〰
Suara decitan pintu terdengar dari pintu yang berada di depanku, yang saat ini menjadi sandaran sukarelaku, yaitu tentu saja kamarku.
"Sayang, kamu take off 2 jam lagi. Ayo makan dulu, terus koper kamu bawa keluar ya! Papa udah nunggu kamu diluar" ucap seorang wanita paruhbaya lalu menetup kembali pintu kamarku.
"Iya ma, bentar lagi beres ini!" Jawabku sedikit dengan nada sedikit meninggi
...
Kami semua sudah duduk di meja makan keluarga kecil ini. Ada adikku nana yang sedang duduk manis disebelah laki" yang menjadi kepala keluarga disini
"Udah semua keperluan kamu sayang?" Tanya suara bariton milik laki" yang berada disamping Nana
"Udah pa" jawabku. Dengan meneguk air mineral di hadapanku
"Kamu harus nurut ya! Sama mama karin. Jangan nakal*!" Kata mama ku lagi dengan mengelus rambutku
"Iya ma" jawabku kembali
"Kamu udah makannya? Ayo berangkat? Pesawat kamu take off bentar lagi" katanya dengan pelan membuatku mengangguk pelan
"Yaudah hati* sayang! Mama pasti bakal kangen banget sama kamu" katanya lalu mencium kedua pipi dan puncak kepalaku
"Iya ma! Mama juga baik* ya" kataku kembali membalas pelukan mama
"Kakak jangan lupa sama nana ya kak?" Suara kecil dari depanku menyeruat di telingaku
Aku berjalan menghampiri gadis 5thn itu dan menggendongnya "iya sayang! Kakak ngga lupa sama kamu" aku mengecup pipi nya pelan dan bibirku beralih ke telinga kecil miliknya "jaga mama,papa ya sayang! Kakak sayang sama kamu" bisikku lalu dijawab dengan anggukan olehnya dengan mata yang berbinar
Aku menarik koperku menuju pintu. Hari ini Belanda sangat terik mataharinya. Membuatku segera ingin kembali ke tempat kelahiranku
Papa memasukan koperku kedalam mobil Toyota hitam itu. Dan aku masih setia memandang rumah yang sudah ku huni lebih 10thn
"Ayo sayang" ajak papa
Aku menjawab dengan anggukan.
Sesampainya di dalam mobil, aku bisa melihat Mama dan Nana di ujung gerbang. Apalagi mama, aku bisa melihat bulir bening di sudut matanya. Dan juga matanya yang sembab karena semalaman menangis. Aku tahu mama semalaman menangis dikamarnya karena tak ingin aku pergi ke Indonesia. Tapi keinginanku sudah membulat untuk kembali ke tempat kelahiranku.Apalagi sifat dinginku kepada mama dan papa. Memang aku bisa dikategorika anak manja. Tapi mama sudah memaklumi kondisiku yang berstatus anak brokenhome. Seperti rumah ini, Bagaikan rumah tak berisi suara, aku slalu berdiam diri di kamar, sesekali aku juga berbicara dengan mama. bukannya aku benci atau marah kepadanya,tapi aku terlalu naif untuk bisa merasakan rasanya disayang oleh beliau.
tapi waktu 14 tahun belum cukup untuk menerima perpisahan mama dan ayah yang mendadak disaat umurku menginjak 2thn.Semenjak itu aku merasa tak lengkap. ada lubang" kecil yang membuatku seperti cacat, lebih tepatnya cacat perhatian.
Mobil ini berjalan menyusuri kota ini. Membelah keramaian lalu lalang jalanan disini. Aku melihat daun" gugur disini, jalan yang biasa kulewati saat SMP ku bersama Key, sahabat karibku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbreakable
ChickLitAku terlalu terbawa perasaan, atau kamu memang cinta denganku? Berawal dari tatap lalu jatuh ke hati. Membuatku enggan untuk bersanding denganmu. Dengan kamu yang begitu sempurna dimata ku Sampul:@dewifith✖