkan kau ke kelasmu." Ucapnya bangkit dari kursinya dan menarik tanganku keluar dari perpustakan.
Tuhan, sesungguhnya ini adalah yang aku inginkan sejak dulu. Menjadi temannya saja sudah cukup, namun kau pasti tahu Tuhan jika manusia tak akan pernah puas dengan segala suatu hal. Dan sepertinya aku salah satu hamba mu yang tak puas itu, aku ingin terus bersamanya seperti ini. Ku mohon jangan pernah berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melting [Complete]
FanfictionAhra selama ini menyukai Seungcheol secara diam-diam, namun dia harus bersaing dengan perempuan-perempuan lain yang juga menyukai Seungcheol. Apakah Ahra akan berhasil menjadi kekasih Seungcheol ? Atau Ahra akhirnya akan menyerah untuk menyukai Seun...