How About Coffee? [Hyungwon & Eunseo]

[10] Can I Change That Decision?

[Eunseo POV]
Akhirnya ujian akhir ku selesai untuk 3 jam kedepan. Jadwal hari ini adalah pertunjukan alat musik. Aku akan menampilkan permainan alat musik yang pernah ku ajari di sekolah ini. Kau tahu sendiri jika sekolah ku ini adalah SOPA. Jadi jika kau sekolah disini, berarti kau harus pandai dengan apa yang kau pilih nanti. Sekolah ini tidak hanya menjurus ke bidang akademik. Malah non-akademiknya yang membuat sekolah ini terus di minati. Meskipun bernama School Of Performing Art. Beberapa tahun yang lalu tidak hanaya masalah perform yang akan diajarkan. Ada banyak hal lain yang bisa kau pilih.

Aku sekolah disini mengambil empat art yang harus aku kuasai di akhir semester. Dance, design, vokal dan alat musik. Dance aku mengambil bidang ballet, design aku mengambil bidang designer, dan alat musik aku mengambil bidang piano.

Untuk dance sudah aku lakukan ujiannya tiga hari yang lalu. Aku mengambil ballet yang simple tapi elegan. Untung penampilan ku seperti apa yang ku bayangkan. Dan sedikit mendapt nilai plus karena kreatifitas ballet yang ku tunjukan.

Untuk design, aku sudah melakukan itu dua hari yang lalu. Aku sudah mendesign sebuah baju untuk pesta. Mini dress dengan lengan yang sangat pendek, kerah yang sedikit lebih lebar mengekspos perpotongan leher dengan bahu. Kain yang kuambil memiliki warna dominan biru pastel. Biru pastel yang di padukan beberapa bunga berwarna krem pucat. Di bagian pinggang aku beri sebuah belt kecil untuk memperlihatkan pinggang pemakainya. Meskipun simpel, mereka suka. Dress ini terlihat natural sekali. Para guru ku suka melihatnya. Melihat dress ini seperti melihat ku katanya.

Untuk vokal sudah kulaksanakan kemarin. Meskipun ada sedikit masalah, aku bisa mengatasinya. Jadi aku tak perlu khawatir akan nilaiku yang jelek.

Dan yang terakhir adalah alat musik. Aku sudah berlatih piano selamaa sehari penuh. Setelah pulang sekolah kemarin aku meminjam grand piano milik sekolah. Setidaknya aku bisa menerka apa yang harus aku lakukan nanti. Aku memiliki keyboard di rumah. Setidaknya membantuku untuk berlatih. Untung juga apartemen ku kedap suara. Berlatih hingga pagi pun tak ada yang terganggu.

Sekarang giliran ku. Ku hela nafas panjang dan mulai berjalan ke tengah panggung. Setelah membungkuk kepada guru, aku berjalan ke grand piano dibelakangku. Setelah duduk dengan nyaman, aku menetralkan detak jantung ku. Aku harus fokus untuk kali ini.

Ku mulai jari ku untuk bergerak. Memainkan tuts berwarna putih dan hitam itu. Lagu yang kupilih sekarang adalah lagu dari Kyuhyun sunbae - Because I Miss You. Ku arasemen ulang lagu itu tapi tidak menghilangkan khas dari Kyuhyun sunbae. Kusamakan tempo dan irama. Agar semakin lembut di dengar. Ku masukkan perasaan ku di sini. Yah kalian tau. Lagu ini menunjukkan perasaan ku. Aku merindukan dia.

Tak ada salah sedikit pun. Semua melodi dan kunci nada tidak ada masalah. Aku menghayati nya. Semua irama aku imbangi dengan tempo. Setelah melodi terakhir aku tekan. Aku bernafas lega. Aku kembali berdiri dan membungkukan badanku. Ada tepuk tangan kecil dari para guruku sebagai juri. Aku tersenyum mendengarnya. Setidaknya penampilan ku kali ini tidak buruk.

Setelah beberapa komentar, aku di suruh kembali. Di belakang panggung aku langsung di sambut meriah oleh Seolha eonni. "Oh Tuhaan Eunseoo! Permainan sungguh luar biasa!" Aku hanya tersenyum dan memeluk Seolha eonni kembali.

"Gomawo eonni.. akhirnya ujian kita selesai juga." Seolha eonni tersenyum. "Mau jalan-jalan? Sebelum aku mengurusi beasiswaku."

"Apa kau benar-benar meninggalkan aku?" Seolha eonni merubah wajahnya menjadi cemberut.

"Eonni kita sudah membahasnya. Kau harus mempercayaiku." Aku mencoba tersenyum. Meyakinkan sahabat ku ini memang sangat sulit. Ku rangkul lengannya pergi dari panggung ini. "Ayo kita pergi.."

"Oh ya.. apa kau tidak berjalan-jalan dengan Hyungwon oppa? Aku di beri tahu Kihyun oppa jika dia mengajakmu."

"Ya memang dia mengajak ku. Aku bingung harus menerimanya atau tidak. Aku takut suatu saat nanti aku menyakitinya."