How About Coffee? [Hyungwon & Eunseo]

[6] I Like Him

[Eunseo POV]
Hah! Ujian akhirku tinggal sebentar lagi. Mungkin tanggal pelaksanaannya tinggal menghitung jari tangan. Aku harus belajar dan berusaha. Selain untuk mendapat nilai yang bagus, aku juga ingin mengejar beasiswaku. Aku ingin sekolah di Kota Paris, Kota Menara Eiffel. Aku mau mengambil program studi designer disana. Entah kenapa aku ingin mengambil jurusan itu. Oppa pun menyetujui apa yang aku inginkan. Selama aku menyukainya, oppa selalu mendungkungku. Untung sekolah ada saluran untuk pencarian beasiswa disana.

Segalanya akan ku kerahkan untuk beasiswa itu. Aku setiap hari harus belajar dan belajar. Saat sekolah istirahat pun, aku berkutat dengan buku tebal di perpustakaan. Aku harus mengurangi jam senang-senangku. Jika aku lapar, aku bisa membawa beberapa roti bungkus untuk mengganjal perut.

Jam ku untuk ke Cafe Rosquito pun aku kurangi juga. Maksimal satu minggu dua kali aku mengunjunginya. Awalnya para oppa tampan tidak suka, mereka sedikit kecewa saat aku bilang akan ujian akhir. Tapi mereka akhirnya mengerti dan terus menyemangatiku.

Malam ini, Seolha eonni akan mengunjungiku. Aku pun juga senang jika dia akan datang ke apartemenku. Hyunwoo oppa beberapa hari ini juga tidak pernah datang. Katanya sih dia harus mempersiapkan beberapa berkas untuk promosinya. Sedikit heran juga, baru tiga tahun dia promosi, dia akan promosi lagi. Apalagi jabatannya sekarang akan menjadi sekertaris pribadi untuk tuan muda penerus CH Group. Astagaa.. sejenius itukah oppa? Aku kaget jika aku tidak mengenal oppa sampai itu. Mungkin aku memang tidak mengenal saat dewasanya, karena saat masa SMA dan kuliahnya dia pindah ke Seoul.

Aku belajar di meja ruang tengah. Duduk diatas karpet bulu kesukaanku. Banyak buku berserakan di sini. Banyak referensi dari buku lain yang harus aku pelajari.

Ting ding dong~ ting ding dong~

Itu pasti Seolha eonni. Aku berdiri dan membukakan pintu untuknya. Dia datang dengan membawa beberapa paperbag. "Haaaii~ aku bawa makanan dan snack." Dia menatapku dengan menjinjingkan paper bag di kedua tangannya.

"Kita akan belajar apa mau makan besar eonni? Masuklah." Aku menyuruhnya masuk, dan aku menutup pintu.

"Astagaa! Eunseo ! Kau sangat berantakan!!" Seolha eonni sudah ada di ruang tengah. Setelah menaruh beberapa paperbagnya di sofa, dia langsung membereskan buku-buku ku yang berserakan di atas karpet dan menaruhnya di atas meja lagi. "Kau sangat ceroboh. Bagaimana jika nanti buku ini keinjak kaki mu?? Kau tahu, buku ini adalah jendela dunia. Bagamaina kau bisa menginjaknya?"

Aku hanya tertawa kecil dan mengambil paperbag berisikan makanan yang di beli Seolha eonni. Ku bawa mereka ke dapur. Ada empat paperbag. Paperbag yang pertama berisi tteobokki dan beberapa kue ikan. Paperbag kedua ada nasi, sup, ayam bawang dan ayam goreng. Paperbag ketiga ada beberapa snack, dari yang kecil sampai yang besar. Paperbag yang keempat ada dua botol cocacola berukuran sedang.

"Astagaaa~ eonni!!! Kenapa kau bawa banyak sekali makanan???!!!" Aku terkejut dengan apa yang dibawa eonni. Banyak sekali makanan dan aku bingung siapa yang akan menghabiskan semua ini.

"Wae??? Kita akan memakannya." Seolha eonni hanya tersenyum dan membantuku menata makanan ini.

"Lalu siapa yang menghabiskan semua ini?"

"Kita." Seolha eonni terssnyum lagi dan menuangkan sup itu ke dalam mangkuk. Nasi dan lauknya di tata dipiring.

"Kita??!! Eonni! Aku tidak mungkin menghabiskan itu semua." Seolha eonni lalu menatapku, dan kedua lengannya di tekuk di depan dada.

"Kau tahu kau sangat kurus akhir-akhir ini. Kau belajar, belajar, belajar dan belajar. Apa kau memikirkan kondisi mu? Dengar Eunseo, belajar dan istirahat harus seimbang. Asupan gizi untuk otakmu dan untuk tubuhmu harus juga seimbang. Jangan terus-terusan belajar dan kau melupakan asupan mu. Kau juga tidak pernah beristirahat sedikitpun. Oppa-oppa cafe semuanya curhat padaku jika kau semakin kurus dan kusut. Mereka mengkhawatirkanmu."