Kembalinya Levin di kehidupan Luna tidak merubah banyak apa yang ada di kehidupan sebelumnya. Karena Levin juga pernah berada di sana. Perginya Levin selama 5 bulan tanpa kabar pun seakan tidak mengusik kehidupan Luna. Karena ketika Levin kembali, itulah hal paling ia tunggu.
Lagipula alasan Levin pergi bukan sesuatu yang ganjal, melainkan untuk orang tuanya. Luna menghargai itu, karena Luna pun sayang kepada orang tua Levin yang sudah lama dikenalnya dan prihatin dengan keadaan mereka.
Luna memaafkannya? Tentu saja.
Baiklah, kembali ke suasana Cafe yang kini berubah drastis menjadi canggung. Tebak siapa yang tadi bertanya soal keberadaan Rico?
Kalau ada yang menjawab Sang Tuan Putri, itu benar sekali.
"Ehem, why this is so awkward? Let's talk, we can be a friend" Ucap perempuan itu yang sudah duduk bersama dengan kami.
Keempat orang yang diajak bicara ini malah seperti orang bodoh dengan wajah cengonya lalu tersenyum paksa.
"Kenapa dia duduk di sini sih?" Bisik Abel kepada Luna.
"Salahin Abang lo yang memikat hati dia" Jawab Luna lalu mereka berdua terkekeh pelan.
"Perkenalkan nama gue Pimenova Audia Sevda, bisa dipanggil Audia" Ucapnya non-formal memperkenalkan diri.
Rico yang sedang minum langsung tersedak, sedangkan Levin, Luna, dan Abel tercengang mendengarnya. Bahkan mulut Abel sekarang bisa masuk satu buah tahu bulat.
Mereka heran bagaimana bisa seorang dari keluarga Sevda dan Sang Tuan Putri mengobrol menggunakan bahasa non-formal?
"Jangan kaget, kalian pasti tahu gue siapa. Tapi formalitas hanya berlaku saat gue sama keluarga gue aja" Ucapnya.
"Ehm, wow. Lo melanggar peraturan keluarga sepertinya" Ucap Levin.
"Selagi nggak ada yang tahu, nggak masalah" Ucap Audia sambil menyesap Latte yang di hadapannya.
"Dan kenapa lo mau gabung sama kita?" Tanya Abel.
"Gue bosen sama anggota keluarga gue yang hanya bicara masalah bisnis keluarga. Karena gue tau kita seumuran, makanya gue ke sini" Jawabnya.
"Tapi, keluarga lo di sana, nggak apa-apa?" Ucap Luna menatap ke arah keluarga Audia yang sibuk dengan tamu-tamu.
"Mereka sibuk" Jawab Audia dengan gelengan.
Audia memang suka berteman dengan siapa saja. Namun, nama keluarga yang disandangnya yang membuatnya tidak bebas melakukan apapun dan berteman dengan siapapun.
"Ohiya, kalian belum kenalan sama gue? Kecuali, Rico" Ucapnya lalu mengerjip mata manja ke Rico.
Abel yang mendengar itu langsung melotot ke arah Rico meminta penjelasan.
Rico menyebutkan 'Nanti' dengan isyarat."Gue dulu deh, nama gue Levino Putera Elpida" Ucap Levin mengulurkan tangan.
"Oh, lo dari keluarga Elpida?" Tanya Audia menyambut tangan Levin.
"Lo tau nama keluarga gue?" Tanya Levin bingung.
"Temen bokap gue ada yang ujung namanya juga kek elo, makanya gue tau" Jawab Audia lalu beralih menatap Abel.
"Annabelle Prasaja, adiknya Bang Rico tercinta" Ucap Abel sambil melotot ke Rico yang masih terdiam.
"Adiknya Rico? Richard maksudnya?" Tanya Audia menunjuk Rico.
"Iya" Jawab Abel disertai anggukan dan senyum manis.
"Owh gitu, kalau lo?" Audia beralih ke Luna.

KAMU SEDANG MEMBACA
BARISTA
Dla nastolatkówLondon, 05.00 p.m "Hi, my name is Luna" Sosok anak perempuan kecil berumur 5 tahunan dan berwajah Eropa itu mengulurkan tangannya kepada anak laki-laki sebayanya yang terlihat bingung menatap uluran tangan itu. "Ehm, i'm Milo" Ucapnya dengan canggu...