#1.

5.3K 267 18
                                    

Hansol POV.
Semua orang disekolah mengenalku. Hansol Vernon Chwe. Siswa kelas 2-3 di Seoul of Broadcasting High School. Namja blasteran Amerika-Korea. Sahabat dari kecilnya diva Boo disekolah ini. Aku tak ingin mesombongkan diriku. Tapi itu kenyataannya. Tapi,dibalik itu semua. Aku telah menyimpan sesuatu yang aku rahasiakan dari semua orang. Termasuk sahabat baikku sendiri,Boo Seungkwan. Atau biasa dipanggil,Seungkwan.

Seungkwan ini bisa dibilang Diva disekolah ini. Kenapa? Karna ia mempunyai suara yang tak ada tandingannya,kecuali saat bersama Lee Seokmin. Teman ekskul vokalnya yang sama sama mempunyai suara yang bagus.

Omong omong soal masalah yang aku tutupi,sebenarnya aku pikir ini tak terlalu penting. Jadi aku lebih memilih menyembunyikannya,dibanding memberitahukannya. Aku juga sudah bilang pada ibuku,agar tak perlu memberitahu siapa siapa termasuk Seungkwan. Aku takut akan membebaninya. Aku hanya ingin membuat kenangan indah selama aku masih diberikan kesempatan untuk bisa membuka mata kembali.

Sudah bukan rahasia umum lagi kalau aku menyukainya. Tapi ia tak pernah tahu soal itu. Semua temanku tahu,kalau aku menyukai,ah ani mencintai Diva Boo itu sejak aku dan dia sah menjadi sahabat 12 tahun yang lalu. Tepat usia kami menginjak umur 4 tahun. Aku tahu,ini terdengar sangat gila. Aku tak seharusnya mencintai sahabatku sendiri.

Namun,mau bagaimana lagi? Kita tak pernah tahu akan jatuh cinta pada siapa,bukan? Karena,hatilah yang memilih. Jadi jangan pernah salahkan cinta yang tumbuh dengan sendirinya. Walaupun harus menanggung sakit setiap ia menceritakan namja yang ia sukai padaku.

Tapi aku tetap bahagia,jika itu membuatnya bahagia. Jangan kira aku orangnya pengecut! Aku tak seperti itu. Aku hanya memikirkan bagaimana nasib persahabatan kami kedepannya nanti seperti apa jika aku menyatakan perasaanku padanya. Aku juga masih menghargai perasaannya terhadap namja yang ia sukai itu.

Aku kira,inilah yang terbaik untukku dan dia. Hanya bisa menyandang status sebagai 'sahabat'. Tidak lebih. Setidaknya jika aku sudah dipanggil nanti,aku tak merasa bersalah padanya karna telah meninggalkannya dengan cara yang pasti membuatnya terkejut jika ia mengetahui semuanya yang telah aku sembunyikan.

Aku tak pernah menyalahkan takdir. Apalagi Tuhan. Aku merasa bahagia malah,karna Tuhan telah memberikanku 'sesuatu' yang begitu indah. 'Sesuatu' yang indah itu membuatku menjadi seorang yang lebih kuat.

Disetiap napasku,aku berterima kasih pada Tuhan karena sudah mengizinkanku untuk bertemu kembali pada bidadari cantikku. Ya,orang itu adalah Boo Seungkwan. Namja yang menjadi alasanku bertahan hidup sampai sekarang. Senyumannya,tawa cerianya,teriakkannya seakan menjadi baterai nyawaku. Aku tak mau kehilangannya. Aku begitu mencintainya.

Aku tak pernah ingin meminta perputaran waktu pada Tuhan agar aku tak pernah bertemu Seungkwan seperti yang didrama drama. Aku malah bersyukur Tuhan mempertemukanku dengan sosok bidadari cantikku itu. Walaupun ditakdirkan sebagai seorang sahabat,aku sudah sangat bersyukur. Setidaknya Tuhan begitu baik telah mengirimi Seungkwan padaku,agar aku jaga dengan sekuat tenaga yang aku bisa hingga Tuhan memanggilku nanti.

Ya,aku sakit. Sakit yang mungkin saja bisa berujung pada maut. Yang mungkin saja bisa merenggut nyawaku. Yang mungkin saja bisa memisahkanku dengan semua orang yang aku cintai. Kanker otak stadium akhir. Aku selalu tersenyum kalau mengingat nama itu.

Sebenarnya sebelumnya penyakit ku belum sampai ke stadium akhir. Hanya saja aku yang memang tak mau dirawat dan hanya mengandalkan obat dan check up ke rumah sakit,membuat semuanya menjadi bertambah parah. Penyakit itu penyakit yang mengganaskan memang. Tapi mau bagaimana lagi? Aku harus menerima dan menjalaninya dengan lapang dada.







Author POV.
"Boononiee~. Kau sedang apa?" ucap manja seorang namja yang Hansol cintai. Ya,siapa lagi kalau bukan Seungkwan?

Seungkwan menghampiri Hansol yang tengah membaca majalah diruang tamu rumahnya,ya Hansol sedang berada dirumah Seungkwan. Panggilan itu,panggilan yang Hansol sukai sejak kecil. Hansol juga tak protes saat pertama kali ia dipanggil dengan panggilan itu. Seungkwan bilang,itu penggabungan antara namanya dan nama Hansol.

You..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang