Hentikan. . . Will. . .

9 2 0
                                    

"Mira. . . . . "

"Oi. . . Mira"

Mira membuka mata, dengan liur yang mengucur dari mulutnya, menetes kelantai dan membuatnya licin. . .

"Aaahh. . . Ada apa Will" Mira terbangun dari fantasinya yang menjadi-jadi karena kenikmatan dicium oleh Williams.

"Kau ini kenapa, sudah kupanggil beberapa kali dan kau hanya bilang 'Will, yang kita lakukan itu salah' berulang-ulang, apa kau berpikir kotor?" William bertanya dengan penasaran.

"Aa. . . Ap. . .apa yang kaaa-kauuu ppikkkirikan, mana mungkin aku berpikir seperti itu" Mira menjawab terbata-bata, terlihat sekali kebohongannya.

"Benarkah, jika begitu kenapa kita tidak 'melakukannya'? " ajak Will dengan semangat.

"Ka-kkaauu ini memang. . . Dasar semua pria sama saja, pemikiran mereka kotor, hanya terpaku pada berbuat maksiat, hanya mencari kepuasan saja, tidak berpikir apa yang akan terjadi kedepan, bagaimana jika aku ha . . Haa. . .haammmm" ucap Mira tak sanggup melanjutkan, hanya saha dia lupa kalau dia juga berpikir maksiat sebelumnya sampai meneteskan air liur kelantai.

"Apa kau tak mau 'melakukannya', ini akan menyenangkan, lagi pula aku yakin kau memikirkannya tadi, dan juga kau akan pergi jauh, kalau tidak melakukannya sekarang, kapan kita akan 'melakukannya', aku sudah menantikan ini dari dulu layaknya orang yang sedang dimabuk Cinta" ucao Will pada Mira sembari mengengam tangan dan mengurai rambutnya.

"Ke-keenapa kau ingin sekali, kau harus bisa menjagaku sampai pelaminan nanti, jika begini aju akan rusak, keee-keenaapaa? Me-melakkukan itu sangat berarti untukmu? Kau kejam, kau kira aku wanita macam apa, hah!, kalau kamu mau kau bisa 'menyewa' seseorang saja jika kau sangat berhasrat 'melakukannya' " ucap Mira menjauh dari Will secara perlahan.

"Mi-Mira hat. . ." Belum seselai bicara, Will melihat Mira terpeleset karena liurnya sendiri dan terjedok kepalanya dilantai dan pingsan seketika.

-dalam mimpinya, Mira memikirkan maksiat lagi dan mengiangkanya bagai orang yang mengigau saat tidur

"Aahh Will, pelan-pelan saja"

"Ahh Will kau sangat romantis"

"Will, kau membuatku senang"

Sebenarnya Will sedang mengotong Mira yang sedang pingsan terjedot kelantai dan mendengar ngigauan Mira yang menjadi-jadi.

"Sepertinya kau sudah tak saba yah Mira, kita sedang menuju ke kamar"Ucap Will lada Mira yang pulas tertidur.

Will dan Mira sudah sampai di suatu kamar besar, terdapat perabotan mewah dan suasananya romantis, Will sudah menyiapkan semuanya untuk Mira, tinggal dinikmati saja oleh mereka

"Sepertinya ada yang kurang. . ." Will bergumam dalam hati dan membaringkan mira dikasur dan memanggil para Maid untuk menyiapkan kamar.

Mira bangun 1 jam kemudian, mendapati dirinya dalam sebuah ruangan luas dan megah, seperti sebuah kamar yang digabung dengan ruang makan dan ruang tamu dengan wc yg terpisah sendiri.

"Will, kenapa kita disini" ucap Mira dan medapati juga pakaian yang dipakainya telah diganti dengan sebuah gaun mewah.
"Will, kau sudah. . . 'Melakukannya' padaku?" Tanya Mira ingin menangis.

"Belum. . Sebentar lagi kita akan 'melakukannya' " ucap Will sembari meembukan 2 kancing baju karena kegerahan.

"Will, aku sudah mengatakannya, aku ini wanita baik-baik, kau baru saja kuberi kepercayaan, tapi kau sudah merencanakan ini" Ucap Mira tesenduh-senduh sembari membuka resleting di punggungnya.

"Baiklah, ayo kita lakukan " ajak Will ke Mira sembari menunjuk meja makan yang telah diisi banyak hidangan.

"Baik, tunggu aku melepas pakaian dulu" Ucap Mira

"Umm. . . Mira, kita akan kencan, kenapa kau membuka bajumu" tanya Will.

"Itu karena. . . Eh. . . Tunggu, kau mengajaku kencan, bukan berbuat maksiat?" Tanya Mira malu senbari membetulkan baju.

"Maksiat? Sebenarnya aku kurang tahu itu apa, disekolah bangsawan aku tidak diajari kata itu. . . Ayo cepat, nanti makanannya dingin" Will menarik tangan Mira dan menyuruhnya duduk dibangku khusus.

" . . . " Mira Terdiam, hanyut dan hanya berpikir "apa yang aku pikirkan, mana mungkin Will mau merusakku, aku benar-benar malu, aku malu sekali"

"Mira? Ada apa, makananya kau tidak suka? Mau kugantikan yang kau mau?" Tanya Will.

"Ah . . Bu-bukan begitu, ak-aku hannyyya, ah sudah lah, ayo kita makan saja" Mira makan bagaikan orang yang berbuka puasa, lahap dan rakus karena menahan malu.

"Wah wah. . . Sedang berselera kau, baiklah setelah ini mari ketaman dan berbincang-bincang serta mrnghabisan hari ini bersama, karena ini mungkin yang terakhir" Will hanya tersenyum menyaksikan Mira yang makan dengan lahap.

"Ah. . . Aupua, akwu syeduang muakan, nduak ndenguar aupua-Aupua" Mira makan sambil bicara.

"Yah baiklah, mari habiskan hidangan ini" Will menyantap makanan bagai bangsawan dan Mira bagai setan kelaparan.

Setelah makan, Will mengajak Mira ketempat-tempat bagus dan romantis dan memuaskan dirinya sendiri, Mira hanya menikmati makanannya dan berharap sesuatu yang maksiat akan terjadi pada hari itu.

End of part 9

Part ini sebenarnya tambahan karena ada teman author yang minta kisah Mira dan Williams dilanjutin. . . Next part menyusul.

Vote yah kalau suka

Dodeka Iroes Kai Pergamini[Off/Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang