#7.

1.1K 118 5
                                    

Author POV.
Sudah satu bulan sejak Hansol dibawa kerumah sakit untuk dirawat lebih intensif. Kondisinya sudah membaik. Walau kepalanya harus plontos karena rambutnya yang terus merontok setiap harinya. Tapi Hansol tetap tampan dengan Beanie kesayangannya.

Hansol yang kemarin masih merasakan sakit yang luar biasa di bagian kepalanya,sekarang sakit itu sedikit berkurang. Tapi bukan berarti itu bisa mengurangi kesembuhan penyakitnya.

Seungkwan selalu menemani sang kekasih dirumah sakit. Teman temannya juga suka datang untuk menjenguk Hansol lagi.

Kini Seungkwan dan Hansol sedang ada ditaman belakang rumah sakit. Hansol yang duduk di kursi roda,dan Seungkwan yang berada dibelakangnya.

"Sol-ah." Panggil Seungkwan.

"Ne?" Sahut Hansol.

"Indah bukan pemandangannya?" Tanya Seungkwan.

"Hm. Tapi tak seindah dirimu." Ucap Hansol seraya terkekeh. Seungkwan merona dibuatnya.

Hansol kemudian menyuruh Seungkwan untuk berhadapan dengannya. Seungkwan pun bertumpu pada kedua lututnya dan menghadap Hansol.

"Ada apa?" Tanya Seungkwan.

CHUP

Bibir Hansol menempel pada bibir Seungkwan. Seungkwan terkejut bukan main. Tapi lama kelamaan,ia menikmati lumatan yang diberikan Hansol.

Mereka berciuman bukan berdasarkan napsu yang ada. Tapi ciuman yang saling merindukan. Mereka menyalurkan apa yang mereka rasakan dari perasaan mereka masing masing.

5 menit kemudian,mereka menyudahi ciuman itu. Hansol mengelus bibir Seungkwan dengan ibu jarinya. Lalu menatap mata Seungkwan lekat.

"Berjanjilah,kau harus menemukan penggantiku saat aku sudah tak ada nanti." Ucap Hansol.

"Kenapa kau bicara seperti itu? Kau tahukan aku malas kalau sudah berbicara dengan topik kematian? Jangan menakut nakuti ku!" Ucap Seungkwan kesal seraya membuang muka ke arah yang lain,dan mendengus kesal.

"Aku tak berniat menakut nakutimu. Tapi ini kenyataan,Boo. Ini kenyataan yang harus kau terima. Aku akan merasa sangat sedih,jika kau tak menepati janjiku." Ucap Hansol seraya menarik dagu Seungkwan untuk menatap matanya.

"A-aku. Aku tak tahu. Jangan seperti ini Hansol-ah. Kau membuatku semakin takut." Ucapnya seraya menatap Hansol berair. Karena Seungkwan yang menahan air matanya dipelupuk matanya.

"Kau harus kuat demi aku,Kwan. Aku akan selalu menjagamu dari atas sana. Yakso?" Tutur Hansol.

"Aku tanpamu bagai jantung tanpa paru paru hikss,Sol-ah. Dimana tubuhku hikss tak seimbang,dan aku tak bisa hikss bernapas." Ucap Seungkwan disela tangisannya.

Hansol menghapus air mata itu. Hansol tersenyum getir. Dan tanpa sadar dirinya juga ikut menangis.

"Sudah,jangan menangis. Yang terpenting kau sudah mau berjanji padaku,itu sudah membuatku tenang." Ucap Hansol.

Beberapa menit setelah Seungkwan menangis,Hansol meminta Seungkwan untuk mendorong kursi rodanya menuju pohon besar itu. Seungkwan pun mengangguk.

"Pemandangan dari sini lebih indah bukan?" Tanya Hansol.

"Ne! Kau benar! Darimana kau tahu tempat seperti ini,Sol-ah?" Tanya Seungkwan.

"Aku kesini bersama Sophia." Ucap Hansol.

"Jinjja? Wah,ini sangat indah!" Ucap Seungkwan masih tertakjub takjub dengan apa yang ia lihat sekarang.

"Kwan-ah."

You..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang