Part 10

9K 332 10
                                    

Aku berjalan gontai di koridor kampus. Pertemuan ku dengan makhluk menjijikan tadi telah beehasil merusak pikiranku. Bagai mana tidak, dia berkata bahwa Damian adalah adik nya. Jika benar Damian adiknya, brati Damian adalah salah satu dqri makhluk yang paling ku benci.

Pikiranku kembali teringat akan buku sejarah yang pernah ku baca. Kastil tempat tinggal Damian sama persis dengan kastil yang ada di buku. Dan jika perkataan makhluk tadi benar, maka Damian memang salah satu dari mereka.

Tapi bagaimana? Aku mencintai Damian. Bahkan aku telah melakukan itu dengannya, menyerahkan diriku seutuhnya.

"Jessy" terdengar suara pria yang sangat aku kenal memanggilku.

Kulihat Damian berjalan mendekat kearahku. Dengan senyumannya yang selalu beehasil menghentikan waktu ku. Aku tidak percaya jika dia salah satu dari mereka. Dia, dia sangat hangat walau hanya denganku.

"Hei sayang, kau baru sampai? Kelasmu sudah dimulai sejak tadi" dia merangkul pinggangku dan mengecup keningku sekilas.

"Hmm ya, aku tadi ketiduran" bohongku. Aku bingung apa aku harus bercerita pada nya atau tidak.

"Hmm ya sudah kalau begitu kau mau ketaman?"

"Ya kurasa percuma aku masuk ke kelas sekarang" dia pun menggadengku berjalan menuju taman belakang kampus. Taman ini sangat indah dan tidak terlalu ramai. Tempat yang cocok untuk menjernihkan pikiran.

Kami memilih duduk di bawah pohon besar yang ada di ujung taman. Rumput disini sangat lembut dan cukup tebal, nyaman untuk berbaring.

Aku berbaring di rumput dengan kaki Damian menjadi bantalannya. Aku merasakan dia mengelus rambutku lembut. Tapi aku masih belum bisa berhenti memikirkan masalah tadi.

"Kau baik-baik saja?" Terdengar nada khawatir pada pertanyaannya. Oh tuhan mana mungkin orang seperhatian dia seorang Vampire.  Mana ada Vampire sehangat dia. Tidak ada Vampire sebaik dia.

"Hmm ya aku tidak apa-apa" aku meraih tangannya yang mengelus rambut ku dan menciumnya lembut.

"Hmm Damian, apa kau kenal dengan pria berlama Lucas?" Entah kenapa rasanya lidahku gatal ingin menanyakan hal ini langsung pada nya.

"Kenapa?" Dia balik bertanya padaku. Tapi aku bisa melihat keterkejutan di wajahnya.

"Tadi aku bertemu dengannya saat akan berangkat kemari" aku bangkit dan mengambil duduk disebelahnya.

"Dia bicara apa saja denganmu?" Ekspresinya semakin membuatku khawatir.

"Tidak banyak, hanya berkata bahwa dia adalah kakak mu" lebih baik aku tidak mengatakan semua pada nya.

"Oh bagus lah" dia menghembuskan nafas leganya.

Oh ayo lah Damian kau semakin membuatku takut kalau kau memang salah satu dari mereka.

"Jadi a-apa benar dia kakak mu?" Aku harap kau berkata bukan Damian. Please

"Ya dia kakak ku" demi tuhan aku merasa jantungku berhenti berdetak. Kalau benar dia kakaknya maka itu artinya Damian memang salah satu dari mereka.

Tanpa sadar aku bangkit dan berjalan mundur menjauhinya. Air mataku tak dapat lagi kubendung.

"Jessy, kau kenapa?" Damian ikut bangkit dan berusaha mendekatiku.

Entah kenapa perasaan ku bercampur aduk antara sedih dan marah. Aku merasa tertipu.

"Jangan mendekat, Damian" aku refleks mengucapkannya saat jarak kami semakin dekat.

"Kau kenapa Jessy, kenapa kau terlihat takut padaku?" Wajahnya penuh dengan tanda tanya.

"Kau...kau salah satu dari mereka. Kenapa kau tidak mengatakannya padaku?" Sekarang suara isakanku yang tidak dapat ku tahan.

"Apa maksudmu? Salah satu dari siapa?"

"Kau jangan berlagak bodoh Damian. Kau Vampire, makhluk brengsek yang telah membunuh ayahku" suaraku semakin bergetar karna isakanku.

Kulihat Damian nampak sangat terkejut. Tapi sedetik kemudian dia berhasil menormalkan raut wajahnya lagi.

"Jangan bercanda Jessy, makhluk itu tidak ada" dia mencoba menenangkanku.

"Pembohong. Mereka ada dan kau salah satu dari mereka" aku mulai frustasi. "Damian please jangan lagi berbohong padaku"

Damian terdiam, dia menundukkan kepalanya. Dan tak lama kemudian dia mengangkat kemali kepalanya. Kulihat warna matanya berubah menjadi merah.

Aku menjadi semakin takut. Aku ingin berlari tapi kakiku lemas tak bisa aku gerakkan.

"Oke aku memang vampire, tapi aku berjanji tidak akan menyakitimu. Aku mencintaimu"
"Bohong. Kau tidak mencintaiku. Kau hanya mengincar darahku. Sama seperti Vampire lainnya. Kau menjijikan. Aku benci padamu" aku berlari dan meninggalkannya.

Sungguh hati ku hancur. Bagaimana bisa aku mencintai makhluk seperti dia?

Tapi, tapi dia baik dia begitu lembut kepadaku. Sikap nya begitu hangat hingga aku merasa benar-benar dicintai.

Cobaan apalagi ini? Apakah penderitaan ku tidak cukup dengan melihat sendiri ayahku dibunuh? Dan sekarang aku mendapatkannya lagi.

Kenapa dunia ini begitu kejam? Kenapa harus aku? Aku sudah tidak sanggup. Aku ingin menyusul ayah...

____________

Yaampun maaf banget baru update hari ini.

Semoga kalian gak kecewa yah.

Oh ya author gx bosen nih ngingetin buat kalian para readers untuk tinggalkan jejak dengan kasih vomment kalian. Yah supaya author nya tetep semangat. Hhe

I Love My VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang