Rahasia

11.4K 164 4
                                    

Rintik hujan semakin banyak, tapi matahari masih bersinar terang, meski tertutup awan. Kantin Bu Suji selalu ramai, kadang mengundang iri dari pemilik warung kantin yang lain.

Salah satu SMA Negeri di Blitar sedang merayakan ulangtahun yang ke-46, wajar saja, kantin akan penuh dengan siswa-siswa yang nongkrong karena bebas jam pelajaran. Acara musik dan lomba-lomba berlangsung riuh di lapangan.

"Yang baru ngrayain anniversary dong!" Seru Lala sambil melirik Faris. Kelima sahabat itu sedang saling tunjuk-menunjuk, siapa yang harus mentraktir minggu ini.

"Yang ke berapa? Lima bulan?" Sahut Aida antusias.

"Kemarin baru kencan sambil hujan-hujanan loh!" Juna, cowok yang paling polos tapi cukup rumpi. Mereka bersorak, membuat Faris semakin malu.

"San! Kok diam aja?" Lala menyenggol lengan Susan yang sedari tadi hanya diam.

"Ngantuk." Susan menatap kelima sahabatnya dengan mata sayu.

"Dasar tukang tidur!" Seru Aida disambut lemparan kulit kacang dari yang lain.

Susan tergelak, lalu Aida mulai beranjak dari duduknya untuk memesan makanan. Susan mengaduk-aduk es susu coklatnya, ia benar-benar merasa buruk hari ini. Ia enggan untuk mendongak, meski ia tahu, ada seseorang yang sedang memperhatikannya.

"Aku mau ambil gorengan." Ujar Juna lalu meninggalkan ketiga temannya.

"Bad mood lagi?" Lala bersuara.

Susan mendongak. "Enggak kok. Lagi dapet aja."

"Lagi dapet doang?" Faris ikut-ikutan nimbrung.

Susan menunduk, mengaduk minumannya, lagi. "Mungkin."

"Mungkin ya?" Faris mengangkat kedua alisnya.

Susan melirik Faris. "Mm-hmmm."

Lala mengernyit. "Kalian ngomongnya kok manis gitu sih? Kalian udah jadian ya?"

Susan mendongak. "Ngomong apaan sih?"

Faris tergelak. "Belum, masih mau."

Susan spontan berteriak. "Wow! Cinta aku cuman buat Juna ya!"

Lala terpingkal-pingkal. "Loh! Juna udah jadi tunangan aku!"

"Siapa?" Sahut Juna tiba-tiba, membuat ketiga orang itu semakin tergelak. Mereka terbiasa berebut dua laki-laki itu, meski hanya bercanda, tapi kadang menyulut rasa tidak senang di antara mereka.

Hujan turun semakin deras, matahari sudah tak terlihat, bersembunyi di balik awan hitam yang menggantung, menambah resah perasaan Susan. Susan berdiri sendirian di depan kelas, Aida dan Lala harus mengikuti ekstrakulikuler PMR, sedangkan Susan harus menunggu hujan reda. Ia meremas rok seragamnya, setengah merasa kedinginan dan juga kesal, air matanya ingin jatuh, tapi tidak ada cukup alasan untuk itu.

"Nungguin hujan reda?" Suara itu.

Susan menoleh. Senyumnya kaku. "Hey, iya."

Faris berdiri menjajari Susan. "Kayaknya lama redanya."

Susan mengangguk. "Mm-hmm."

"Kamu sakit ya, San?" Faris berkata lirih.

Susan terpaku, tatapannya lurus menatap tanah yang dihantam air hujan, tapi telinganya berdengung dan terus mengulang pertanyaan Faris. Nafasnya tercekat, dadanya terasa sesak.

Kepalanya mengangguk samar. "Ya, jujur iya." Lirih Susan. Tanpa sadar kepalanya bergerak begitu saja, seakan sudah lama kepalanya terasa berat karena menyimpan rasa sakit yang begitu banyak.

"Maaf. Ini salahku." Suara itu, suara Faris.. yang membuat sakit hati Susan semakin menghujam jantungnya.

"Tidak. Ini juga salahku."

"Lalu bagaimana sekarang?"

"Apa.. seharusnya.. kita akhiri saja?" Mulut Susan terasa berat mengatakannya.

Sudah tiga bulan ini, mereka menjalin hubungan diam-diam. Tanpa sepengetahuan sahabat mereka. Dan semakin lama, perasaan Susan lebih dari sekedar sahabat yang mengagumi. Tapi, entah dengan Faris.

Terdengar helaan nafas panjang Faris. "Jika itu maumu. Tidak apa-apa."

Dan saat itu juga, air mata Susan terjatuh. Kerongkongannya terasa sakit karena menahan isakan. "Maaf."

"Aku yang menempatkanmu di posisi ini, jangan minta maaf! Aku yang salah."

Susan mengusap sudut matanya, ia menoleh ke arah Faris sambil tersenyum. "Kita sama-sama salah."

Faris tersenyum samar. "Ayo pulang!"

"Ya, kamu duluan aja!"

Faris mengangguk, ia tersenyum samar, lagi. Lalu berjalan memunggungi Susan. Susan mengerjap-ngerjapkan matanya, pandangannya buram karena tertutup air mata. Ia terisak dalam diam.

**

Kurang jleb kah? -_- masih belajar masih belajar -_-v

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang