lukey

81 8 5
                                    

LUKE

"Hey, Luke!"

Aku menoleh ke belakang dan mendapati Lily berlari kecil kearahku sambil memeluk laptop di depan dadanya. Gadis itu nampak cantik dengan dress hitam berlengan pendek yang dipakainya.

Did I just say she looks pretty?

Damn.

Sudah dua minggu Lily membantuku belajar, walaupun tidak setiap hari. Alasannya adalah karena Mr. Sam sudah memberitahu Dad tentang 'prestasi'-ku di kampus, yang membuat Dad tanpa berpikir lagi menyetujui saran Mr. Sam agar aku belajar bersama gadis itu. But being with her is not that bad, anyway. Mungkin karena kami lebih sering bertemu dan karena sifatnya yang mudah bergaul.

And I've already forgotten about our fight. Lily juga tidak pernah membahas tentang kejadian itu. We were stupid at that time.

"Hey. Nice dress, Li," ujarku, membuat pipinya bersemu merah.

"Thankyou," ia tersenyum kemudian berjalan mendahuluiku menuju taman. Hari ini aku mengajaknya belajar di taman karena suasana perpustakaan yang sangat sepi itu membuatku hampir membenturkan kepalaku ke dinding. Lagipula aku tidak mau dipanggil nerd karena selalu belajar disana.

Aku sedang bertanya sesuatu tentang materi tadi pagi kepada Lily saat tiba-tiba seorang gadis berjalan menghampiri kami.

Fyi, aku agak rajin masuk kelas sekarang. Walaupun yang kupakai untuk mendengarkan materi hanya lima belas menit dan sisanya kupakai untuk tidur. But it's a good progress, right?

"Hai Luke," sapa gadis yang tidak kuketahui namanya itu. Aku lumayan sering melihatnya hanya saja aku tidak tahu namanya. Kulihat gadis itu nampak malu-malu. Apa lagi ini?

Aku hanya mengangguk sambil menebak-nebak maksud gadis itu menghampiriku. Lily masih berdiri disampingku, juga memasang tampang bingung sepertiku.

"Uh.." gadis itu menunduk sebentar kemudian menyodorkan tangannya kearahku. "I'm Blair, if you don't know."

Aku menjabat tangannya, masih tidak mengerti tujuan gadis ini. "What do you want?" Tanyaku tak berlama-lama.

Gadis bernama Blair itu membuka tasnya lalu mengeluarkan sekotak cokelat dan menyodorkannya kepadaku. "For you," katanya.

Oh. She's just one of 'that kind of girl'. Gadis-gadis yang memiliki hobi aneh yaitu menggangguku dengan menghampiriku tiba-tiba atau memberiku sesuatu yang tidak penting.

"No, thanks. I don't eat chocolate. But I appreciate that," kukembalikan cokelat itu dan segera berlalu, malas berurusan dengan gadis-gadis yang mendekatiku hanya untuk popularitas.

Lily berlarian di belakangku, mencoba menyamakan langkahku yang cukup lebar. "You should not have done that," ujarnya.

Aku hanya mengangkat bahu malas. "I don't like that kind of girl. I'm looking for a girl who can love me."

"I've never thought that you're this kind of boy," balas Lily.

Kami mencari tempat teduh dibawah pohon lalu duduk dan mengeluarkan beberapa buku dari dalam tas.

Lily membuka bukunya. "Now, we're gonna stu-"

"Hi Luke,".

Refleks aku menoleh begitu mendengar suara yang sudah tidak asing lagi bagiku. Maddy, gadis yang sejak beberapa hari terakhir sering mendekatiku tersenyum. I admit it, she's pretty. But I don't feel like I want her. Reputasinya sebagai the most wanted girl diantara para lelaki membuatnya sangat terkenal di seluruh penjuru kampus.

Dirty Blonde | L.H.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang