CHAPTER 2

201 20 11
                                    

Luna's POV

Kriiinnggg....

Bel istirahat berbunyi. Semua siswa dan siswi berhamburan keluar kelas untuk pergi ke kantin atau kemanapun mereka mau. Suasana riuh percakapan mulai terdengar. Derap kaki menghentak keramik juga ikut membisingkan telinga.
Aku berjalan menuju kelas Annabelle untuk mengajaknya ke kantin atau ke kafetaria. Akan kutanyakan dulu ke Annabelle. Koridor kelas 11 kali ini sangat ramai. Entah karena apa aku tak mau peduli.

Dari dulu aku memang agak gak peduli sama lingkungan sekitar. Sampe nilai kepedulianku dulu itu diberi angka '3'. Ya mau gimana lagi, udah dari sononya cuek.

Kelas Annabelle begitu ramai karena ini kelas IPS. Aku mengetuk pintu kaca kelas itu dan membuat semua orang di dalam kelas menoleh ke arahku. Seketika aku jadi kikuk.

"Annabelle nya ada gak?" Tanyaku.

Semuanya masih mengerjapkan mata seakan aku orang asing yang sedang tersasar di kelas mereka.

"Eh Luna, kantin yuk!" Ucap Annabelle tiba-tiba muncul di hadapanku.

Namun beberapa celetukan membuatku terkekeh dan Annabelle yang menggelengkan kepalanya karena jengah dengan itu.

"Eh boneka Annabelle mau bawa dayang gue kemana?"

"Bidadari punya gue tuh woy!"

"Nama lo siapa? Kenalan dong!"

"Jadian sama gue mau gak?"

Annabelle yang sudah naik darah langsung berbalik dan meneriaki mereka.
"HEH! DIEM DIKIT BISA GAK SIH! BERISIK! "

Seketika mereka terdiam. Ah tabiat Annabelle memang begitu. Biarkan sajalah. Aku sudah terbiasa akan sikapnya yang keras seperti itu. Seakarang aku sudah berjalan menuju kantin, tempat yang selalu aku kunjungi ketika istirahat.

Kantin penuh sesak oleh siswa dan siswi ini membuatku sedikit kesusahan untuk mencapai meja yang berada pojok. Tempat strategis untukku juga Annabelle. Setelah memesan makanan instant ke Bibi Kantin-Bibi Dayu-aku hanya diam dengan tangan masing-masing memegang handphone.

Aku yang sedang bermain game terhenti ketika mendengar kehebohan beberapa perempuan yang entah siapa saja aku tak tahu. Aku langsung mendongak ke arah depan. Terlihat jelas dari sini, seorang lelaki beperawakan tinggi dan gagah juga tampan memasuki kantin.

Hanya itu? Oh ayolah.

Batinku. Itu bukan sesuatu yang pantas untuk dihebohkan misalnya jam pulang sekolah dipercepat atau ada kebakaran di kantin karena korek api yang loncat ke kompor gas.

Ah aku semakin ngawur saja

Lupakan soal korek api. Bibi Dayu membawakan pesanan yang aku dan Annabelle pesan tadi.

"Makasih Bi" Ucapku sambil tersenyum.

Bibi Dayu hanya mengangguk dan tersenyum.
"Bu,siapa sih yang masuk kantin? Heboh bener kayak Cameron Dallas dateng aja" Tanya Annabelle penasaran.

"Oh itu anak Ketua Yayasan pindah ke sini. Kasep neng" Jawab Bibi Dayu.

Aku dan Annabelle hanya ber-oh ria. Tanpa peduli lagi tentang anak Ketua Yayasan itu. Buat apa peduli sama sesuatu yang tak penting. Mungkin rasa penasaranku sedikit ada. Namun, ku biarkan saja karena aku lagi malas mencari tahu.

"Seganteng apa sih sampe lebay gitu, mending juga pacar gue kali" Ucap Annabelle santai.

Aku memutar bola mata malas.
"Iya taudeh yang baru punya pacar" Ucapku.

BARISTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang