Sinar matahari pagi yang menyusup lewat sela jendela membuat ku mengerjapkan mata. Aku merasakan ada tangan besar dan hangat yang memeluk pinggangku.
Aku membalikkan badan dan melihat sosok pria yang semalam bercinta dengan ku. Karna merasa tidak puas melakukannya di sofa, kami pindah ke dalam kamar ku.
Oh tuhan dia sungguh sangat tampan. Aku samasekali tidak menyesal melakukan pertamakali dengannya. Dia melakukannya dengan sangat lembut.
Tanpa sadar tangan ku membelai wajahnya. Menyusuri tiap inci ketampanannya.
"Kau membuat juniorku terbangun, Jessy" ucapnya tanpa membuka mata.
Aku sungguh terkejut dengan ucapan vulgar nya. Sungguh aku bahkan masih bisa merasakan dirinya semalam. Dan sekarang dia membuat gelenyar aneh di diriku kembali muncul karna ucapannya.
Cup dia mencium sekilas bibirku.
"Morning sayang" dia menampakkan senyuman manisnya.
Oh tuhan sungguh dia sangat terlihat sexy dengan rambut yang berantakan dan tubuhnya yang tanpa busana menampilkan dadanya yang bidang.
"Apa masih sakit?" Aku terkesiap saat jarinya menyentuh daerah sensitif ku. Aku hanya menggeleng kepalaku. Sungguh aku tak bisa menjawab nya.
Brrrr...Bbrrr... alarm handphone Damian berbunyi.
"Kenapa?" Tanya ku bingung karna perubahan raut wajahnya.
"Sial aku ada kuliah jam 10" umpatnya sambil melempar handphone nya asal.
"Hmm ya sudah sebaiknya kau mandi dan berangkat"
"Tapi aku masih ingin bersamamu disini" dia mengelus punggung ku yang tak tertutup apapun.
"Kita bisa bertemu lagi nanti Damian, sekarang kau harus mandi dan berangkat ke kampus" aku mendorong nya dari kasur. Dan sial itu membuat selimut yang menutubi tubuh bagian bawahnya terlepas.
"Hey bilang saja kalu kau ingin melihat nya" dia menatap jahil padaku yang tertangkap menatap juniornya dengan takjub.
"Sana mandi kau akan terlambat jika terus menggodaku" aku memalingkan wajahku ke arah lain. Sungguh aku sangat malu.
Dia pun berjalan kedalam toilet dan tak lama kemudian aku mendengan suara gemercik air yang menandakan dirinya sedang mandi.
Akupun memakai pakaian ku dan berniat mandi di toilet lantai bawah.
Selesai mandi aku mencium aroma kopi dan roti bakar yang sangat lezat. Aku melihat Damian sedang duduk di meja makan sambil menyantap sarapannya.
"Ayo duduk dan makan sarapan mu" ucapnya sambil menarik kursi di sebelahnya.
Akupun makan dengan cukup lahap. Jujur saja kegiatan kami semalam membuatku sangat lapar.
Setelah menghabiskan sarapannya dia pun bangkit dan mencium puncak kepalaku. "Aku pergi dulu, sampai bertemu di kampus" aku tersenyum sebagai jawaban. Diapun berjalan menuju pintu keluar dan pergi ke kampus.
Selesai membereskan peralatan makan, aku pun bersiap untuk pergi ke kampus. Tapi ini masih jam 10 sementara jadwal kuliahku jam 12.
Aku memutuskan untuk berjalan santai menuju kampus. Melewati jalanan sepi tempat dulu ayahku meninggal karna makhluk brengsek itu.
Langkahku terhenti tepat ditempat aku menyaksikan ayahku di bunuh. Ingatan itu kembali menghantui ku. Sungguh aku akan membunuh Vampire itu jika bertemu lagi dengannya. Tapi apa aku berani? Sebenarnya aku takut tpi aku sangat ingin membalaskan dendam ayah.
"Hai cantik" sebuah suara yang berat menyadarkan ku dari lamunanku.
Aku berbalik untuk melihat siapa yang memanggilku. Dan kulihat seorqng pria yang sangat tampan berdiri disana. Dengan senyuman yang membuatku merinding saat melihatnya.
Perasaan itu hadir kembali, perasaan takut. Sama seperti saat pertama kali aku melihat Damian. Dan mata itu...
"Kau..." jerit ku tertahan. Mata itu, aku ingat. Mata merah menyeramkan sama seperti milik makhluk itu. Makhluk yang telah membunuh ayahku.
"Kenapa? Kau takut pada calon kakak iparmu huh?" Perlahan dia mendekatiku.
"Apa maksud mu?" Tanya ku bingung sambil perlahan menjauh darinya.
"Huh jadi adik ku belum bercerita padamu yah" dia tersenyum licik.
Sebenarnya apa maksud dia? Adik? Siapa adiknya?
"Maksud mu siapa? Aku tak kenal dengan adik mu" aku mulai jengkel dengan ucapannya yang berbelit-belit.
"Huh ternyata benar dia belum menceritakannya padamu. Bahkan aku bisa menebak jika kau juga tidak tahu kalau dia bukan manusia seperti mu" dia menepuk pundakku. Membuatku menegang karna takut.
"Siapa...maksudmu siapa?" Tanyaku takut.
"Huh dasar manusia bodoh. Kau terlalu percaya padanya, bahkan kau sampai rela melakukan seks dengan nya tanpa tahu siapa dia sebenarnya" dia mengelus pipiku sangat pelan. Membuat keringat dinginku mengalir semakin deras.
Dan apa yang dia dia ucapkan? Aku melakukan seks dengan adik dari makhluk menjijikan ini? Apa maksudnya?
"Kau jangan asal bicara ya. Aku tak mungkin melakukan itu dengan makhluk menjijikan seperti kalian" nada suaraku sedikit lebih tinggi sekarang.
"Damian, kau melakukannya dengan Damian. Dan Damian adalah adik ku, adik kesayanganku"
____________Hai hai hai maaf baru update, author nya sangat sibuk. Ini juga dengan susah payah update nya.
Sepertinya cerita ini jadi agak garing yah. Gimana menurut kalian?
Tapi semoga kalian suka ♥♡♥
Vomment nya jangan lupa, cup...cup...Cup
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love My Vampire
Vampire"Aku benar-benar benci dengan makhluk bernama Vampire. Bagiku meraka hanya monster yang tak punya hati yang telah membunuh ayahku" ~Jessica Pears~