Ujian kelulusan sudah selesai, ini artinya acara pelepasan sebentar lagi akan tiba, dan aku benar-benar sibuk sekarang. Aku selalu menggerutu jika bel pulang sekolah berbunyi, alasannya karena aku tak bisa langsung pulang kerumah, aku harus membantu menyiapkan acara pelepasan, dan itu sungguh melelahkan.
Soal Seungcheol Sunbae, aku sudah jarang melihat dia, bahkan hari ini pun aku belum melihat dia, entahlah kemana dia, yang ada dipikiran ku mungkin dia sibuk belajar akhir-akhir ini.
"Jung Ahra."
Aku menoleh kearah sumber suara, dia adalah Kim Mingyu yang sedang berjalan kearah ku sambil membawa gulungan kertas ditangannya.
Ini pertanda buruk bagiku, karena pasti sebentar lagi Mingyu akan menyuruh-nyuruh ku seperti babu. Rasanya aku ingin sekali kabur, namun sepertinya hal tersebut hanya ada dibenak ku saja.
"Apa lagi ?" tanyaku dengan wajah lelah dan dengan nada suara yang dingin.
"Bisa tolong pasangkan ini di mading sekolah ? Aku harus pergi ke ruang kepala sekolah sekarang."
Aku memutarkan bola mataku jengah, baru aku menyelesaikan tugas ku, dan sekarang aku harus menempel kertas yang tak kutahui isinya itu di mading.
Tunggu, sepertinya Mingyu ingin mengerjai ku ya, aku tahu aku ini pendek jadi dia menyuruhku agar memasang kertas itu di mading, benar-benar menyebalkan.
"Kau menghina ku ya ? Aku mana sampai menempelkan itu di mading." Ucapku sambil melipat kedua tanganku di dada.
"Ohh ayolah aku tidak menghina mu Ahra, aku sungguhan dipanggil kepala sekolah sekarang. Tolong lah Ahra."
"Baiklah, baiklah."
Aku mengambil gulungan kertas tersebut, lalu Mingyu beberapa kali mengucapkan terimakasih padaku yang hanya kubalas dengan anggukan, kemudian aku mengusirnya untuk pergi.
Aku berjalan gontai ke arah mading, mading tersebut berada di koridor kelas 3 karena memang tempat terebut strategis.
Aku dengan malas memasang gulungan kertas tersebut, untunglah aku sampai, mungkin aku bertambah tinggi sekarang.
Baru saja selesai aku memasangnya, anak-anak kelas 3 langsung mengerubungi mading tersebut, apalagi para siswi yang nampak sangat senang membacanya.
Aku pun membalikan badan ku, hendak meninggalkan kerumunan itu, kalau tidak buru-buru pergi maka aku akan terjebak disana.
"Seungcheol aku sudah melihat mading, itu soal prom night nanti, kau sungguh kan mau jadi pasangan ku ?"
Aku menoleh kearah suara perempuan yang menyebut nama Seungcheol Sunbae, terlebih lagi perkataannya itu membuat ku merasakan perih dihati. Dan akhirnya sekarang aku bisa melihat sosok Seungcheol Sunbae yang tak kulihat akhir-akhirnya.
Dia sedang mengangguk sambil tersenyum lebar, kemudian dia merangkul perempuan tersebut dan mereka berjalan bersama sambil tertawa.
"Kekasihnya aku yakin." Gumamku pelan, lalu berjalan menunduk.
Fisik ku sudah lelah sekarang, dan hatiku juga ikut menjadi lelah. Mungkin setelah acara pelepasan berakhir, aku juga harus mengakhiri perasaanku padanya.
***
Acara pelepasan pun tiba, atau bisa dibilang prom night. Banyak sekali yang hadir pada hari ini, banyak juga angkatan ku dan adik kelas yang datang sebagai pasangan kakak kelas.
Mereka terbalutkan dengan dress dan juga setelan jas yang memang diwajibkan memakainya, termasuk aku, walaupun aku panitia, aku harus memakai dress yang menurut ku sangat menyebalkan untung saja aku memakai flat shoes hari ini bukan heels seperti yang lainnya.
Ya salahkanlah kaki ku yang tak bisa memakai sepatu heels seperti yang lainnya, dikarenakan jika aku memakainya aku tak akan bisa berjalan, berdiri pun aku akan mudah limbung, aku pernah mencobanya sekali dan berakibatkan kaki ku keseleo hingga tak bisa berjalan 3 minggu, dan itu sangat menyebalkan.
Mataku mulai melihat-lihat kearah sekeliling ku, aula sekolah benar-benar dirubah menjadi tempat pesta yang sangat menakjubkan, benar-benar indah. Yaa setidaknya tidak sia-sia juga aku pulang telat akhir-akhir ini.
"Ahra."
Jinri datang dengan wajah yang ceria, ya aku tau dia sangat senang jika ada acara-acara seperti ini, dia senang memakai dress, make up, dan juga high heels, yaa memang cocok dengannya.
"Mana pasangan mu ?" Tanyanya seteleh tiba dihadapan ku.
"Kau meledek ku ya ?" Tanyaku balik dengan kesal.
Dia terkekeh saat melihat wajahku yang sudah berubah menjadi kesal, lalu kemudian dia mengambil posisi duduk disebelahku.
"Mana Jisoo Sunbae ?" Tanyaku pada Jinri yang sedang minum entahlah dapat darimana minuman itu.
"Seperti biasa kau tahu kan, berkumpul dengan teman-temannya, sebenarnya aku diajak ikut berkumpul, tapi aku menolak dengan memberikan alasan jika aku adalah panitia yang masih ada tugas."
"Kau pintar beralasan."
"Aku melihat Seungcheol Sunbae bersama Nara Sunbae sepertinya mereka berpasangan."
"Ya sepasang kekasih mungkin."
Aku meneguk minuman yang sedaritadi ku anggurkan ditanganku, dan aku baru tahu kalau itu adalah jus mangga, untung bukan soju atau wine.
"Tahu darimana kau ?"
"Hanya presepsiku."
Suara musik klasik tiba-tiba mengalun, pasti acara dansa akan dimulai, berdansa dengan pasangan masing-masing, dan aku hanya akan menontonnya dari sini tanpa mencobanya.
Seandainya aku seperti di dongeng dan aku menjadi pemeran utama, aku pasti bisa merasakan rasanya berdansa dengan pangeran ku, lalu kita akan hidup bahagia bersama. Tapi, sayangnya itu hanya dongeng, dan aku tidak bisa seperti itu.
Aku melihat Jisoo Sunbae yang sedang berjalan kearah ku dan Jinri, pasti dia akan mengajak Jinri berdansa. Huaaa mungkin kisah dongeng tersebut dialami oleh Jinri, tak apalah aku senang jika melihat dia senang.
"Kajja." Ajak Jisoo Sunbae mengulurkan tangannya pada Jinri, benar-benar gentle man sekali dia, beruntungnya Jinri.
"Aku kesana ya Ahra." Ucap Jinri setelah menerima uluran tangan Jisoo Sunbae dan turun dari kursi.
Aku hanya tersenyum, lalu memerhatikan pasangan itu berdansa, Jisoo Sunbae benar-benar seperti pangeran berkuda, dan Jinri seperti pujaan hati pangeran yang dicarinya. Uhh kenapa sih aku selalu menyangkut pautkannya dengan dongeng.
Lalu, tiba-tiba mataku menangkap pada sosok seorang laki-laki yang sebenarnya sama sekali tak ingin aku lihat, namun sekarang aku begitu jelas melihat wajahnya.
Seungcheol Sunbae dengan sangat intens menatap pasangannya, yang aku pastikan itu Nara Sunbae. Dia begitu sempurna malam ini, rambut yang dia sisir ke belakang menambahkan kesan dewasa padanya, senyumnya juga bertambah tampan. Dia benar-benar seperti pangeran saat ini, namun bukan untuk ku.
Aku menghela nafas saat melihat mereka berdua tersenyum satu sama lain, dan hatiku benar-benar terasa hancur sekarang, aku berusaha menahan tangisku sekarang, entahlah mengapa aku jadi seperti ini sekarang, mungkin karena perlakuan Sunbae selama ini yang membuat ku menjadi berharap. Oh iya aku lupa jika aku selama ini hanya dianggap sebagai temannya, harusnya aku bersyukur akan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melting [Complete]
FanfictionAhra selama ini menyukai Seungcheol secara diam-diam, namun dia harus bersaing dengan perempuan-perempuan lain yang juga menyukai Seungcheol. Apakah Ahra akan berhasil menjadi kekasih Seungcheol ? Atau Ahra akhirnya akan menyerah untuk menyukai Seun...