#2.

1.6K 174 7
                                    

Hansol POV.
Yak!! Hansol pabbo! Gila! Gila! Gila! Berani beraninya kau mencium sahabatmu sendiri! Aish! Aku tak habis pikir dengan diriku sendiri. Aku tak bisa mengontrolnya saat bibir tebal dan merah milik Seungkwan begitu menggoda. Aish! You make me crazy,Boo!

"Nah ayo turun." ucapku seraya membukakan pintu mobil untuknya keluar.

"Tak perlu begitu,aku bisa mebukanya sendiri,Hansol!" ucapnya seraya memukul bahuku pelan. Aku hanya terkekeh.

"Oh tidak. Boo,coba kau lihat! Restoran ini sudah penuh. Bagaimana ini?" ucapku seraya menatapnya.

"Jinjja? Ah,padahal aku ingin makan banyak daging! Lagipula kau tak ingat,sol-ah? Ini kan jam makan siang,pantas saja sudah penuh!" ucapnya menggerutu.

"Permisi tuan? Apa kalian sudah mereservasi tempat disini? Atas nama siapa?" ucap pelayan yang datang menghampiri sambil membawa pulpen dan note kecil.

"Ah tidak,kami belum mereservnya. Lagipula,tempat ini sudah penuh kan?" ucapku seraya menarik tangan Seungkwan ingin berbalik menuju mobil.

"Ah tunggu tuan. Tempat ini memang sudah penuh. Tapi ada satu tempat lagi diatas yang masih kosong. Apa tuan mau ambil?" tanya pelayan itu.

Aku menolehkan kepalaku menatap Seungkwan yang juga menatapku berbinar. Ya,kalau sudah begini mau bagaimana lagi?

"Hmm,baiklah. Kami ambil. Tolong beritahu kami dimana tempatnya." ucapku pada pelayan itu.

"Ne,baiklah. Lewat sini tuan." ucapnya mengajak kami berdua ke tempat yang dimaksud.

"Thank you very much,Boononie." ucap Seungkwan sambil bergelayut manja dilengan kiriku. Aku menolehkan kepala dan terkekeh seraya mengusak kepalanya.

"Nah,disini tuan. Pemandangannya cocok sekali dengan pasangan romantis seperti kalian bukan?" ucap pelayan itu,setibanya ditempat yang dimaksud.

"Ah anda bisa saja,kami tak paca-"

"Ya,kami sepasang kekasih. Sebentar lagi akan melangsungkan pertunangan." ucapku seraya melingkarkan tanganku ke pinggangnya. Yang diperlakukan seperti itu melemparkan tatapan mautnya

"Ah benarkah? Kalau begitu kalian harus dapat tambahan menu secara percuma sebagai tanda selamat atas berlangsungnya pertunangan kalian nanti. Kkk. Silahkan duduk tuan,silahkan dipilih menunya." ucapnya sambi menyodorkan buku menu padaku.

"Boo,kau mau yang mana hm?" tanyaku seraya menyodorkan buku menu padanya.

"Aku sama saja denganmu. Ah chogiyo,bisakah menu spesial kami diberi es krim? Aku sangat ingin es krim." ucapnya seraya tersenyum.

"Ah baiklah,kalau tuan maunya seperti itu. Lalu apalagi tuan?" tanya pelayan itu.

"Hmmm..kami pilih paket 3 yang esktra daging dan bumbunya." ucapku.

"Ne,baiklah. Silahkan ditunggu tuan."

"Ne."

Kemudian aku menoleh pada Seungkwan yang sedang melihat pemandangan rumput yang hijau membentang dari lantai dua restoran ini. Untung saja,kami mendapatkan tempat ini.

"Kau suka?" tanyaku.

"Sangat." ucapnya singkat tanpa menoleh ke arahku.

"Pemandangannya indah ya?" tanyaku lagi.

"Ne,sangat."

"Tapi tak seindah dirimu."

"Ne-eh? Yak! Kau menggombal eoh?" ucapnya seraya menolehkan pandangannya dan menatapku tajam.

"Hehe. Ah. Boo,soal tadi. Mian aku lancang." ucapku menyesal.

"Hmm. Gwaenchana." ucapnya tenang sambil menatap ke arah pemandangan lagi.

You..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang