〰
Aku berlari meninggalkan Arga dan Raina. Berlari sekencang mungkin agar mereka tak mengetahuiku dimana aku. Aku berdoa agar aku ditelan bumi. Didasar bumi agar aku bisa bersembunyi disana.
Runtuh sudah pertahananku,runtuh sudah impianku bersama Dia runtuh sudah harga diriku dihadapanya. Kenapa bisa sebodoh itu? Secara tidak langsung aku telah menjatuhkan harga diriku didepan lelaki bangsat itu.
Bruuukk...
"Aww.. sakit! Jalan pake ma-- billa? Lo?" Pekikan gadis itu membuatku mendongak saat aku mencoba membersihkan rok ku yang terkena pasir ditanah.
Siapa lagi kalo bukan dewi?
"Lo kenapa? Kok mewek lagi sih? Ya tuhan!" Nada nya histeris.
"Gue gapapa wi, cuman butuh istirahat aja kok! Gue balik dulu ya ke kelas? Bay!" Aku melambaikan tanganku dan berlari kembali menaiki tangga menuju kelasku.
Sesampainya di kelas, aku berjalan cepat menuju bangkuku dan membenamkan wajahku di kedua tanganku. Menggiit keras-keras agar anak yang lain tidak mengetahuinya.
kenapa harus aku? Aku lelah tersakiti,setidaknya aku ingin merasakan bahagia, walau sedetik saja. Apa maksutnya? Kemaren ia membawaku terbang ke langit dengan indah. Namun, detik itu juga kutarik semua ucapan ku. Perlakuannya semua terhadapku hanya ego dan kebutuhanya saja.
"Billa? Kamu kenapa?" Bahuku terguncang oleh seseorang.
Aku menoleh kearahnya mendapati Ufie,Hesti,dan Nanda.
"Bil, lo kenapa sih?" Tanya hesti dengan suara beratnya.
Mereka bertiga menatapku lekat-lekat, aku tahu mereka kawathir denganku. Tapi, aku juga tak mau memperlihatkan sisi lemahku ke mereka.
"Gue gapapa, santai aja kali natapnya!" Kusunggingkan bibirku. Membentuk seyuman semanis mungkin yang aku bisa.
"Yaudah, bu Suci udah di perjalanan tadi! Jangan sampe lo di introgasi dia!" Suhut Nanda!
"Iya-iya!" Jawabku.
〰
Semenjak kejadian di depan toilet itu, keadaan semakin memburuk. Tidak adalagi tawa, bahkan pembicaraan aku dan arga.
Kita saling diam jika bertemu, buang muka jika berhadapan. Berpaling jika mendekat. Itu saja, sudah mampu membuat hatiku hancur berkeping-keping.
Tatapannya seperti membawa belati yang sudah siap di tancapkan kehulu hati. Oh, bukan hanya tatapan. Ia saja tak sudi melihatku, sungguh teragis bukan?
Apa aku sehina itu dimatanya? Tolong kasih tau aku jika iya. Agar aku bisa belajar lebih baik lagi.
Apa salah jika aku mencintainya? Apa salah jika aku marah dengan Raina? Bukankah Raina tahu jika aku menyukai Arga? Lalu kenapa ia tega terhadapku?
Ribuan makian terhadap Raina tak berhenti. Bahkan sahabat" ku menghujatnya dengan sangat keji. Tapi? Raina masih saja bisa terseyum kecut terhadapku.
Bitch! Pergi dari hadapan gue
Sekali cabe ya tetep cabe
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbreakable
ChickLitAku terlalu terbawa perasaan, atau kamu memang cinta denganku? Berawal dari tatap lalu jatuh ke hati. Membuatku enggan untuk bersanding denganmu. Dengan kamu yang begitu sempurna dimata ku Sampul:@dewifith✖