deal

81 7 0
                                    

LILY

Aku mengetuk pintu ruangan Mr. Sam setelah tadi menghabiskan waktu hampir dua jam di taman agar bisa menemuinya yang super sibuk itu.

Setelah memikirkannya secara matang siang dan malam, aku akhirnya memutuskan untuk menolak membantu Mr. Sam mengajari murid bandelnya yang tidak lain dan tidak bukan bernama Luke Hemmings. Sebenarnya aku tidak keberatan kalau harus mengajari si Luke itu, hanya saja laki-laki itu sendiri yang menolak jadi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi aku agak bersyukur karena dengan ini setidaknya aku berkemungkinan lolos darinya.

Aku sudah menyiapkan mentalku dan juga beberapa jawaban kalau nanti dosenku itu bertanya macam-macam. Ya, aku juga perlu menyiapkan mental, karena bisa saja aku tidak diluluskan hanya karena menolak permintaannya.

"Come in."

Kubuka pintu perlahan lalu masuk dan menutup pintu kembali. "Good afternoon, Mr. Sam," sapaku sambil tersenyum singkat.

Mr. Sam yang sedang duduk di meja kerjanya melepas kacamatanya begitu melihatku. "Oh. Ms. Addison?" beliau berdiri kemudian berjalan mendekatiku. "What takes you here?" tanyanya.

Aku mengusap leherku yang sebenarnya baik-baik saja. Entah kenapa semua kalimat yang sudah kusiapkan sejak tadi menghilang begitu saja dari kepalaku. For God's sake, kenapa aku gugup sekali?

"How about my request? Apa Luke belajar dengan baik?"

"We haven't studied yet," jawabku jujur.

Mr. Sam mengangguk mengerti kemudian tersenyum. "What's the problem?"

"Uh, actually I want to say something," jawabku pelan.

Dahi lelaki berkepala enam itu berkerut bingung. "About what?" ia melihatku selama beberapa saat. "You look distracted. Have a seat and relax," ia mengajakku duduk di salah satu sofa.

"Is it about Luke?" tanya Mr. Sam lagi setelah kami duduk.

Aku mengangguk pelan, masih belum berani mengatakan maksud kedatanganku kemari.

"He doesn't want to do this?" Lagi-lagi aku hanya mengangguk.

"Uh," akhirnya kuputuskan untuk bersuara. Lebih cepat lebih baik. "I'm sorry, but I can't do this, Sir. I mean, I can do nothing if Luke doesn't want to do this."

Kulihat Mr. Sam berpikir sejenak. Raut kecewa sedikit nampak di wajahnya. "Think about it again. I really need your help."

Crap. This is not good. Kalau sudah begini aku pasti tidak bisa menolak. One of my infirmity.

"I'd like to help you, Sir, but I can't help someone who doesn't need my help."

"Maybe he just need some times. I'm pretty sure both of you can get along soon," ujar Mr. Sam mencoba meyakinkanku, walaupun aku tahu kalau itu tidak akan terjadi. Masalah kami beberapa hari yang lalu saja belum selesai.

Karena kehabisan kata-kata, aku segera pergi meninggalkan ruangannya dan pulang ke rumah.

-----

LUKE

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam ketika aku membuka pintu apartemenku. Hari ini, seperti biasanya aku hanya mengikuti satu mata kuliah-itu saja datang terlambat-, pergi ke Brooklyn sebentar untuk menjemput Ashton, lalu menghabiskan waktu mulai jam tiga tadi di tempat kami-aku, Ashton, Michael, Calum-biasa berlatih band. Kami berempat memang memiliki kegemaran yang sama, jadi terkadang kami suka berkumpul untuk sekedar bermain alat musik.

Kulempar tas ranselku ke sofa ruang tengah kemudian berjalan menuju dapur untuk mencari minuman sekaligus mengecek persediaan makanan di dalam kulkas. Dan ternyata yang kutemukan hanya dua botol air mineral dan keju yang entah sudah berapa lama menginap didalam kulkasku. Karena tinggal sendirian di apartemen, aku lebih suka membeli makanan diluar ketimbang harus susah-susah berbelanja ke supermarket dan memasak sendiri. I know this is not healthy but, this is Luke Hemmings.

Aku hendak beranjak memasuki kamar ketika tiba-tiba ponselku yang tadi juga kulempar bersamaan dengan tasku berbunyi. Dengan malas aku kembali ke ruang tengah dan mencari ponselku yang entah terlempar ke sebelah mana. Setelah berhasil menemukannya di sela-sela bantal aku pun membaca pesan masuk.

From: unknown
Is this Luke's number?

Dari siapa ini?

To : unknown
Who is this

Karena tidak segera mendapat balasan, aku pun memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Aku benar-benar lelah hari ini, jadi berendam sepertinya ide yang bagus.

Setelah menghabiskan waktu sekitar setengah jam berendam air hangat, aku kembali mengecek ponselku. Ternyata nomor tak dikenal tadi sudah membalas.

From : unknown
It's Lily

Lily who? Lily Addison? The girl who spilled my drink? Darimana dia tahu nomorku?

To : unknown
where did you get my number?

From : unknown
I got it from Ashton.

To : unknown
Whats the matter?

From : unknown
besok temui aku di perpustakaan jam 10

To : unknown
Untuk apa?

From : unknown
Belajar, bodoh.

To : unknown
Sudah kubilang aku tidak mau

From : unknown
Sebenarnya aku juga tidak mau, tapi mr. Sam memaksa

To : unknown
Bilang saja kalau aku tidak mau

From : unknown
I have, tapi tetap saja begitu. Kalau mau coba saja sendiri

To : unknown
Malas.

From : unknown
Mr. Sam bilang dia terpaksa harus mengeluarkanmu kalau kau tidak mau belajar denganku

What the heck? Aku bisa mati kalau Dad tahu tentang ini.

To : unknown
Okay, deal. Tomorrow at 10, k?

From : unknown
Wow. Alright see ya.

-----


Dirty Blonde | L.H.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang