Yoongi terus bergumam "Tidak mungkin ! Tidak ! Jimin ?"
"JIMIN !" pekik Yoongi terbangun dari tidurnya.
Keringat dingin keluar membasahi seluruh tubuh Yoongi. Ternyata ia tertidur dengan kepala berada di sofa, dan tubuhnya terduduk di lantai kamar itu sambil memeluk boneka kumamon kesayanganya. "Hanya mimpi ?"
Mata Yoongi berkaca-kaca, "tidak, aku tidak boleh menangis. Tapi, kenapa mimpi itu begitu nyata ?"
Yoongi melihat ke luar jendela. Ternyata hari sudah menjelang malam. Terlihat dari langit gelap dan cahaya yang minim di kamar itu, karena lampunya belum di nyalakan.
Yoongi bergerak berdiri, lalu berjalan menuju almari yang tidak di tutupnya tadi. Entah kenapa, tanganya ter ulur untuk mengambil pakaian pengantin dan barang lainnya dari dalam almari. Ia membawa barang itu keluar dan segera meninggalkan apartementnya.
Yoongi membuka pintu mobil sebelah kemudi untuk menaruh barang yang di bawa nya. Yoongi duduk di kursi kemudi, ia menyenderkan kepalanya pada kursi kemudi, memejamkan matanya perlahan. "Tuhan ! Bantu aku melewati ini. Kalau Jimin sudah pergi, ku mohon hilangkan sedikit bebanku !" gumam Yoongi, lalu membuka matanya. "Tapi, entah kenapa. Aku masih merasa Jimin ada di sini." Yoongi menyalakan mobilnya.
Saat Yoongi menikmati perjalan kota Seoul saat senja, tiba-tiba pinselnya berbunyi. Tanpa melihat siapa yang menelfon, Yoongi segera ngangkatnya.
"Ya halo ?" sapa Yoongi dengan suara serak khas orang habis menangis.
"..."
"Halo ?"
"..."
Tidak ada suara, Yoongi mengernyit heran, siapa sih yang nelfon ? Dan kenapa diem aja ? Itulah yang sedang Yoongi fikirkan. Yoongi melihat sekilas pada layar ponselnya, nomor tidak di kenal. Yoongi mengernyit, ia tidak mengenal nomor ini. Apa klien nya ? Tapi sepertinya tidak mungkin.
"Halo ? Nugu-ya ?" tetap tidak ada jawaban, Yoongi mengira itu orang asing, ia bertanya sekali lagi. Tapi tetap orang itu diam daja, seperti enggan bersuara. Tapi Yoongi mengerutkan alisnya, saat terdengar suara isakan samar dari sebrang sana, sebelum sambungannya terputus.
Yoongi memasuki rumahnya, dan di sambut oleh para pelayan dan bibi Hani.
"Selamat malam tuan, apa anda mau makan ? Kami sudah menyiapkan makanan kesukaan anda."
"Tidak ! Aku mau langsung tidur saja." Yoongi melangkah menuju tangga sebelum bibi Hani kembali bersuara.
"Sejak tiga hari yang lali anda tidak makan ataupun minum tuan."
"Aku tidak ingin." ucap Yoongi singkat.
Bibi Hani memberi kode untuk pelayan lain pergi, lalu bibi Hani sendiri mendekat ke arah Yoongi.
"Tuan Jimin pasti tidak senang melihat anda seperti ini."
"Kenapa ? Apa dia peduli padaku ?"
"Tentu saja tuan, anda harus tau. Tuan Jimin pasti akan sedih melihat anda seperti ini." ucap bibi Hani. "Maaf kan aku, tapi tuan Jimin akan marah apabila melihat anda jauh lebih kurus sekarang."
Yoongi terdiam sejenak, ia ingat, Jimin selalu marah kalau Yoongi telat makan, dan Jimin akan cerewet saat tubuhnya semakin kurus, dan Jimin akan sangat mengerikan jika tau kalau Yoongi kurang meperdulikan diri nya sendiri. Tanpa bisa di tahan matanya berkaca-kaca. Tapi Yoongi bisa menahannya di depan bibi Hani. Yoongi tak ingin menangis di depan bibi Hani.
"Tuan, percayalah bahwa tuan Ji-"
"Aku tau, Jimin pasti tidak akan suka, bahkan akan sangat marah. Tapi ! Apa dia akan marah sekarang ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Kiss (MinYoon / YoonMin)
RomanceCuma fantasi gajelas aja. Judulnya emang kaya drakor. Tapi ini 100% ide author sendiri. Boxyboy Yoongi uke Jimin seme