joke

25 1 0
                                    

Luke melangkah santai menuju kelas keduanya hari ini, sembari matanya mencari sosok Lily yang sejak pagi tadi tidak muncul di hadapannya. Sementara itu, otaknya sibuk memikirkan bagaimana caranya ia bisa berada di kamarnya ketika bangun pagi tadi.  Padahal, seingatnya kemarin ia mengujungi makam Alaine lalu pergi ke club. Ia sama sekali tidak ingat bagaimana caranya ia bisa sampai di apartemennya.

Pagi tadi ia bahkan sempat menghubungi Ashton, Calum, dan Michael, menanyakan apakah mereka yang mengantarnya pulang semalam, namun mereka semua menjawab tidak.

Luke sempat berpikir Lily-lah yang mengantarnya pulang, tapi ia tidak ingat pernah menelpon gadis itu kemarin. Tapi mungkin ia akan bertanya ketika melihat gadis itu nanti.

Lelaki itu mengacak rambutnya kesal, meruntuki kebodohannya karena tidak bisa mengingat apapun yang ia lakukan kemarin.

Ketika sedang sibuk berpikir, matanya menangkap sosok Lily yang  tengah berkutat dengan laptopnya, duduk di bangku taman. Senyuman lega langsung muncul di bibir Luke, dan dengan cepat ia menghampiri gadis itu.

"Hey, " sapa Luke setelah mengambil posisi duduk di samping Lily.

Lily tidak nampak terkejut melihat kedatangan Luke yang tiba-tiba, namun tetap saja jantungnya berdebar cepat begitu menatap matanya. Melihat lelaki itu, kepalanya kembali memutar kejadian semalam.

"Hai," balas gadis itu. Putaran kejadian itu memunculkan rasa sesak di dadanya. Ia tahu Luke sedang mabuk saat itu sehingga salah menganggapnya sebagai Alaine, tapi rasa kesal dan marah tetap saja muncul di benak gadis itu. Ia merasa bodoh saat berpikir bahwa lelaki itu menyukainya.

Luke memperhatikan wajah Lily beberapa detik. Tidak biasanya gadis itu mengabaikannya seperti sekarang. "You okay? " tanyanya.

Lily mengangguk. Matanya masih fokus pada layar laptopnya. "Yeah, I'm okay. Just, I have to submit this today. "

Meskipun ragu, Luke tetap menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Ia menyandarkan punggungnya ke sofa,  namun sedetik kemudian kembali tegak. "Uh, hey. Did you probably meet me last night?" tanyanya.

Lily tahu Luke pasti akan menanyakan hal itu. "Yes. You called me hundred times while you were drunk so I came to pick you up and drove you home."

Dahi Luke berkerut.  "Did I? " Lily mengangguk.  "I seriously don't know what I have done yesterday," lelaki itu mengerang frustrasi.

"Of course you don't. You were so drunk," balas Lily.  Dalam hati, Lily berdoa supaya lelaki di sampingnya itu cepat mengganti topik pembicaraan mereka, karena gadis itu tidak bisa berhenti mengingat-ingat kejadian semalam.

"Tapi kenapa mobilku bisa ada di basement?"

"Aku membawanya ke apartemen mu setelah aku selesai mengantarmu pulang."

Sesaat kemudian Luke kembali memandangi Lily.  Ada sesuatu yang aneh pada gadis itu tapi ia tidak tahu apa. Wajahnya menunjukkan ekspresi khawatir. Gadis "Hey,  you really okay? Kau tidak banyak bicara hari ini," tanyanya, mendadak ekspresinya berubah.  "Did I do something to you last night? I didn't, right?"

Jantung Lily berdebar keras begitu pertanyaan itu terlontar dari bibir Luke,  sama kerasnya seperti ketika lelaki itu menciumnya kemarin malam. Ya,  ia menyadari kalau saat ini ia bersikap dingin terhadap Luke,  tapi ia tidak menyangka laki-laki itu menyadarinya.

Melihat Lily yang menundukkan kepala, Luke mulai panik. Ia mulai memikirkan semua kemungkinan yang terjadi semalam. "Hey.. I don't remember anything, so can you just tell me what happened?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dirty Blonde | L.H.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang