9. aku.....

10.8K 483 4
                                    

"Ck, tuker? Lo kira barang bisa di tukar-menukar,ini manusia dan dia sudah menjalani kontak dengan gw." Ryan tidak peduli dengan apa kata Dave.

"Kalau begitu biar Jessica yang memilih gimana?" Usul Ryan, Dave yang tidak setuju dengan usulan tersebut.

"Kenapa lo tak--" ucapan Ryan terpotong karena...

"Stop, di tempat ini untuk bekerja bukan nya rebutin perempuan. Dan maaf saja Pak Adinata, kami harus memulai rapat secepatnya." David yang mulai bertindak, bila tidak mereka akan adu jotos.

Jessica hanya diam-diam saja, di bergerak atau bertindak bila di suruh. Bila tidak ya seperti ini, diam bingung harus mulai dari mana.

"Kalau begitu saya permisi terlebih dahulu." Jessica yang merasa tangan nya di genggam, dengan erat.

Saat Jessica membalikkan badannya, ia dapat melihat kilatan kemarahan di mata Ryan. Sebaliknya dengan David yang menatap ny datar, tidak ada ekspresi sama sekali.

***
"Kita mau kemana?" Tanya Jessica bingung.

"Ke rumah orang tua mu." Dave yang sedang duduk di kursi kemudi.

Jessica tak berani bertanya, 'Ngapain kesana?', masalah nya dari tadi Dave diam saja. Bila di ajak bicara hanya jawab ya, tidak atau oh.

Sesampai nya di Bogor, Jessica melihat ada mobil lain yang parkir di sana.

"Ibu, Jess pulang." Teriak Jessica dari luar rumah.

Mbok yang terpogoh-pogoh, membuka gerbang. " Eh ada mbak Jes, itu mbak ada tamu nunggu mbak."

"Tamu sopo toh mbok?" Tanya Jessica pada mbok nya.

"Itu lho mbak, yang itu tuh." Mbok yang lagi mikir, pas mbok melirik sebelah Jessica. "Lho mas? Kok bisa di sini? Mas kan tadi di dalem toh."

Jessica tau siapa tamu, nya kembaran nya Dave.

"Saya saudara nya mbok." Jawab Dave sambil menyalami tangan si mbok dengan sopan.

"Oalah, saya kira apaan. Yok masuk-masuk." Mbok yang mengantarkan kami ke taman belakang rumah.

"Bu, Jess pulang." Jessica yang mencium punggung tangan ibu nya.

"Kamu bohong, bilang nya seminggu sekali pulang. Ternyata lebih dari tiga bulan sekali kamu pulang toh." Jessica yang mendengar Omelan ibu nya, hanya bisa nyengir kuda.

"Kamu tak nyalim sama ayah?" Ini adalah pengalaman terbodoh Jessica, sampai lupa nyalim sama ayah nya.

Dengan cepat dia mencium punggung tangan ayah nya.

"Siang Om Fadil dan Tante Nita." Dave yang melakukan hal yang sama, yang Jessica lakukan.

Jessica yang melihat ini bingung, kok Dave bisa tau nama orang tua nya?

"Siang double kembar." Canda Ibu.

"Mama kenal mereka?" Bisik Jessica pada ibu nya.

Jessica sengaja nanya pelan-pelan agar tidak kedengaran, eh ibu jawab nya. " Kenal lah, siapa yang tidak mengenal si double kembar ini."

"Jessica kenalin mereka ini bisa di bilang Om kamu, walaupun tidak sedarah." Jelas ayah.

"Terus?" Jessica yang Masi belum mudeng, apa maksud kata ayah nya.

"Kamu harus memilih dari salah satu dari mereka, dan menikahi nya." Jessica yang sedang asik main kaki nya di bawah kursi, pas di bagian kata menikah dengan tidak sengaja Jessica menendang meja nya cukup kencang. Hingga ada minuman yang tumpah sedikit.

"Aduh maaf, gak sengaja tadi reflek." Jessica yang membersihkan bekas tumpah nya.

"Jadi gimana?" Tanya Fadil.

"Kalau ayah tanya sama Jessica, pasti ayah tau donk apa jawaban untuk pertanyaan seperti itu. Dan masa ya kali, aku menikah sama Om sendiri yah?" Jessica bingung dengan situasi seperti ini, udah di suruh kawin harus milih lagi. Kan bikin sakit hati.

"Ayah tau jawaban kamu pasti tidak, tapi ini bukan Om sedarah kamu. Hanya judul nya saja Om, dan ayah mohon untuk kali ini tidak menolak."
Baru saja Jessica mau bicara langsung di potong dengan ibu.

"Terserah kamu mau nolak atau gak, yang penting kamu harus memilih. Kami akan pergi selama beberapa bulan, dan kamu tidak perlu sakit hati karena memilih salah satu dari mereka. Karena double kembar sudah seperti anak ibu sendiri, dan ingat karena ibu pergi selama beberapa bulan kamu tinggal di rumah double kembar." Jessica yang sudah mendengar itu tidak bisa menolak.

"Emang nya ibu mau kemana?" Tanya Jessica polos.

"Mau bulan madu, bosen ibu di sini mulu."

"Kalau gitu, Jess boleh ikut donk? Jessica langsung pesen tiket nya aja ya, sama pesawat nya. Tapi ibu mau pergi kemana, ke Korea? Wah..kalo kesana Jess mau donk, mau ketemu sama Anggota E--" ucapan nya terpotong saat ibu mengangkat tangan nya.

"Tunggu-tunggu, apa maksud nya Jess cuman ayah sama ibu saja. Kamu tetap di sini, ibu juga kan pengen berduaan sama ayah. Kayak temen-temen ibu." Jessica Masi belum mudeng.

"Kan ibu setiap hari berduaan sama ayah."

Ayah tertawa yang melihat istri nya malu-malu, untuk menjawab pertanyaan anak nya. Benar-benar polos anak nya. "Ibu berbelit-belit sekali menjawab nya, bilang saja kita mau buat adik untuk Jessica." Dua kembar yang dari tadi diam saja, sekarang langsung tertawa saat melihat ibu dan anak nya muka nya memerah.

"Ihh.. udah tua juga masi kayak gitu." Gerutu Jess, yang mendapat hadiah senyuman geli.

Bersambung..

Bsk gw janji update lagi ya :)

My CEO [LF1] (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang