Matahari mulai merendah, sengatannya tidak sepanas siang tadi. Siluet pohon yang terkena sinar matahari membuat suasana begitu teduh, semilir angin membawa suasana yang menenangkan.
Ia memandangi foto wanita bergaun kuning pucat di dinding, senyumnya tak berhenti mengembang. Wanita ini yang begitu ia cintai, wanita ini yang menguji kesetiaannya sampai sepuluh tahun ini. Tangannya mengelus wajah cantik itu dari balik kaca bingkai foto. Wajahnya.. seperti cahaya bulan. Dan, matanya, selalu meneduhkan.
"Sebenarnya apa yang kau lakukan padaku? Kenapa aku begitu mencintaimu?" Rona bahagia begitu tersirat dari senyum Adam.
Adam merapikan dasi abu-abunya, menatap setiap detil tuxedo kesayangannya. Sepatu mengkilap, rambut siap, lalu ia mengeluarkan sebuah cincin berlian dari saku celananya.
"Betapa sempurna." Senyum Adam merekah.
Wangi bunga mawar dan teman-temannya langsung menyerang indera penciuman Adam saat kakinya menyusuri toko bunga yang cukup luas itu.
"Beri aku bunga ini." Adam menunjuk bunga berwarna putih. "Terima kasih."
Malam mulai larut, tepat pukul 12 malam Adam menyalakan lilin di meja sebuah restoran yang sengaja ia sewa untuk malam ini. Disana hanya ada dirinya dan sebuah lilin kecil. Ia menaruh bunga tulip putih dan cincin berlian itu di meja.
"Happy Anniversary." Senyumnya terus merekah bersamaan dengan butiran bening yang turut jatuh saat ia menaruh foto Sarah di meja.
"Sepuluh tahun, aku.. akan terus seperti ini. Mencintaimu terus seperti ini." Adam menghela. "Dan, entah kenapa.. malam ini aku memilih bunga tulip."
Ia menghela nafas panjang. "Kau tau? Mawar kuning kesayanganmu mulai layu. Maaf, aku tidak merawatnya dengan baik."
Tiba-tiba Adam terisak. "Maafkan aku.. tidak merawatnya dengan baik. Kenapa bukan.. kau saja yang merawatnya?" Isakannya semakin keras.
Sarah dinikahinya sepuluh tahun yang lalu, tapi takdir menuliskan hal lain, Sarah pergi meninggalkannya untuk selamanya. Dalam kecelakaan mobil yang Adam kendarai sendiri. Seperti pembunuh, Adam selalu merasa dirinya membunuh Sarah, istrinya.
Ia memukuli dadanya yang sesak. "Maafkan aku."
"Astaga, Sarah. Mawarmu akan mati tanpa dirimu. Sarah." Teriak Adam frustasi.
Air matanya memenuhi pelupuk mata. "Kembali! Sarah.." Pandangannya semakin memburam , saat samar-samar, wangi sabun mandi yang biasa digunakan Sarah tercium olehnya. "Aku.. merindukanmu."
**
Singkat, padat, dan jelas -_- lagi dengerin lagunya onew shinee in your eyes, terus kepikiran buat bikin ini deh :) terima kasih buat yang mau repot2 baca ya :) beribu terima kasih juga buat yang mau vote bahkan komentar ^^ *bighug*
Mohon maklumi ya kalau ceritanya ngawur bin gaje ^^ masih anak baru
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen
RomanceKumpulan cerpen pertama yang aku publish 😊 Diberi judul Like a Rainbow karena kehidupan itu kan bermacam-macam, seperti warna pelangi. Pengalaman, kejadian, kesedihan, kebahagiaan, dan kenyataan setiap orang berbeda-beda. Cara menghadapinya pun ber...