#8

1.1K 110 1
                                    

Author POV.
Satu minggu sudah kematian Hansol. Sudah satu minggu juga Seungkwan tak mau keluar kamar. Walau sudah dibujuk dengan para sunbaenya,Seungkwan juga tak merespon apa apa. Ia tak makan,dan juga minum.

Eommanya dan juga Noona noonanya begitu khawatir dengan Seungkwan didalam sana.

Tapi orang yang didalam kamar hanya menangis,menangis,dan menangis. Seungkwan terus menangis disaat ia mengingat memori tentang ia bersama Hansol.

Seungkwan terus menangis saat ia membuka album fotonya bersama Hansol. Seungkwan juga menangis sambil memandangi figura yang terdapat foto Hansolnya.

Seungkwan memandang kalender yang digantung di dinding kamarnya. Ia tahu sekarang adalah satu minggu kematian Hansol. Maka dari itu,ia memutuskan untuk keluar kamar untuk mengunjungi makam Hansol.

Ia sudah mandi,ia juga sudah rapih dengan pakaian serba hitamnya. Ia memantapkan dirinya untuk keluar dari kamarnya.



TAP! TAP! TAP!




Semua yang ada diruang tamu memandang siapa yang baru saja turun dari tangga. Kemudian mereka semua berdiri.

"Astaga,Seungkwan. Eomma khawatir padamu! Kenapa kau tak membuka pintunya? Dan kenapa kau berpakaian hitam seperti ini?" Ucap Ny.Jwa,cemas sambil menghampiri anaknya dan menangkup wajah anaknya.

"A-aku tak apa eomma. Aku hanya ingin sendiri. Hari ini kan tepat satu minggu kematian Hansol,aku harus datang ke makamnya." Ucap Seungkwan pelan.

"Kami ikut!" Ucap Jun.

Seungkwan memandang semuanya lekat. Ia merasa bersalah karena sudah membuat cemas semuanya. Seungkwan pun kemudian menunduk. Kemudian terdengar isakkan tangis.

"Mian hikss semuanya. Aku telah hikss membuat kalian semua hikss cemas. Maafkan aku hikss." Ucap Seungkwan disela tangisannya.

"Aigoo,hoobaeku yang satu ini. Kau tak bersalah,Seungkwan-ah. Kalau kau tak mau membuat kami semua cemas,jangan mengurung diri dikamar lagi ne? Kami semua rindu dengan cerewetmu. Kami semua rindu dengan suara emasmu. Jadi jangan bersedih lagi ne? Hansol pasti ikut sedih melihatmu seperti ini. Biarkan ia tenang,Kwan." Ucap Wonwoo sambil memeluk hoobae kesayangannya itu. Seungkwan mengangguk dan melepaskan pelukannya.

"Yasudah,jadi kan kita ke makam Hansol?" Tanya Mingyu.

"Ne Hyung. Sehabis dari makam Hansol,aku ingin mampir kerumah Hansol. Apakah kalian ingin ikut?" Tanya Seungkwan.

"Tentu,kami akan ikut." Ucap Jun. Seungkwan pun tersenyum tipis memandang para Sunbaenya itu.

••••

Mereka semua memasuki area pemakaman. Seungkwan yang bersama Wonwoo berjalan didepan bersama. Yang lain berjalan dibelakang.

Sesampainya dipapan yang bertuliskan nama Hansol,Seungkwan menaruh sebucket bunga di tanah rerumputan yang datar itu.

"Annyeong,Hansol-ah. Aku kembali lagi. Ini sudah tepat satu minggu kematianmu. Kau tahu? Aku melewatinya dengan penuh perjuangan. Aku belum bisa menghapus memori yang telah kita buat dimasa lalu. Aku juga belum merelakanmu. Tapi para Sunbae kita mengingatkanku satu hal. Jika aku terus terpuruk seperti itu,kau akan sedih diatas sana. Aku tak mau kau sedih,jadi aku sebisa mungkin mengikhlaskanmu. Aku juga bersyukur masih ada mereka untuk menghibur ku." Setitik air mata lolos dari pelupuk mata Seungkwan. Wonwoo mengelus kedua bahu Seungkwan.

"Hei,aku sudah mengikhlaskanmu. Bagaimana kau sekarang? Sudah tenang? Aku merindukanmu,Sol-ah. Sangat. Kau tahu? Aku belum bisa mewujudkan permintaanmu yang terakhir. Aku masih menutup hatiku untuk siapapun,karena aku belum siap. Kau mengerti kan maksudku? Kuharap kau mengerti dengan keadaanku. Hyung,sekarang giliran kalian." Ucap Seungkwan.

You..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang