4

1.7K 209 0
                                    

Aku mengerucutkan bibir ku sedaritadi seteleh bel pulang sekolah, Jinri begitu saja dengan semangat langsung menarik tanganku untuk keluar kelas, hingga sekarang kami duduk bersama dengan murid-murid lain yang sepertinya mereka menjadi panitia juga.

Aku menghela nafas kesal karena si ketua osis juga tak kunjung datang, dia si Kim Mingyu yang tadi mengajak kami berdua untuk menjadi panitia, belum menunjukan batang hidungnya. Bagaimana bisa dia dipilih menjadi ketua osis jika telat begini.

"Ah masa bodo. Aku tak mau menunggu terlalu lama. Lebih baik aku tidur saja dirumah." Ucapku sambil bangkit dari duduk ku, tapi entah mengapa Jinri selalu sukses menarik tanganku, bahkan sekarang dia menarik tanganku hingga aku terduduk kembali.

"Ya! Jinri! Aku sungguh tak mau mengikuti hal-hal menyibukan seperti ini. Buang-buang waktu." Omel ku padanya dengan wajah super kesal, tapi Jinri malah menatapku dengan tatapan memohonnya. Kalau sudah seperti ini Jinri sungguh menjijikan.

"Ayolahh Ahra, sekali-kali ikut kegiatan seperti ini. Menambah pengalaman, kapan lagi coba kita seperti ini."

"Bilang saja kau ingin ada saat acara pelepasan nanti." Ucapku ketus. Ya aku tahu karena dia ingin diperhatikan Jisoo Sunbae jika mengikuti acara ini, bagaimana pun juga Jisoo Sunbae akan mengisi acara ini juga, karenanya dia ingin terlibat.

"Untuk apa aku menjadi panitia, jika itu tujuan ku ? Aku bahkan bisa ikut ke acara prom night bersamanya tanpa ikut menjadi panitia."

"Yasudah masa bodo dengan alasanmu, intinya aku tak ingin sibuk seperti ini."

Aku langsung saja bangkit dari duduk ku, dan menyampirkan tas ransel ku disebelah pundak kananku. Dapat ku dengar Jinri mengikuti ku sambil memanggil-manggil nama ku, namun langkah ku terhenti saat berada diambang pintu aula.

Aku hampir saja bertabrakan dengan Seungcheol Sunbae yang akan masuk kedalam aula bersama Mingyu, dan untungnya saja hal itu tak terjadi. Aku dengan cepat langsung membungkukan badanku dan meminta maaf pada Seungcheol Sunbae, lalu Jinri tiba-tiba merangkulkan lengannya dipundak ku hingga aku nyaris saja terjungkal kedepan.

"Ah~dapat juga kau Ahra." Ucap Jinri lega, sambil mengelus-ngeluskan rambut ku. Cihh biasa Jinri seperti ini jika ada maunya.

"Ohh kalian berdua panitia juga ?" Tanya Seungcheol Sunbae sambil menunjuk kami berdua bergantian.

Aku menggeleng cepat, sedangkan Jinri dengan kerasa mengatakan iya, lalu Jinri menatapku dengan sinis saat menyadari diriku yang terus menggelengkan kepala.

"Sunbae sendiri ada apa kemari ?" Tanya Jinri mengalihkan pembicaraan.

"Ah~aku hanya ingin membantu Mingyu sedikit." Jawab Seungcheol Sunbae sambil tersenyum manis.

Ya tuhan kuatkanlah hamba mu ini. Hamba sungguh tak kuat hanya melihatnya tersenyum, jantung hamba terus menerus berdetak lebih cepat setiap kali dia tersenyum atau dekat dengan hamba. Tolong beritahu dia untuk berhenti melakulan itu.

"Yasudah, kita masuk saja kajja." Ajak Seungcheol Sunbae sambil berjalan memasuki aula diikuti oleh Mingyu disampingnya, sedangkan Jinri langsung kembali menariku masuk kedalam aula, dan diriku hanya pasrah mengikutinya.

***

Aku mengacak-acak rambut ku kesal, jika mengingat rapat kemarin. Rapat kemarin benar-benar menyebalkan, aku langsung ditempatkan diposisi yang sibuk. Ah sungguh aku tak menyukai hal ini, aku sangat tak suka jika harus menjadi orang yang super sibuk. Aku hanya ingin berdiam diri dirumah setelah pulang sekolah. Kim Jinri kau sungguh menyebalkan.

"Kau kenapa ?" Tanya Vernon sambil duduk dikursi depanku, posisinya menghadap kebelakang kearahku.

"Diamlah aku sedang kesal." Ucapku sambil menghadap kearah jendela kelas yang langsung disuguhkan pemandangan kelas Seungcheol Sunbae yang sedang pelajaran olahraga.

"Kau kesal dengan Seungcheol Sunbae atau Seungkwan ?" Tanya Vernon kembali sambil menopang dagunya dimeja ku.

"Dengan teman mu, si yeoja menyebalkan." Jawabku asal.

Vernon, dia itu teman dekat ku dikelas. Dia ini bule tampan, dia juga yang paling mengerti diriku setelah Jinri. Jika Jinri akan menasehatiku dengan cara mengomel, maka Vernon sebaliknya. Jika aku sedang kesal, maka dia akan bertanya dengan baik-baik dengan cara lembut, walaupun aku sudah menyuruh untuk jangan bertanya atau menyuruhnya diam, dia akan tetap bertanya dengan lembut, dan tentu saja aku akan terus menjawab. Katakan lah aku luluh hehe.

Berbeda dengan Jinri, jika aku sedang kesal, Jinri akan memaksa ku dengan cara brutal, seperti menggodai ku. Jika aku menyuruhnya diam, dia akan benar-benar diam, tapi dia akan terus menatapku, dan pada akhirnya dia akan merengek seperti anak kecil menyuruhku berbicara. Jika aku membentaknya karena kesal olehnya, dia akan lebih membentak ku, lalu setelah itu dia akan kembali merengek. Ya begitulah Jinri dan Vernon memang sangat berbanding balik, tapi pada intinya kedua orang inilah yang mengerti ku.

"Jinri ? Waeyo ? Karena dia berduaan terus dengan Jisoo Sunbae ?"

"Aku dipaksa olehnya untuk menjadi panitia acara pelepasan kelas 3. Kau tahu kan, aku tak suka menjadi panitia, aku tak suka menyibukan diriku seperti itu. Tapi teman mu itu merengek-rengek minta aku ikut."

"Aku setuju dengan Jinri. Untuk pengalaman mu, dan untuk dekat dengan Seungcheol Sunbae. Sesekali kau harus coba hal baru seperti ini."

"Aish.. Kenapa kau sangkut pautkan dengan Sunbae ?"

"Bukan apa-apa, mungkin akan ada kesempatan. Wahh coba aku masuk kemarin, aku akan ikut jadi panitia juga."

"Yasudah kau gantikan posisi ku." Ucapku asal sambil membaringkan kepala ku dimeja.

"Kau pasti bisa Ahra fighting. Aku ke kelas Yuna dulu ne, annyeong." Ucap Vernon sambil menepuk pundak ku lalu pergi meninggalkan.

Aku mendongakan kepala ku, lalu kembali memerhatikan Seungcheol Sunbae yang sedang berlari mengelilingi lapangan. Kenapa dia bertambah tampan setiap berkeringat. Aigo aku ini selalu berpikiran macam-macam soal dia.

Aku memukul kepala ku berkali-kali, mengeluarkan pikiran-pikiran aneh ku soal Seungcheol Sunbae, dan tiba-tiba saat aku kembali memerhatikan dia, dia mendongakan kepalanya kearahku, menatap diriku, tersenyum, dan melambaikan tangannya. Tunggu dia melakukan itu kearah ku kan ? Eitss Ahra pasti kau keliru.

Aku menolehkan kepala ku ke kanan dan ke kiri, dikelas ku tak ada yang sedang melihat keluar jendela selain diriku, ahh pasti anak kelas sebelah yang sedang memerhatikannya juga, aku baru ingat dia kan punya penggemar yang banyak.

Aku kembali menatap kearahnya, sekarang ku lihat dia sedang tertawa sambil memegang perutnya, lalu menunjuk-nunjuk kearah ku sambil sedikit tertawa sekarang. Sebenarnya apa yang dia tertawakan sih?

Lalu, detik kemudian dia mengucapkan sesuatu tanpa bersuara, dan jangan lupakan dia masih menunjuk-nunjuk kearah ku. Aku memincingkan mataku saat dia berucap tanpa suara, menyimak apa yang ia ucapkan, dan aku membulatkan mataku saat aku mengerti apa yang dia ucapkan. Aku pun langsung mengalihkan pandang ku padanya dan membenamkan wajahku dimeja. Aihh aku bodoh sekali.

Melting [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang