#9

1.5K 100 1
                                    

Seungkwan POV

Detik demi detik. Menit demi menit. Jam demi jam. Hari demi hari. Minggu demi minggu. Bulan demi bulan. Tahun demi tahun.

Tak terasa aku sudah menjadi siswa sekolah tingkat akhir. Ya,itu berarti aku berhadapan pada ujian kelulusan. Seperti sekarang ini,hari ini aku sudah selesai mengerjakan ujian kelulusan dengan lancar. Berkat belajar sampai larut sepertinya,haha.

"Seungkwan! Disini!" Teriak seseorang memanggil namaku. Aku menoleh kearah sumber suara itu,lalu tersenyum lebar.

"Jeonghan Hyung!" Aku berlari kecil kearahnya. Lalu memeluknya erat,ia juga memelukku tak kalah eratnya.

"Bogoshipeo Seungkwanie!" Ucapnya gemas.

"Nado Hyung. Aku juga merindukanmu. Bagaimana kabarmu Hyung?" Tanyaku.

"Hei hei! Sudah reuniannya!" Ucap Seungcheol Hyung melerai kami. Jeonghan Hyung menatap Seungcheol Hyung tajam,aku terkekeh pelan.

"Kau ini Cheol-ah! Ah aku baik. Bagaimana denganmu?" Ucap Jeonghan Hyung seraya melepaskan pelukan kami.

"Aku baik,seperti yang Hyung lihat saat ini." Ucapku tersenyum.

"Tentu,aku bisa lihat dari tubuhmu yang semakin membulat haha." Ucap Seungcheol Hyung seraya tertawa. Aku menatapnya malas.

"Sudahlah jangan kau dengarkan namja aneh itu Kwan. Oh iya,bagaimana dengan Jisoo hm?" Jeonghan Hyung mencolek dagu ku.

"Oh itu. Kami masih berhubungan baik. Terakhir kali kami berchattingan tadi pagi,ia bilang semangat untukku dan mudah mudahan nilaiku memuaskan. Dan dia juga bilang,akan pulang ke Korea untuk melanjutkan perusahaan ayahnya dan kuliah bisnis disini." Ucapku kalem.

"Ish! Bukan itu,Kwannie!" Jeonghan Hyung mencubit pipiku gemas.

"Maksud ku,bagaimana hubunganmu dan dia? Sudah sampai ke tahap apa?" Lanjut Jeonghan Hyung. Ah,aku mengerti sekarang.

"Ah itu. Ya,jujur aku belum punya rasa sepeser pun dengannya. Aku takut melukai seseorang lagi Hyung. Hansol sudah pernah kusakiti dulu,aku takut mengulangnya kembali. Aku takut kalau aku menerima Jisoo Hyung,tapi aku belum sepenuhnya melupakan Hansol. Kau mengerti kan Hyung?" Ucapku sendu. Jeonghan Hyung mengangguk,lalu mengusap bahu kiri ku pelan.

"Tapi Kwan-ah. Pernahkah kau berpikiran untuk mencoba? Aku tahu,hal seperti ini tak boleh untuk dicoba coba. Ini masalah 'heart to heart'. Tak sadar kah kau,Jisoo sampai mau menyusulmu kesini? Itu karena ia sangat mencintaimu,Kwan. Memang dulu,Jisoo sempat menjadi milik Jeonghan. Tapi kini semua berbeda,Tuhan telah menciptakan takdir yang indah." Ucap Seungcheol Hyung. Aku tertegun mendengarnya. Benar juga apa katanya.

"Tapi,kau tahu kan bagaimana rasanya berusaha untuk me-"

"Oh ayolah Kwan. Ini bahkan hampir setahun,setidaknya kau merespon apa yang sudah ia perjuangkan. Kalau kau diam dan tak meresponnya,kau malah menyakitinya. Bukankah kau tak mau menyakiti seseorang lagi?"

"Seungcheol! Kwan-ah maafkan Seungcheol ne? Sudahlah,mungkin kau harus memikirkannya matang matang kali ini. Sudah jangan dipikirkan." Ucap Jeonghan Hyung seraya mengelus pundak ku.

"Yang dikatakan Seungcheol Hyung itu benar,Hyung. Aku telah menyakiti seseorang lagi." Ucapku tersenyum miris.

"Jadi?" Tanya Jeonghan Hyung.

"Aku akan memutuskan pilihanku secepatnya,Hyung." Ucapku tersenyum.

"Baiklah,aku harap pilihanmu tak mengecewakan kami semua terutama Jisoo. Ah,sepertinya yang lainnya sudah menunggu kita Kwan. Kajja,ppali!" Ucap Jeonghan Hyung seraya merangkul pundak ku.

You..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang