Teh poci

42 4 5
                                    

Setelah aku menjelaskan bagaimana kegidupanku yang rumit kepada Dewi,Churil,Adam,Dan Arga.

Mereka berempat memutuskan untuk mengajakku ke Starbuks terdekat dijakarta. Karena aku sudah berjanji untuk menceritakan ke mereka...

Karena tadi Ufie di telfon kakak-nya bawha ibunya masuk rumah sakit. Jadi dia izin tidak ikut bersama kita.

Walaupun harus meng-cancle juga acara jalanku bersama mama karin.

Setelah memesan beberapa cofe dan cake. Kami kembali disibukkan dengan cerita yang kumiliki.

"intinya, gue and chelsea seayah tapi lain ibu, gue ngikut nyokap ke belanda. Dan papa disini sama keluarga barunya. Gue juga punya kakak laki-laki kuliah di jogja sama bokap. Karena Toko terbesar  kedua ada di jogja" ujarku dengan hembuasan.

"Nama abang lo Reihan Pratama kan?" Tanya dewi.

"Tepat! Biasanya Chelsea jenguk sma Abang ke belanda. Atau kalo gue kangen. Gue pulang ke indo"

"Kenapa lo ngga bilang kalo lo keluarga Pratama?" Tanya Adam. Cowok itu membuatku mendengus.

"Males aja" jawabku datar.

Aku merasa? Getaran dari saku seragamku pertanda pesan masuk.

Chelsea

Gue di parkiran, suruh jemput lo! Gpl.

Tumben? Ada apa ya? Jarang sekali aku dijemput chelsea. Biasanya dia akan uring-uringan untuk menjemputku.

"Sorry gyus, gue udah dijemput diluar. Maaf ya ngga sempet nglanjutin ceritanya. Gue cabut dulu!" Ucapku seraya bangkit dari kursiku.

Saat aku ingin berdiri dari kursiku dan bruuuk..

Aku jerjatuh kebelakang. Dan terasa nyeri di bagian pantat.

Sontak semua yang ada di cafe tertawa. Tanpa terkecuali. Apalagi tempatku yang tak jauh dari kasir.

Adam dan Arga langsung membantuku berdiri. Sedangkan churil dan Dewi? Tawanya seperti nenek lampir di siang bolong.

"Makasih" kataku. "Aku pulang!"

"Hati-hati ya bil!" Kata arga.

'duh, arga kenapa ya? Dia kok care sama gue yang notaben nya anak baru?' Ucapku kembali dalam hati.

Adam, cowok yang dari tadi memainkan Hanphone nya itu menoleh dan berkata "oke bil, tiati! Wah mas arga main tancap aja nih?" Ledek Adam dengan menggidikkan bahunya.

"Bacot lo" cibir Arga. Tapi kenapa ya? Dari tadi Arga kaya ngliatin gue gitu? Terus juga di Care ama gue? Entahlah.

"Emang bisa digambarin kalo arga tuh orangnya keras" bisik dewi ke arahku diiringi tawa cekikikan

Gue bapeer? Emang bisa dibilang gitu! gue anaknya baperan tingkat tuju kok! Jadi biasa aja sih kalo gue udah mikir macem".

Kubalas dengan seyuman. Dan aku mulai berjalan meninggalkan meja. Namun, saat aku baru meninggalkan beberapa langgakah. Tanganku ada yang menahan.

Siapa lagi ini? Aku menoleh mendapati Arga menatapku.
"Mau gue anter keluar?" Tanya arga yang diaambut dehaman oleh anak".

"Cie..cie! Billa udah ada aja nih yang nge-gebet?" Tanya Dewi. Dan jujur membuat pipiku seperti ubi ungu rebus.

"Apasih lo? Ngga lucu!" Kataku menghadap dewi. "Nggausah ga! Gue bisa sendiri!" Ujarku membuat arga mengangguk.

"Gue duluan gyus! Bye!" Aku melambaikan tanganku dan keluar dari cafe.

UnbreakableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang