-Social Media stalker-
"Happy 30th anniversary @MhmdFahrez_10 ! I love you. Semoga kita langgeng ya"
***
Suatu siang sepulang dari sekolah, gue langsung nyamber handphone gue yang ditinggal di atas kasur. Jarang-jarang gue bawa handphone ke sekolah karena kebijakan sekolah yang nggak mengizinkan murid-murid membawa handphone karena alasan tertentu. Sebenernya gue nggak pernah pake handphone selama proses belajar mengajar berlangsung. Tapi peraturan tetap peraturan, gue harus taati.Tapi kadang gue bandel juga sih.
Jemari gue langsung menekan ikon aplikasi Instagram di homescreen handphone. Pertama gue nge- scroll timeline Instagram. Kemudian cek apa ada direct messeges dari seseorang dan ternyata nggak ada. Hiks.
Nggak sengaja terlintas di benak gue untuk mencari akun Instagram kak Fahrez. Kalau gue duga-duga sih, dia nggak punya akun Instagram. Dan ternyata dugaan gue benar.
Udah gue tebak-tebak username nya tapi tetap aja nggak ketemu. Sampai akhirnya gue ada ide untuk nge- stalk kakak kelas lain yang sekelas dengan kak Fahrez.
Alen, you are brilliant!
Gue membuka halaman Instagram salah satu kakak kelas, lalu memeriksa siapa aja yang dia follow, terus yang dia follow itu nge- follow siapa? Sampai akhirnya ketemu akun murid kelas 9F. Gue stalk siapa aja yang dia follow dan gue lihat-lihat postingan Instagramnya.
Siang bolong gue diperlihatkan sama postingan Instagram yang bener-bener heartbreaking. Ada sebuah postingan dimana kakak kelas yang gue stalk Instagramnya ini foto bareng sama kak Fahrez, dan caption tertulis "Happy 30th anniversary!"
Seketika udara kamar gue mendadak panas kayak di dalem oven yang suhunya diatur high . Gue natap foto itu sekali lagi untuk memastikan apa yang barusan gue lihat itu bener atau hanya hayalan gue aja?
Ternyata bener.
Gue force close aplikasi Instagram dan buka social media lainnya.
Gue beralih ke Twitter. Nulis tweet gajelas dan kadang nge- retweet status orang lain atau tweet yang isinya kata-kata bijak.
Tiba-tiba jiwa stalker gue muncul dan nggak bisa dibendung. Gue mengetik username Instagram kakak kelas 9F yang tadi gue stalk. Dan gue menemukan akun twitter nya.
Hal pertama yang gue lakuin adalah nge- stalk tweets nya.
"Happy 30th anniversary @MhmdFahrez_10 ! I love you. Semoga kita langgeng ya"
Entah kenapa, baru pertama kali ini, air mata gue berhasil keluar dari pelupuk mata. Air mata turun begitu aja tanpa aba-aba. Sesaat setelah gue nyadar kalau gue lagi nangisin pacar orang, gue buru-buru menyingkirkan air mata yang mengalir di wajah gue.
Gue kenapa sih?
Meskipun rasanya ingin banget nge- force close Twitter kayak si Instagram, tapi gue justru klik username kak Fahrez yang tertera di status akun pacarnya.
Tangis gue malah semakin menjadi-jadi saat lihat foto header dan tweets kak Fahrez.
Padahal mama gue motong bawangnya di dapur, kenapa yang nangis gue?
Gue mutusin untuk istirahat sebentar dari sosial media dan mendem kepala gue di balik bantal. Siang itu gue tidur begitu aja. Untung tidurnya nggak kebablasan sampai lupa sholat Dzhuhur.***
Pak Udin, guru IPA yang mengajar kelas gue memutuskan untuk nggak belajar pada hari itu. Katanya buat rileks dulu karena UTS udah deket dan Pak Udin udah ngajarin banyak materi ke kelas gue, jadi Pak Udin hanya muter video-video lucu di laptopnya yang terhubung sama proyektor kelas. Gue dan ketiga sahabat gue, khusunya Alin ketawa ngakak saat beberapa video lucu diputar.
Tak lama setelah Pak Udin selesai muter video, dia buka folder di laptopnya. Isinya foto semua.
"Nih foto-foto waktu LDKS" kata Pak Udin sambil mengklik folder yang dinamai 'LDKS'.
Gue cuman bengong aja ngeliatin foto-foto LDKS. Beberapa kali gue lihat temen gue yang mencalonkan diri sebagai anggota OSIS ada di salah satu koleksi foto LDKS.
Setelah beberapa menit, gue dikejutkan dengan foto kak Fahrez dan teman-temannya.
Dia berdiri di tengah, dan hanya berdiri sambil tersenyum. Seolah-olah kamera terfokus ke dia. Dan yang bikin gue gugup adalah foto itu lumayan lama terpampang di proyektor kelas. Entah kenapa fotonya nggak terganti selama 2-3 menit, jadi gue berasumsi kalau laptop nya Pak Udin macet atau apalah. Dan pasti kalian tahu lah bagaimana reaksi ketiga sahabat gue ini. Jadi nggak perlu gue jelasin lagi ya.
Sepulang sekolah, seusai menjalankan sholat Dzhuhur, gue duduk di depan komputer seperti biasanya. Gue pengen lihat foto yang tadi di tunjukin Pak Udin. Niatnya sih karena mau lihat proses LDKS dan foto temen-temen gue yang menjalani masa LDKS. Tapi dari dalam hati gue pengen banget lihat foto Kak Fahrez tadi. Jujur meskipun gue belum jadi siapa-siapanya Kak Fahrez (dan ga akan pernah jadi siapa-siapa nya, hiks) gue masih bisa ngerasain yang namanya kangen kalau ga lihat dia di sekolah. Jadi, gue memutuskan untuk cari facebook guru IPA gue. Siapa tahu foto-foto LDKS nya di upload.
Setelah berkutik dengan komputer kesayangan gue selama beberapa menit, gue nemu nih facebook guru IPA gue. Tapi, fotonya nggak di upload. Yasudahlah.
Gue masukin nama salah satu murid 9D yang gue tahu namanya, setelah itu gue stalk temen-temennya. Gue nemu satu nama di dalam list teman kakak kelas 9D yang gue stalk ini.
"Muhammad Fahrez"
Langsung gue teken tanpa mikir-mikir dulu.
Foto profilnya kayak tanda X gitu, gue nggak mengerti itu lambang apa. Gue pikir akun facebook yang gue temuin ini kepunyaan orang lain, bukan punya Kak Fahrez yang gue maksud. Tapi setelah gue lihat-lihat album fotonya.
Gue tarik omongan gue.
Meskipun fotonya burem dan pake efek hijau gajelas gitu, gue masih bisa mengenali wajah Kak Fahrez.
It is him.
Sayangnya, post terakhirnya itu tahun 2012 (hahaha..ha..ha)
Serasa pengen melempar PC keluar dari jendela kamar.
Akun facebooknya nggak diurus lagi.
Tapi gue ga berhenti sampai disitu. Tiba-tiba temen gue Adi, yang juga tahu kalau gue suka Kak Fahrez nge- BBM gue.
Adi : "Len, gue ada kabar bagus buat lo"
Alen : "Kabar apa, di?"
Adi : "Gue kan tetangga-an sama temennya Kak Fahrez.." Adi ngegantung ucapannya di BBM selama beberapa menit sampe bikin gue kesel.
Alen : "Iyaa terus apa? Gue nungguin"
Adi : "Ehehe, ok ok. Terus dia kan tahu tuh PIN nya Kak Fahrez"
Gue udah tahu ini obrolan menjurus kemana.
Adi : "Karena gue temen yang baik, nih PIN nya 21B**** "
Adi, gue berhutang budi sama lo.
Alen : "ADI MAKASIH DI YA AMPUN LO BAIK BANGET DEH. SEMOGA MASUK SURGA YE NTAR"
Adi : "Iya len iyaa. Hahaha. Buruan di invite! Nanti ceritain ke gue ya"
Alen : "Pasti lah gue cerita. Oke, daah!"
Tanpa ragu-ragu gue invite PIN yang di kasih Adi. Beberapa saat kemudian nama "Fahrez" udah ada di kontak gue. Hanya nunggu beberapa menit sampai di accept.
Gue memberanikan diri buat nyapa Kak Fahrez.
Sekali aja Len, sekali aja nyapa. Lo kan ga maksud hancurin hubungan orang lain, gue membantin.
Setelah mengumpulkan keberanian, gue mengetik sebuah kalimat lalu langsung tekan "Kirim"
Alen : "Hey, Kak!"
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
Alenovela
Short StoryAlen, gadis pemalu dan yang selalu nurut nasihat mamanya menghadapi kehidupan di SMP. Mulai dari ditembak teman kelas 7 nya lewat facebook, sampai harus menerima kenyataan bahwa orang yang ia suka jadian dengan sahabatnya. Semuanya Alen alami dalam...