Celah matahari masuk dari sela sela jendela, uughh udah pagi pikir Yoongi, Yoongi tidak mau membuka mata nya dan dia menggerakkan badannya dan mengeratkan pelukkan yang dikirannya bantal guling. Namun . . . ada yang berbeda dengan bantal guling nya, waktu terakhir dia meluk, bentuknya bulat dan lembut di pegang, namun sekarang berbeda, rasanya seperti dia memegang sebuah otot yang menempel di benda itu. saking malas nya dia buka, dia meraba raba benda yang dikira nya bantal guling, dari bawah ke atas. Astaga!! benda apa yang aku pegang ini Yoongi berkutat di dalam hatinya, perlahan lahan dia mulai buka mata nya untuk mengetahui benda apa yang barusan dipeluknya, "Yaa!!" Yoongi terkejut dan mendorong benda yang dikiranya bantal peluk tadi. "Heol! Ini baru pagi Hyung! sakit tahu" erangan Jimin yang barusan didorong sampai jatuh dari tempat tidurnya.
"Ini dimana?" tanyaku sambil menjauh sedikit demi sedikit dari dia. "Dimana selain di Apartemenku hyung" jawab Jimin dengan santai sambil duduk kembali dan mendekatkan dirinya dengan Yoongi. "Apa semalam ada terjadi sesuatu? atau ada hal yang aneh aku perbuat? ." tanya Yoongi dengan napas berburu buru. "Selow hyung, kemarin tidak ada terjadi apa apa dan aku tidak melakukan apapun selama kau tidur." jelas jelas Jimin bohong, Yoongi semalam mengatakan bahwa dia menyukai Jimin dan dia mengatakan sudah melakukan hal yang tidak pantas. Namun Jimin segera diam dan dia tidak mau membahas itu ke Yoongi sebab dia tahu Yoongi pasti tidak mengakui dan malu terharap dirinya sendiri.
"Baiklah, kalau gitu gomawo sudah bersedia aku tidur ditempat apartemenmu, sekarang aku mau pulang." Yoongi mengambil jacket nya dan beberapa barang miliknya, menjauh dari Jimin. Dengan cepat Jimin memegang tangan Yoongi namun Yoongi tidak bisa mengendalikan tubuhnya, seketika mereka ambruk di atas kasur, dengan posisi Yoongi menindih Jimin. Heol posisi nya rona wajah Yoongi mulai timbul di kedua pipinya.
Jimin tidak kalah terkejut dari Yoongi, namun Jimin tidak melewatkan posisi ini, dengan cepat dia memeluk Yoongi dengan erat dan menyesap aroma cherry ditubuh namja yang didekapnya ini. "Biarkan begini selama 5 menit hyung, ku mohon" ucapnya selembut mungkin dan memohon kepada Yoongi. Jimin memeluk Yoongi seperti ini ia jadi mengingat Jungkook kekasihnya yang sangat ia sayangi namun sekarang sudah tidak ada.
Yoongi tidak menjawab namun dia diam saat Jimin memeluknya dengan erat, suasana kembali hening dan dia masih dalam posisi yang sama. Sudah 5 menit, segera Jimin melepaskan pelukkannya.
"Mian Hyung aku sudah lancang memeluk dirimu" ucap Jimin dengan rasa bersalah. "Gwechana Jimin" Yoongi menjawab bahwa dia tidak apa apa, malah dia merasa sangat bahagia ketika Jimin memeluknya dengan erat.
"Kau lapar hyung?" tanya Jimin, "Ani, aku tidak lapar" langsung terdengar bunyi kriyuuk . "Hahaha aku tahu kau lapar hyung, ayo kita makan aku akan buat sarapan untuk kita berdua" segera Jimin berdiri dan menuju arah dapur. Yoongi diam dan masih berada dipikirannya sendiri, kenapa dia bisa disini, dia butuh penjelasan dari Jimin.
Yoongi mengikuti Jimin berniat membantunya memasak, Yoongi sangat ahli dalam bidang masak, jadi ia membantu Jimin membikin sarapan buat mereka berdua.
"Kenapa kau disini hyung, kau duduk aja disana" Perintah Jimin menyuruh duduk dimeja makan. Kalian tahu bukan bahwa Yoongi itu orangnya keras kepala, walaupun dosen menyuruhnya melakukan sesuatu hal pasti Yoongi tidak menurut.
"Tidak, aku akan membantumu" bantah Yoongi, "Yasudah seterah kau hyung, kalau gitu kau bisa memotong bawangnya Hyung" Jimin kembali melanjutkan aktifitas yang sempat ditundanya.
Yoongi langsung mengambil pisau dan bawang yang berada didekatnya. Heol, sekarang aku memasak dengan Jimin, tidak disangka ini akan terjadi pikiran Yoongi melayang dan tidak terpokus pada sekarang dia lakukan.
"Awww, sakit" keluar sedikit darah dijari telunjuknya, "Kan sudah aku bilang hyung, kau tidak usah kemari, Lihat sekarang! berdarah kan!" Jimin membentak Yoongi, Yoongi tidak tahu kalau Jimin akan membentaknya seperti ini, ia tahu kalau tangan nya terluka tapi hatinya lebih terluka mendengar bentakkan Jimin. Mata Yoongi mulai berkaca kaca dia ingin menangis tapi ia tidak mau menangis didepan namja ini, air mata Yoongi mulai jatuh tidak dapat Yoongi tahan.
Melihat Yoongi menangis, Jimin tidak tega, dan dia tidak tahu kenapa responnya berlebihan dan sampai membentak Yoongi. Jimin meraih jari Yoongi yang berdarah itu dan langsut mengemut nya seperti mengemut sebuah lolipop.
Yoongi langsung terdiam melihat Jimin mengemut jarinya supaya menghentikan pendarahan. Setelah Jimin selesai menghentikan pendarahannya, Jimin meraih tengkuk Yoongi dan mulai menciumnya dengan lembut.
Jimin?! menciumku?!!!
TBC
Akhirnyaa satu chapter selesai jugaaaa, terimakasih buat yang sudah membaca dari awal sampai akhir.
salam
peluk Minyoon :*'*